Siti Hartati Murdaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Atlantic306 (bicara | kontrib)
image format
Erfo12 (bicara | kontrib)
Baris 29:
 
== Latar belakang ==
Pada tanggal 29 Agustus 1946 di Jakarta terlahir seorang perempuan yang kelak akan menjadi salah satu figur paling berpengaruh dalam perekonomian Indonesia maupun kemajuan ajaran Buddha di Indonesia. Perempuan tersebut bernama Siti Hartati Tjakra dengan nama Tionghoa Chow Li Ing (周利颖鄒麗英/邹丽英). Menarik untuk diketahui bahwa nama Hartati merupakan pemberian dari Ir. Soekarno yang merupakan Presiden pertama di Indonesia. Ayah Hartati yakni Tjakra Bhudi dahulu merupakan seorang jurnalis yang ditugaskan ke Indonesia untuk meliput berita hingga kemudian beralih menjadi pengusaha kayu. Hartati merupakan putri sulung dari tujuh bersaudara, ia memiliki lima orang adik perempuan dan satu orang adik laki – laki.
 
Sejak kecil, Hartati merupakan sosok yang serba bisa di dalam keluarganya, selain rajin belajar, dirinya juga pandai menyanyi, membuat kue, memasak, menjahit pakaian bahkan memangkas rambut juga bisa dilakukannya. Hartati juga tumbuh sebagai seorang Buddhis yang taat, dirinya tidak segan – segan untuk membersihkan, menyapu, mengepel vihara bahkan mencuci jubah para Bhikkhu Sangha. Selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Hartati pun melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Universitas Res Publica, kala itu sulit sebetulnya bagi warga keturunan dapat mengenyam pendidikan tinggi, beruntung saat itu Hartati dapat menjadi segelintir warga keturunan yang dapat menempuh jenjang pendidikan tinggi. Namun, karena gejolak politik yang saat itu terjadi, Universitas Res Publica dibubarkan karena dicap sebagai kelompok kiri. Singkat cerita, Hartati pun berhasil memperoleh gelar Doktoranda (Dra.) di bidang tata niaga dan lulus dengan predikat yudisium magna cum-laude.