Anschluss: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib) memperbaiki artikel sesuai dengan peninjauan saudara Mauliddin |
GuerraSucia (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 51:
Hanya berselang beberapa bulan setelah pemberontakan kelompok sosialis, pada 25 Juli 1934, kelompok Nazi Austria [[kudeta Juli|melancarkan kudeta]] dan berhasil membunuh Dollfuss.{{sfn|Beller|2006|pp=225}} Pembunuhan ini tampaknya diperintahkan oleh Adolf Hitler.{{sfn|Bérenger|1994|p=104}} Namun, kudeta ini mengalami kegagalan. Jerman Nazi tidak melakukan intervensi karena pemerintahan fasis di [[Kerajaan Italia di bawah Fasisme (1922-1943)|Italia]] yang dipimpin oleh [[Benito Mussolini]] pada saat itu masih melindungi kemerdekaan Austria.{{sfn|Beller|2006|pp=225}} Walaupun Hitler telah menulis dalam bukunya ''[[Mein Kampf]]'' pada tahun 1925 bahwa orang-orang Jerman harus memperjuangkan penyatuan Jerman dengan Austria,{{sfn|Shirer|1990|p=305}} kegagalan kudeta di Austria dan perlindungan dari Italia memaksa Hitler untuk mengambil sikap yang tidak terkesan agresif. Dalam pidatonya yang ia sampaikan di hadapan anggota [[Reichstag (Republik Weimar)|Reichstag]] pada 21 Mei 1935, Hitler menegaskan bahwa Jerman tidak memiliki niat maupun hasrat untuk melakukan campur tangan terhadap urusan dalam negeri Austria ataupun mencaplok wilayah Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=313}} Namun, persetujuan Liga Bangsa-Bangsa terhadap hasil [[referendum status Saar 1935|referendum tanggal 13 Januari 1935]] mengenai penyatuan kembali wilayah Saar dengan Jerman, ditambah dengan bergemingnya negara-negara Sekutu terhadap [[remiliterisasi Rheinland]] pada Maret 1936, memungkinkan Hitler untuk memperkuat tekanan terhadap Austria dan memaksa penerus Dollfuss, [[Kurt Schuschnigg]], untuk memulai perundingan dengan Duta Besar Jerman untuk Austria, [[Franz von Papen]], perihal penyatuan kedua negara tersebut.{{sfn|Shirer|1990|p=323-324}}
Dari tahun 1934 hingga 1938, Schuschnigg menggencarkan diplomasi dengan Italia, Prancis, dan Britania Raya untuk melindungi kemerdekaan Austria,{{Sfn|Lassner|2003|p=164-165}} sementara Kepala Staf Angkatan Darat Austria [[Alfred Jansa]] menyusun rencana untuk melawan agresi militer Jerman.{{Sfn|Lassner|2003|p=169}} Awalnya Britania Raya, Italia, dan Prancis membentuk [[Front Stresa]] yang melindungi kemerdekaan Austria pada April 1935. Namun, setelah [[Perang Italia-Etiopia Kedua|Italia menyerang Etiopia]] pada Oktober 1935 dan menuai kecaman internasional, front ini bubar.{{sfn|Beller|2006|pp=226}} Britania Raya sendiri juga menerapkan kebijakan [[
Pada 11 Juli 1936, Jerman menandatangani sebuah perjanjian dengan Austria yang menegaskan kembali pemeliharaan kemerdekaan Austria, tetapi Austria disebut sebagai negara Jerman kedua dan Austria menyatakan komitmennya untuk melaksanakan kebijakan luar negeri yang sejalan dengan kepentingan [[Pan-Jermanisme|pan-jermanisme]] dan mengizinkan kegiatan politik Partai Nazi.{{sfn|Cullin|Kreissler|1972|p=79}} Schuschnigg meyakini bahwa perjanjian ini seharusnya dapat mengakhiri ketegangan antara Austria dengan Jerman, tetapi bagi Hitler perjanjian tersebut hanyalah solusi sementara sembari menunggu kesempatan untuk mengambil alih Austria.{{sfn|Evans|2009|p=727}} Pada musim panas tahun 1937, Hitler memberitahukan kepada Menteri Propagandanya, [[Joseph Goebbels]], bahwa ia ingin menyelesaikan permasalahan Austria secara paksa. Hal ini didasari tidak hanya oleh alasan-alasan ideologis, strategis, ataupun militer, tetapi juga oleh motif ekonomi, mengingat Austria memiliki cadangan emas dan mata uang asing, tenaga kerja, dan sumber daya alam yang penting.{{sfn|Kershaw|2001|p=101-102}} Motif ekonomi ini dapat menjelaskan peranan penting Menteri [[Vierjahresplan|Rencana Empat Tahun]] [[Hermann Göring]] dalam mempersiapkan pelaksanaan ''Anschluss''.{{sfn|Kershaw|2001|p=133}}{{efn|Saat [[Proses Nürnberg|persidangan]], [[Hermann Göring]] menyatakan bahwa "bukan sang [[Führer]], tetapi saya secara pribadi yang mengatur lajunya dan, dengan mengesampingkan keragu-raguan sang Führer, memberikan sentuhan terakhir" {{Harv|Kershaw|2001|p=145}}.}} Pada Agustus 1937, Italia memperingatkan kepada Austria bahwa sisa waktu Austria hanya "tinggal dua puluh bulan lagi."{{sfn|Beller|2006|pp=227}} Setelah Italia bergabung dengan [[Pakta Anti-Komintern]] (persetujuan antara Jerman Nazi dan [[Kekaisaran Jepang]] yang menyatakan perlawanan terhadap komunisme internasional) pada 6 November 1937, ia menyatakan kepada Menteri Luar Negeri Jerman [[Joachim von Ribbentrop]] bahwa ia akan membiarkan peristiwa-peristiwa di Austria berjalan dengan sendirinya. Dengan ini Italia tidak lagi melindungi kedaulatan Austria,{{sfn|Shirer|1990|p=330}} sementara Prancis dan Britania Raya tidak menunjukkan niatnya untuk mempertahankan kemerdekaan Austria.{{sfn|Shirer|1990|p=353}}
Baris 145:
Reaksi dunia internasional terhadap ''Anschluss'' terbilang lemah.{{Sfn|Lassner|2003|p=180}} Sikap resmi Britania Raya disampaikan oleh [[Perdana Menteri Britania Raya|Perdana Menteri]] [[Neville Chamberlain]] di [[House of Commons]] pada 14 Maret 1938:
{{cquote|Kenyataan yang sulit diterima adalah — dan perihal kebenarannya masing-masing anggota dewan yang terhormat bisa menilai sendiri — bahwa tidak ada yang bisa menghentikan tindakan oleh Jerman ini kecuali kita atau pihak lain yang bersama kita siap untuk menggunakan kekuatan untuk mencegahnya. Saya bisa membayangkan bahwa, berdasarkan perangai masing-masing, peristiwa-peristiwa yang ada di pikiran kita saat ini akan mengakibatkan penyesalan, kesedihan, mungkin kemarahan. Peristiwa-peristiwa ini tidak bisa ditanggapi oleh pemerintah Sri Baginda dengan keacuhan atau ketenangan. Peristiwa-peristiwa ini akan memiliki dampak yang masih belum bisa dikira. Dampak langsungnya pasti akan memperhebat rasa ketidakpastian dan ketidakamanan di Eropa. Sayangnya, walaupun kebijakan
Tanggapan Britania Raya yang lunak merupakan konsekuensi dari kebijakan
Prancis sendiri sedang dilanda krisis pemerintahan pada saat berlangsungnya ''Anschluss''. [[Perdana Menteri Prancis]] [[Camille Chautemps]] telah mengumumkan pengunduran dirinya pada 10 Maret 1938, dan Prancis tidak memiliki pemerintahan hingga [[pemerintahan Camille Chautemps keempat|pemerintahan Chautemps]] digantikan oleh [[pemerintahan Léon Blum kedua|pemerintahan sementara]] [[Léon Blum]].{{sfn|Pasteur|1991|p=115}} Dalam pidatonya yang disiarkan di radio pada 13 Maret 1938, Blum hanya menyebut soal "momen sejarah" yang "berbahaya". Walaupun Blum juga mengatakan soal komitmen pemerintahannya untuk "mengembalikan kepercayaan kepada Eropa yang damai" (''rendre confiance à l'Europe pacifique''), Prancis saat itu tampak tidak berkomitmen untuk membela Austria dan juga tidak memberikan tanggapan yang berarti terhadap peristiwa ''Anschluss''.{{sfn|Pasteur|1991|p=116}}
Baris 186:
Di Jerman, keberhasilan ''Anschluss'' melejitkan kepopuleran Hitler.{{sfn|Evans|2009|p=746}} Hitler sendiri juga dibuat semakin percaya diri oleh keberhasilan ini. Bahkan menurut sejarawan Richard J. Evans, Hitler menjadi yakin bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan, dan bahwa ia tidak dapat melakukan kesalahan.{{sfn|Evans|2009|p=747}} Lunaknya reaksi dari negara-negara lain juga mendorong Hitler untuk menyimpulkan bahwa ia dapat menggunakan cara yang lebih agresif demi memperluas wilayah Jerman Nazi. Kelak ia akan menggunakan pendekatan yang agresif untuk memperoleh [[Sudetenland]] dari Cekoslowakia.{{sfn|Evans|2009|p=747}}
Peristiwa ''Anschluss'' telah menunjukkan bahwa Britania Raya menerapkan kebijakan
== Perang Dunia II dan ''Anschluss'' "batal demi hukum" ==
|