Masjid Agung Baiturrahim Singkil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Merapihkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak sesuai dengan judul
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
Gempa bumi dan gelombang pasang tanggal 28 maret 2005 telah menjadikan masjid ini mengalami kerusakan berat. Untuk memperbaikinya pada tanggal 7 Mei 2005 telah dibentuk Panitia Pembangunan Masjid Baiturrahim yang bertugas untuk merenovasi masjid yang rusak agar bisa dipergunakan kembali.
 
 
== Periode Singkil Lama/Lost City (1512-1883) ==
 
Seorang ilmuwan berkebangsaan Portugis mencatat tentang kerajaan Chinguelle/Quinchell/Singkil yang berbatas di sebelah barat dengan kerajaan Mancopa/Daya/Meulaboh sedangkan sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Barus. Kerajaan ini merupakan penghasil kampher (kapur), damar, sutera, lada, dan emas yang diangkut dengan lencara (perahu) sebagai alat transportasi di sepanjang aliran sungai dan laut. Kala itu Raja Singkil masih menganut agama pelbegu (animisme).
 
Nama Singkil juga sudah ada di dalam peta Petrus Plancius tahun 1592 M (Monumenta Carthographico, jilid II), di mana kerajaan Singkil telah mengadakan perdagangan dengan kerajaan Pasai, Barus, Tiku dan Pariaman, bahkan sampai ke Penang, Persia dan Jazirah Arab. Dari hubungan dagang ini, para pedagang Arab muslim membawa ajaran Islam yang mampu membuka mata hati dan pikiran Raja serta Rakyat Singkil untuk sedikit demi sedikit meninggalkan kepercayaan lama, beralih kepada ajaran yang lurus (Islam). Sedikit demi sedikit ajaran Islam berhasil mengikis habis kebiasaan orang Singkil pedalaman yang memakan daging manusia, terutama musuh.
 
Setelah Islam tersebar di seantero Kerajaan Singkil, baik pesisir maupun pedalaman, lahirlah kemudian tokoh-tokoh ulama dari kalangan anak negeri. Salah seorang ulama kelahiran Singkil adalah Abdurrauf (Syech Abdurrauf al-Singkili), lahir sekitar tahun 1615 di Suro (Singkil) dan meninggal tahun 1693. Islam dengan cepat menyebar sehingga mengubur dalam-dalam segala bentuk khurafat dan dogma yang menuhankan selain Allah Swt.
 
Seiring dengan pertumbuhan [[Islam]], ketersediaan rumah ibadah pun menjadi tuntutan masyarakat. Pada tahun 1256 H/1836 M, Raja Singkil bersama rakyat membangun mesjid pertama di ibu kota kerajaan Singkil (Singkil lama) dengan nama Masjid Jamik Baiturrahim. Konstruksinya dibangun dengan bahan kayu kapur, meranti laut, atap daun rumbia dan ijuk. Namun Informasi tentang masjid ini dalam catatan sejarah sangat sulit ditelusuri, apalagi Singkil lama sempat porak poranda di hantam gempa bumi dan tsunami (geloro laut) pada tahun 1883 M.
 
Peristiwa ini terjadi berbarengan dengan meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda yang memporak porandakan segalanya. Dari itu kita hanya bisa berasumsi bahwa raja di Kerajaan Singkil telah mengadopsi sistem pemerintahan Islam sesuai perkembangan kala itu. Tentunya kenyataan ini meniscayakan dibangunnya sebuah masjid induk sebagai tempat beribadah dan kegiatan kemasyarakatan lainnya, baik yang bersifat keagamaan maupun agenda kerajaan.
 
== Periode Singkil Baru (New Singkil, tahun 1883-sekarang) ==