Lê Quang Tung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
Tung dilatih oleh CIA di Amerika Serikat.{{sfn|Karnow|1997|p=307}} Sebagai loyalis Diệm, ia memimpin pasukan sejumlah 1.840 orang,{{sfn|Langguth|2000|p=248}} yang beroperasi di bawah pengarahan Nhu ketimbang komando tentara.{{sfn|Jones|2003|p=390}} Ia tak melakukan operasi melawan para pemberontak komunis [[Việt Cộng]], namun utamanya memakai pasukannya di Saigon untuk menindas para lawan rezim Diệm.{{sfn|Karnow|1997|p=309}} Serangan-serangan terkenal Tung terjadi pada [[krisis Buddha]] tahun 1963. Pada masa itu, mayoritas penganut Buddha menggelar unjuk rasa massal melawan kebijakan-kebijakan pro-Katolik dari rezim Diệm.{{sfn|Jacobs|2006|pp=143–150}}
 
Pada 21 Agustus 1963, atas perintah Nhu, pasukan Tung [[penyerbuan Pagoda Xá Lợi|menyerbu Pagoda Xá Lợi]], sebuah kuil Buddha utama di Saigon. Serangan tersebut merebak ke sepanjang belahan negara tersebut, menyebabkan jumlah orang tewas mencapai sekitar ratusan.{{sfn|Karnow|1997|p=317}}{{sfn|Jacobs|2006|pp=152–153}} Pagoda-pagoda mengalami kerusakan berat dan lebih dari 1.400 [[bhikkhu]] dan [[bhikkhuni]] ditangkap.{{sfn|Jacobs|2006|pp=152–153}} Serangan-serangan tersebut terjadi setelah Nhu menjebak sejumlah jenderal [[Tentara Republik Vietnam]] agar sepakat untuk mendeklarasikan [[darurat militer]]. Ia mengetahui bahwa para jenderal berencana dan berharap untuk memanfaatkan darurat militer untuk menggulingkan saudaranya, namun kalah jumlah karena pasukan khusus Tung dikirimke pagoda-pagoda dengan menyamar sebagai prajurit Tentara Republik Vietnam reguler.{{sfn|Hammer|1987|pp=166–167}} Akibatnya, mayoritas penganut Buddha di Vietnam Selatan awalnya menganggap pasukan reguler menyerang pada bhikkhu, sehingga merusak kredibilitas para jenderal di kalangan masyarakat sebagai pemimpin potensial negara tersebut.{{sfn|Jones|2003|pp=299–309}}{{sfn|Maclear|1981|pp=89–90}} Setelah serangan-serangan tersebut, para pejabat AS menahan bantuan kepada pasukan khusus agar mereka dipakai untuk menyerang komunis ketimbang menyerang para pembelotpembangkang politik atau agama.{{sfn|Langguth|2000|p=248}}{{sfn|Tucker|2000|p=227}}
 
Pada 1963, terjadi serangan keagamaan terkenal lainnya yang didalangi oleh pasukan Tung. Seekor [[ikan mas]] berukuran sangat besar ditemukan berenang di sebuah kolam kecil di dekat kota pusat [[Da Nang|Đà Nẵng]]. Penganut Buddha lokal mulai meyakini bahwa ikan tersebut adalah [[reinkarnasi]] salah satu murid [[Buddha Gautama]]. Ketika makin banyak orang berziarah ke kolam tersebut, sehingga kegelisahan timbul di kalangan kepala distrik dan para bawahaannya, yang memberikan jawaban kepada [[Ngô Đình Cẩn]], adik Diệm lainnya. Para perwira [[ranjau darat|meranjau]] kolam tersebut, namun ikan tersebut selamat. Mereka menembaki kolam tersebut dengan senapan mesin, namun ikan mas tersebut lagi-lagi lolos dari kematian. Untuk menghadapi ikan yang masih bertahan tersebut, mereka memanggil pasukan khusus Tung. Pasukan Tung [[granat tangan|menggranat]] kolam tersebut dan akhirnya membunuh ikan mas tersebut mati. Pembunuhan tersebut menjadi bumerang, karena sangat banyak dipublikasikan. Banyak surat kabar di seluruh penjuru dunia menampilkan cerita-cerita tentang ikan ajaib tersebut. Helikopter-helikopter Tentara Republik Vietnam mulai mendarat ke tempat tersebut, dengan para pasukan parasut mengisi botol-botol mereka dengan air yang mereka anggap ajaib.{{sfn|Prochnau|1995|p=411}}
Baris 49:
==Kudeta dan pembunuhan==
{{see also|Kudeta Vietnam Selatan 1963|Penangkapan dan pembunuhan Ngô Đình Diệm}}
Pada bulan September, Diệm dan Nhu mengetahui bahwa sekelompok jenderal merencanakan sebuah kudeta.{{sfn|Karnow|1997|p=318}} Nhu memerintahkan Tung dan [[Tôn Thất Đính]] – seorang jenderal loyalis yang mengkomandani [[Korps III (Vietnam Selatan)|Korps III]] Tentara Republik Vietnam yang mencakup wilayah [[Saigon]]{{sfn|Karnow|1997|p=317}} – merencanakan kudeta palsu melawan pemerintah. Salah satu tujuannya adalah untuk mengecoh para pembelotpembangkang anti-pemerintah untuk bergabung dalam pemberontakan balsu sehingga mereka dapat diidentifikasikan dan disingkirkan.{{sfn|Jones|2003|pp=398–399}} Tujuan lainnya adalah untuk menjalin hubungan masyarakat yang akan memberikan kesan palsu soal kekuatan rezim.{{sfn|Karnow|1997|p=318}}
 
Bernama kode [[Operasi Bravo]], tahap pertama skema tersebut melibatkan beberapa prajurit loyalis Tung, menyamar sebagai pemberontak, dan memalsukan kudeta. Tung kemudian mengumumkan pembentukan "gerakan revolusioner" yang terdiri dari para aktivis oposisi, sementara Diệm dan Nhu berpura-pura melarikan diri.{{sfn|Tucker|2000|p=227}}{{sfn|Karnow|1997|p=319}} Pada kekacauan yang diatur pada kudeta pertama, para loyalis yang menyamar membuat kerusuhan. Dalam kekacauan berikutnya, membunuh para perencana kudeta utama, seperti Jenderal-jenderal [[Dương Văn Minh]], [[Trần Văn Đôn]], [[Lê Văn Kim]] dan para perwira junior yang menyerang mereka. Pasukan Tung dan beberapa orang yang memiliki hubungan rahasia dengan Nhu juga membunuh beberapa tokoh yang membantu para konspirator, seperti Wakil Presiden tituler namun relatif tak berkuasa [[Nguyễn Ngọc Thơ]], perwira CIA [[Lucien Conein]], yang ditugaskan di Vietnam sebagai penasehat militer, dan Duta Besar Lodge.{{sfn|Sheehan|1988|p=368}} Mereka kemudian menyalahkan "unsur-unsur netralis dan pro-komunis".{{sfn|Sheehan|1988|p=368}} Peristiwa tersebut disusul oleh "kudeta balasan" palsu, di mana pasukan khusus Tung, yang meninggalkan Saigon untuk bertugas memerangi komunis, serta pasukan Đính akan memasuki kembali Saigon dengan rasa kemenangan untuk menegaskan kembali rezim Diệm. Nhu kemudian memanfaatkan kecemasan di kalangan para pembelotpembangkang.{{sfn|Tucker|2000|p=227}}{{sfn|Karnow|1997|p=319}}
 
Namun, Nhu dan Tung tak menyadari bahwa Đính menjadi bagian dari rencana kudeta yang sebenarnya. Panglima Korps III tersebut berkata kepada Tung bahwa kudeta balasan dibutuhkan untuk menambah jumlah masukan. Ia berkata bahwa tank-tank diharuskan "karena baju zirah itu berbahaya". Agar Tung terkecoh, Đính berkata bahwa pasukan bugar dibutuhkan,{{sfn|Jones|2003|p=399}} dengan berpendapat: {{quote|Jika kita menggerakkan reserve ke kota, Amerika bakal geram. Mereka mengeluhkan bahwa mereka tak berjuang dalam perang. Sehingga mereka harus mengkamuflase rencana mereka dengan mengirim pasukan khusus ke luar negara tersebut. Hal tersebut akan menipu mereka.{{sfn|Jones|2003|p=399}}}}