Marioriawa, Soppeng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmad Densu (bicara | kontrib) k →Sejarah: h |
Ahmad Densu (bicara | kontrib) k →Sejarah: sedikit |
||
Baris 15:
== Sejarah ==
Dahulu, Marioriawa adalah sebuah kerajaan mandiri dan berdiri sendiri dalam naungan
Kala itu Marioriawa dipimpin oleh Lapaiyyo (Lamappaiyyo) Datu Marioriawa. Lantaran meninggal di
Di
Datu terakhir di Mario Riawa adalah Datu Mappejanci sedangkan Pabbicara terakhir di Attang Salo adalah La Pariwusi (Andi Pariwusi Daeng Mapadeng Pabbicara Attang Salo). Pabbicara terakhir di Manorang Salo adalah Andi Langkaco ( Andi Langkaco
Keberadaan Pabbicara pada masa dahulu merupakan sebuah institusi Peradilan Perdata dan Pidana yang bertanggungjawab secara langsung kepada Datu Marioriawa. Di Kedatuan Marioriawa terdapat tiga Pabbicara yang masing-masing mempunyai wilayah yaitu :
Sesudah berdirinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), terjadilah berbagai perubahan. Pertama, Kerajaan Soppeng ikut bergabung dengan Indonesia dan berubah menjadi Kabupaten Soppeng. Alhasil, status kerajaan Marioriawa pun ikut berubah menjadi Kecamatan Mario Riawa. Perubahan juga terjadi pada sistem kepemimpinan di Soppeng, seperti Pabbicara berubah menjadi kelurahan dan desa. Kemudian seiring dengan adanya pemekaran, maka kelurahan dan desapun bertambah. Di antaranya adalah Kelurahan Manorang Salo, Kelurahan Attang Salo, [[Batu-batu, Marioriawa, Soppeng|Kelurahan Batu-batu]], [[Kaca, Marioriawa, Soppeng|Kelurahan Kaca]], [[Limpomajang, Marioriawa, Soppeng|Kelurahan Limpomajang]], Desa Bulue, [[Laringgi, Marioriawa, Soppeng|Desa Laringgi]], [[Panincong, Mario Riawa, Soppeng|Desa Panincong]], dan [[Patampanua, Mario Riawa, Soppeng|Desa Patampanua]], dan [[Tellulimpoe, Mario Riawa, Soppeng|Desa Tellulimpoe]].<ref>{{Cite web|url=https://soppengkab.go.id/kecamatan-marioriawa/|title=KECAMATAN MARIORIAWA {{!}} Website Resmi Pemerintah Kabupaten Soppeng|website=soppengkab.go.id|language=id-ID|access-date=2017-09-18}}</ref>▼
1. Pabbicara Attang Salo yang meliputi, Wanua Penree, Wanuwa Lompo’e dan Wanua Taluma Kaca
2. Pabbicara Manorang Salo, meliputi Watang Batu-Batu, dan Wanua Welongnge
3. Pabbicara Bulu, meliputi Wanua Mario, dan Wanua Kajuara
Pada tahun 1905 Setelah perang makassar usai ditandai dengan ditangkapnya Raja Bone La Pawawoi dan dan dibuang ke Batavia serta Matinroe ri Bondu’na Raja Gowa meninggal dalam pengejaran Belanda, maka mulailah Belanda melakukan campur tangan dalam pemerintahan di semua kerajaan di Sulawesi Selatan termasuk di Kedatuan Soppeng.
Pada tahun 1906, Belanda melakukan pembatasan kekuasan kepada Datu dan dewan hadat Kedatuan Soppeng. Campur tangannya terhadap pemerintahan di Kerajaan Soppeng dengan menjadikan Kedatuan Soppeng menjadi bagian dari pada Afdeling Bone dengan status Onderafdelling Soppeng dengan struktur pemerintahan antara lain sebagai berikut :
1. Controleur
2. Clerek/Juru Tulis,
3. Datu Soppeng
4. Sulle Datu Soppeng
5. Arung Bila
6. Pa’bicara (Pengadilan)
7. Watang Lipu (Polisi Pamong Praja)
Kedatuan Marioriawa sebagai anggota Konfedarasi/Persekutuan Kedatuan Soppeng tidak mengalami perubahan berikut para Pabbica dan Matoa tidak mengalami perubahan pula.
Pada tahun 1923 pada masa A.J.L Couvreur menjadi Gubernur di Sulawesi Selatan, Gubernurmen Hindia Belanda melakukan penataan kekuasaan dan , Bone, Soppeng, dan Wajo diberikan kekuasaan zelfbestuur (Swapraja) yang membawahi beberapa distrik dan onderdistrik.
Maka Khusus pada Onderafdelling Soppeng wilayahnya dibagi menjadi 7 persekutuan adat dengan status distrik, yaitu:
1. Distrik Lalabata
2. Distrik Lilirilau
3. Distrik Liliriaja
4. Distrik Pattojo
5. Distrik Citta
6. Distrik Marioriwawo
7. Distrik Marioriawa
Dalam penataan ini Kedatuan Marioriawa ikut mengalami perubahan. Kedatuan Marioriawa yang dahulu merupakan anggota Kofedarasi / Persekutuan Kedatuan Soppeng berubah menjadi Wilayah Kesatuan Kedatuan Soppeng dengan status Distrik.
Kekuasaan Pabbicara Attang Salo dan Pabbicara lainnya yang sebelumnya merupakan institusi Peradilan berubah fungsi menjadi lembaga struktur wilayah kekuasaan dengan status Onderdistrik/Kepala Desa dan kepalai oleh seorang Petta Pabbicara.
Daerah Kedatuan Panincon yang dulunya merupakan daerah anggota Kofedarasi / Persekutuan Kedatuan Soppeng berubah menjadi Onderdistrik/Kepala Desa sama tingkatnya dengan Pabbicara Attang Salo dan Pabbicara lainnya di bawah Kedatuan Marioriawa dan tetap di kepalai seorang Datu Panincong dengan status Kepala Onderdistrik.
Wanua Penree, Wanua Lompo’e, Wanua Kaca tetap berada dalam posisinya sebagai Kampung dan dijabat seorang Matoa dengan status kepala Kampung.
Khusus wilayah kekuasaan Arung Padali yang sebelumnya merupakan anggota Kofedarasi / Persekutuan Kedatuan berubah status diturunkan posisinya menjadi sama tingkat dengan Matoa dibawah wilayah Onderdistrik Attang Salo dengan nama Sulle Watang Padali dengan dikepalai oleh seorang Arung Padali.
Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, pelaksanaan pemerintah dilaksanakan oleh Gubernur Sulawesi, struktur pemerintahan di Kedatuan Soppeng tidak mengalami perubahan dan baru pada tahun 1951 Gubernur I Sulawesi Sudiro, mengeluarkan Keputusan Gubernur No. 618 Tahun 1951 tentang diubahnya status onderafdeling menjadi kewedanan yang terdiri dari beberapa distrik. Dengan adanya keptusan ini maka Kedatuan Soppeng yang tadinya berstatus dengan Onderafdeling Soppeng berubah nama menjadi Kewedanan Soppeng. Status Kedatuan Marioriawa dan Pabbicara Attang Salo tetap statusnya tidak berubah.
Pemerintah Indonesia berusaha meredam gerakan yang mengancam kemerdekaan Indonesia dengan melakukan perubahan pada sistem pemerintahan. Pada tangal 12 Agustus Tahun 1952, pemerintah mengeluarkan peraturan No. 34 Tahun 1952 tentang Pembubaran Wilayah Dalam Daerah Swantantra yang terdiri atas tujuh daerah swantanra termasuk Swantara Bone.
Pada tanggal 13 Maret 1957, daerah Soppeng akhirnya melepas diri dari daerah Swatantra Bone menjadi daereh otonom Tingkat II Kabupaten Soppeng sekaligus pelantikan kepala daerah yang pertama yaitu Datu Haji Andi Wana dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. P.7/2/24 Tanggal 8 Februari 1957. Dengan demikian berakhirlah untuk selama-lamanya pemerintah Swapraja Soppeng baik secara de facto maupun secara de jure, dan dari tanggal pelantikan Andi Wana sebagai Kepala Daerah Soppeng inilah yang kemudian dianggap sebagai “Hari Lahir” Kabupaten Soppeng yang selalu diperingati setiap tahunnya hingga tahun 2000.
Memasuki tahun 1959, setelah Andi Wana memasuki masa pensiun sebagai Wedana maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya, dan digantikan oleh Wedana Andi Mahmud. Pada fase ini, dimulainya beberapa perubahan administrasi yang membuat kebijakan baru pasca berakhirnya masa jabatan Andi Wana, dimana secara administrasi setelah setahun berakhir masa jabatannya, ketujuh persekutuan adat diubah menjadi lima buah Kecamatan yang bersifat administrasi di Soppeng, yakni:
1. Kecamatan Marioriwawo ibu kotanya Takkalala dan dikepalai seorang Camat
2. Kecamatan Lilirilau ibu kotanya Cabbenge dan dikepalai seorang Camat
3. Kecamatan Liliriaja, Ibu kotanya Cangadi dan dikepalai seorang Camat
4. Kecamatan Lalabata ibu kotanya Watan Soppeng dan dikepalai seorang Camat
5. Kecamatan Marioriawa ibu kotanya BatuBatu dan dikepalai seorang Camat
Adapun Kedatuan Pattojo dan Kedatuan Citta dimasukkan dalam wilayah Kecamatan Liliriaja dengan status Kepala Desa.
Dengan perubahan tersebut Kedatuan Marioriawa dibekukan dan berubah nama menjadi Kecamatan Marioriawa, begitu juga Pabbicara Attang Salo di bekukan dan berubah nama menjadi Desa Attang Salo, sama halnya dengan Matoa Lompo’e, Matoa Kaca, Matoa Penree dan Sullewatang Padali berubah nama menjadi Dusun yang dikepalai seorang kepala Dusun. Dan pada era reformasi Desa Attang Salo di mekarkan menjadi tiga desa yaitu :
1. Kelurahan Attang Salo
2. Kelurahan Kaca
3. Desa Tellu Limpoe
Demikianlah sejarah singkat keberadaan Pabbicara Attang Salo Marioriawa yang kemudian hari berubah nama menjadi Kelurahan Attang Salo
▲Sesudah berdirinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), terjadilah berbagai perubahan. Pertama, Kerajaan Soppeng ikut bergabung dengan Indonesia dan berubah menjadi Kabupaten Soppeng. Alhasil, status kerajaan Marioriawa pun ikut berubah menjadi Kecamatan Mario Riawa. Perubahan juga terjadi pada sistem kepemimpinan di Soppeng, seperti Pabbicara berubah menjadi kelurahan dan desa. Kemudian seiring dengan adanya pemekaran, maka kelurahan dan desapun bertambah. Di antaranya adalah Kelurahan Manorang Salo, Kelurahan Attang Salo,
Nama-Nama Raja yang pernah memimpin Kerajaan (Akkarungeng) Marioriawa yaitu:
Baris 29 ⟶ 115:
# La Botting Langi Datu Tanetelangi kemudian La Botting Langi Datu Tanetelangi menikah dengan Datu Mario (Mariorawa & Marioriwawo masih bersatu)
# Datu Mario (istri Labotting Langi) (Mariorawa & Marioriwawo masih bersatu)
# We Temma Buleng Malotongnge Datu (Ratu) Marioriawa (anak dari La Panyorong) kemudian
# La Lelling Lampe Datu Mariorawa
# La Pagemusu Datu Marioriawa, La Pagemusu Datu Marioriawa menikah dengan We Pawempe melahirkan anak I Mataesso atau dikenal Mappaloe Datu Marioriawa
# I Mataesso atau dikenal Mappaloe atau I Mapalalla
# La Temmu Page Matinroe Ri Panci mempunyai anak bernama La Pawellangi Datu Marioriawa
# La Pawellangi Datu Marioriawa, La Pawellangi Datu Marioriawa
# I Tenri Essa Datu Marioriawa, I Tenri Essa Datu Marioriawa
# I Samaelo atau dikenal dengan nama Isamaunru Datu Marioriawa, I Samaelo menikah dengan Labattoa datu Tampaning melahirkan anak 1. La Cake Datu Marioriawa 2. Yatu Petta Walue Datu Mariorawa
# La Cake Datu Marioriawa
# Yatu Petta Walue Datu Marioriawa, Yatu Petta Walue menikah dengan Latone Datu Soppeng melahirkan anak antara lain : 1.
# La Mallarangeng,Datu (Raja) Marioriawa merangkap Datu Lompulle dan Datu Marioriwawo menikah dengan I Tenrileleang Pajung Luwu melahirkan anak bernama 1. La Maddusila Karaeng Tanete 2.
# La Tenrisessu Arung Paccana Datu Marioriawa Opu Cenning Luwu (anak La Malarangeng Datu Lompulle dan
# La Mappaiyo Datu (Raja) Marioriawa MatinroE Ri Lagosi (Tewas Oleh Iparnya sendiri yang bernama I Tenri Dolong), La Mappaiyo kemudian menikah dengan I Tenri Dio di kenal dengan nama ArungngE Ilamming kemudian
# Yabeng, Datu (Ratu) Marioriawa Attang Salo, Yabeng menikah dengan
# La Sumampa (Petta Jangko) Datu Marioriawa
# I Dulu Datu Marioriawa, I Dulu menikah dengan La Makkarakalangi Baso Tancung (Tanecung) Datu (Raja) Marioriawa
# La Makkarakalangi Baso Tancung (Tanecung) Datu (Raja) Marioriawa menikah, La Makkarakalangi Baso Tancung dengan I Dulu Datu Marioriawa melahirkan bebepara anak diantaranya 1. Lakoro Arung Padali, 2. I Bau Datu Tempe, kemudian Ibau Datu Tempe menikah dengan La Patongai Datu Lompulle melahirkan anak bernama La Passamula Datu Mariorawa MatinroE ri Batubatu, Merangkap Datu Lompulle, Ranreng Talotenre dan Arung Matowa (Raja) Wajo, kemudian La Makkarakalangi Baso Tancung menikah lagi dengan Ininong melahirkan anak bernama We Pada Datu Marioriawa
# La Koro Arung Padali Datu Marioriawa tahun 1885-1891 Merangkap Batara Wajo/Arungmatowa (Raja) Wajo XLI
# La Passamula Datu Mariorawa MatinroE ri Batubatu tahun 1892-1897, Merangkap Datu Lompulle, Ranreng Talotenre dan Arung Matowa (Raja) Wajo, La Passamula
# We Pada Datu Marioriawa, We Pada menikah dengan La Mappatola Datu Bakke melahirkan beberapa anak antara lain 1. La Malleleang Datu Marioriawa, 2. Dara Walie Datu Marioriawa, 3.
# Dara Walie Datu Marioriawa,
# La Mappe Datu Marioriawa Tahun 1900-1911, La Mappe menikah dengan We Besse Punna Bolae ri Silaja melahirkan anak bernama Isa Arung Padali kemudian Isa Arung Padali menikah dengan Andi Wana Datu Soppeng melahirkan beberapa anak antara lain 1. Andi Muhammad Galib / Datu Galibe Datu Marioriawa. 2. We Tenri Dio Datu Lompulle kemudian menikah dengan Andi Muhammad Tahir Petta Enrekeng melahirkan anak Andi Mappejanci Datu Marioriawa Merangkap Datu Soppeng XXXVII
# La Marola Datu Marioriawa (anak La Palloge Petta Watanglipu)
# Ali Datu Marioriawa
# La Malleleang Datu (Raja) Mario Riawa Attassalo, La Malleleang menikah dengan I Tenri Lawa Arung Liu melahirkan anak bernama Andi Makkaraka Ranreng Bentengpola kemudian
# La Paselleang Datu Mariorawa
# Andi Mungkace Datu Marioriawa
Baris 61 ⟶ 148:
Nama-Nama pejabat yang Pernah menduduki Jabatan Pabbicara (Kepala Pengadilan Merangkap Kepala Pemerintahan/Wanua) Di Attang Salo Marioriawa
# Dg Mamalu Petta Pabbicara (Kepala Pengadilan Merangkap Kepala Pemerintahan/Wanua) ri Attang Salo Marioriawa (Putra dari Lapagemusu Petta PonggawaE anak La Mappaiyo Datu (Raja) Marioriawa MatinroE Ri Lagosi
# Dg MappilE Petta Pabbicara (Kepala Pengadilan Merangkap Kepala Pemerintahan/Wanua) ri Attang Salo Marioriawa Putra dari Dg. Mamalu Petta Pabbicara Attang Salo Marioriawa
|