Diabetes gestasional: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 21:
| deaths =
}}
'''Diabetes gestasional''' adalah intoleransi glukosa dalam masa kehamilan yang
Klasifikasi untuk diabetes gestasional dibuat oleh Priscilla White pada tahun 1949 dengan edisi revisi pada tahun 1980. Klasifikasi ini didasarkan pada usia saat diabetes gestasional timbul, lamanya diabetes diderita, dan ada atau tidaknya komplikasi pada pembuluh darah. White membagi diabetes gestasional ke dalam 9 kelas.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seorang wanita hamil memiliki kecenderungan untuk menderita diabetes gestasional dibandingkan wanita hamil yang lain. Kondisi tersebut adalah etnis, usia wanita hamil di atas 40 tahun, Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih dari 30 kg/m<sup>2</sup>, riwayat peningkatan kadar gula darah, riwayat keluarga dengan diabetes melitus, riwayat menderita diabetes melitus sebelumnya, riwayat persalinan dengan bayi besar untuk masa kehamilan (BMK), sindrom polikistik ovarium, riwayat bayi lahir mati dalam masa perinatal, riwayat pengobatan kortikosteroid dan antipsikotik, dan kehamilan kembar.
Diabetes gestasional diduga terjadi akibat disfungsi sel beta pankreas yang menyebabkan resistensi insulin yang juga dipengaruhi oleh hormon-hormon selama kehamilan baik yang dihasilkan oleh calon ibu maupun yang dihasilkan oleh plasenta janin.
[[Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional]] atau International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) menetapkan kriteria diagnosis diabetes gestasional terbaru pada tahun 2015. Kriteria terbaru ini membedakan metode diagnosis diabetes gestasional dengan diabetes dalam kehamilan. Seorang wanita dikatakan menderita diabetes gestasional jika kadar gula darah puasanya 5,1-6,9 mmol/liter (95-125 gr/dl), atau kadar gula darah 1 jam setelah pemberian 75 gram glukosa ≥ 10 mmol/liter (180 mg/dl), atau kadar gula darah 2 jam setelah pemberian 75 gram glukosa 8,5-11 mmol/liter (153-199 mg/dl).
Penanganan diabetes gestasional meliputi dua terapi secara umum yaitu terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis. Terapi nonfarmakologis menitikberatkan terapi pada modifikasi pola makan atau terapi gizi medis, olahraga, manajemen berat badan, edukasi dan dukungan psikososial, dan pengawasan gula darah mandiri. Sedangkan terapi farmakologis merupakan terapi yang menggunakan insulin atau obat antidiabetik oral yaitu glibenklamid dan metformin.
Diabetes gestasional akan berakhir setelah proses persalinan. Hal inilah yang membedakannya dengan diabetes melitus tipe 1 atau tipe 2. Namun, pemeriksaan kontrol 4 hingga 12 minggu setelah persalinan perlu dilakukan untuk benar-benar memastikan kondisi tersebut tidak berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2.
Diabetes gestasional akan memberikan dampak kepada janin dan calon ibu. Komplikasi pada janin adalah prematuritas, bayi besar untuk masa kehamilan, trauma lahir, hipoglikemia, sindrom distres pernapasan pada bayi, jaundis, hipokalsemia, polisitemia, kelainan jantung, bayi lahir mati, dan peningkatan risiko untuk menderita diabetes meitus tipe 2. Sedangkan bagi calon ibu komplikasinya berupa preeklamsia, kemungkinan proses persalinan yang diinduksi atau bahkan operasi sesar, hipertensi, kelahiran tidak cukup bulan, polihidramnion, perdarahan setelah persalinan, infeksi, kemungkinan m enderita diabetes gestasional berulang, kemungkinan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2, peningkatan risiko menderita sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan retinopati diabetik.
Secara global, prevalensi diabetes gestasional sulit ditentukan karena terdapat beberapa kriteria diagnosis yang dapat digunakan dan proses skrining diabetes gestasional tidak dilakukan di semua negara. Pada tahun 2015, penelitian yang bersifat global menunjukkan prevalensi diabetes gestasional sebesar 24,2% di [[Asia Tenggara]]; 21,8% di [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]]; 15,8% di [[Eropa]]; 14,9% [[Amerika Utara]] dan [[Kepulauan Karibia]]; 13,2% [[Amerika Tengah]] dan [[Amerika Selatan]]; 12,45 di [[Samudra Pasifik|Pasifik Barat]]; dan 10,5% di [[Afrika Sub-Sahara]].
== Definisi ==
Baris 128 ⟶ 144:
Diabetes gestasional memiliki kemiripan dengan [[diabetes melitus tipe 2]] yang terjadi akibat resistensi dan insensitivitas [[insulin]]. Mekanisme terjadinya diabetes gestasional masih belum dipahami sepenuhnya, tetapi diduga akibat disfungsi [[sel beta]] [[pankreas]].{{sfn|Lammi-Keefe, Carol J.|2008|p=145}}
Pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, produksi hormon mengalami peningkatan. Jika sel beta pankreas tidak mampu menghasilkan jumlah insulin yang cukup untuk regulasi glukosa, maka akan terjadi peningkatan gula darah.<ref name=":12" /><ref name=":28" /> Penelitian yang dilakukan oleh A.H. Xiang dan kawan-kawan berhasil memperlihatkan penurunan fungsi sel beta pankreas hingga 67% pada wanita dengan diabetes gestasional.<ref>{{Cite journal|last=Xiang|first=A H|last2=Peters|first2=R K|last3=Trigo|first3=E|last4=Kjos|first4=S L|last5=Lee|first5=W P|last6=Buchanan|first6=T A|date=1 April 1999|title=Multiple metabolic defects during late pregnancy in women at high risk for type 2 diabetes.|url=https://doi.org/10.2337/diabetes.48.4.848|journal=Diabetes|volume=48|issue=4|pages=848–854|doi=10.2337/diabetes.48.4.848|issn=0012-1797}}</ref> Piotr Molęda dan kawan-kawan kemudian membuktikan bahwa hal tersebut terjadi bukan akibat proses autoimun berdasarkan tes antibodi anti [[asam glutamat dekarboksilase]] yang menunjukkan hasil negatif. Molęda menyebutkan bahwa kemungkinan disfungsi sel beta pankreas tersebut disebabkan oleh faktor genetik.<ref>{{Cite journal|last=Molęda|first=Piotr|last2=Fronczyk|first2=Aneta|last3=Safranow|first3=Krzysztof|last4=Majkowska|first4=Lilianna|date=7 Agustus 2015|title=The adipokines and beta cell dysfunction in normoglycemic women with previous gestational diabetes mellitus|url=https://www.researchgate.net/publication/280867383_The_adipokines_and_beta_cell_dysfunction_in_normoglycemic_women_with_previous_gestational_diabetes_mellitus|journal=Polskie Archiwum Medycyny Wewnetrznej|volume=125|doi=10.20452/pamw.3043}}</ref>
Selama kehamilan plasenta akan menghasilkan beberapa hormon yang bertujuan untuk pertumbuhan dan menginduksi perubahan metabolisme selama kehamilan. Perubahan ini akan menyebabkan modifikasi terhadap reseptor insulin. Hormon laktogen plasenta manusia atau disebut juga hormon somatomammotropin korionik manusia dan kortisol akan menghalangi reseptor insulin sehingga terjadi penurunan insulin di dalam peredaran darah.{{sfn|Lammi-Keefe, Carol J.|2008|p=145}}<ref name=":19" />
Selain itu, [[fosforilasi]] oleh
Jika wanita hamil memiliki IMT yang ≥ 30 kg/m<sup>2</sup>, akan terjadi inflamasi ringan yang berlangsung kronis. Inflamasi ini akan menginduksi sintesis [[asam santurenat]] yang merupakan unsur yang berperan dalam perkembangan diabetes gestasional dan kondisi prediabetes.<ref name=":19" />
Baris 360 ⟶ 376:
== Epidemiologi ==
Menentukan prevalensi pasti diabetes gestasional secara global masih sulit untuk dilakukan karena adanya perbedaan kriteria diagnosis yang digunakan oleh masing-masing negara. Selain itu proses skrining tidak dilakukan secara menyeluruh di semua negara.<ref name=":12" />
Secara global, penelitian pertama tentang prevalensi hiperglikemia pada wanita hamil usia 20-49 tahun dilakukan pada tahun 2013. Hasilnya didapatkan prevalensi diabetes gestasional adalah 16,9% atau sekitar 21,4 juta kelahiran hidup.<ref>{{Cite journal|last=Guariguata|first=L.|last2=Linnenkamp|first2=U.|last3=Beagley|first3=J.|last4=Whiting|first4=D. R.|last5=Cho|first5=N. H.|date=1 Februari 2014|title=Global estimates of the prevalence of hyperglycaemia in pregnancy|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168822713003860|journal=Diabetes Research and Clinical Practice|volume=103|issue=2|pages=176–185|doi=10.1016/j.diabres.2013.11.003|issn=0168-8227}}</ref>
|