Ilmu keolahragaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 66:
Prof. Haag dari Universitas Kiel, Jerman Barat, sejak tahun 1979 membagi ilmu keolahragaan menjadi tiga kelompok utama, yang meliputi tujuh bidang teori (Lutan, Rusli, 1991:24). Ketujuh bidang teori yang dimaksud meliputi:
# ''
# ''
# ''
# ''
== Metode penelitian ==▼
Ilmu Keolahragaan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi tentang fenomena keolahragaan yang dibangun melalui sistem penelitian ilmiah. Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri pada hakekatnya Ilmu Keolahragaan dapat didukung dengan kajian ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kajian ontologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya yang menjadi obyek studi ilmu keolahragaan yang dianggap unik dan tidak dikaji oleh disiplin ilmu lain. Kajian epistemologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara dan sistem kajian yang dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keolahragaan. Sedangkan kajian aksiologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya nilai-nilai yang diberikan oleh ilmu keolahragaan bagi kemaslahatan hidup umat manusia. Kajian ontologis dapat menunjukkan bahwa studi ilmu keolahragaan memiliki obyek material yaitu gerak manusia (human movement) dan obyek material yaitu gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan.
Dengan obyek studi tersebut kajian ilmu keolahragaan Dimensi Kajian Ilmu Keolahraga Sport Science, Vol. 01 No. 01 5 menjadi sangat kompleks karena di dalam obyek studi itu terkandung dimensi biologis, psikologis, budaya, dan antropologis. Sementara itu, gerak manusia dalam rangka pembentukan dan pendidikan telah menjelma dalam spektrum aktivitas jasmani yang luas, yang meliputi: play, games, physical education and health, sport, dance, recreation and leisure. Kajian ilmu keolahragaan menjadi semakin kompleks ketika berbagai aktivitas jasmani tersebut berkorelasi dan berinteraksi dengan aspek-aspek sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum, keamanan, dan ketahanan bangsa. Kajian epistemologis dapat menunjukkan bahwa ilmu keolahragaan dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan kajian dan metode penelitian.
Ada 4 pendekatan kajian yang dapat digunakan yaitu pendekatan: 1) multi-disiplin; 2) inter-disiplin; 3) lintas-disiplin; dan 4) trans-disiplin. Pendekatan multi-disiplin merupakan pendekatan dimana berbagai disiplin ilmu dengan perspektifnya masing-masing tanpa kesatuan konsep mengkaji fenomena keolahragaan. Pendekatan interdisiplin merupakan pendekatan dimana dua atau lebih disiplin ilmu berinteraksi dalam bentuk komunikasi ide atau konsep yang kemudian dipadukan untuk mengkaji fenomena keolahragaan. Pendekatan lintasdisiplin merupakan pendekatan dimana aspek-aspek yang ada dalam fenomena keolahragaan menjadi pusat orientasi penyusunan konsep secara terpadu dengan menggunakan teori-teori beberapa disiplin ilmu yang relevan. Dengan pendekatan lintas disiplin, batas-batas disiplin ilmu sumbernya menjadi tersamar atau tidak tampak.. Pendekatan transdisiplin merupakan pendekatan yang relatif baru dalam pengembangan ilmu, yaitu pendekatan dimana suatu disiplin ilmu dikembangkan dengan menggunakan metode, teknik, atau cara-cara yang telah lazim digunakan oleh disiplin ilmu lain.
Dari aspek metodologis dalam penelitian keolahragaan dapat digunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan: 1) positivistik-empirik; 2) fenomenologis; dan 3) hermeneutik. Pendekatan positivistik-empirik menekankan pada data empirik hasil observasi dengan menggunakan instrumen tertentu, dan dalam posisi terpisah antara peneliti dengan obyek yang diteliti. Pendekatan fenomenologis menekankan pada pengungkapan fenomena empirik melalui pengamatan langsung yang kemudian ditafsirkan dan diberi makna. Pendekatan hermeneutik menekankan pada pemaparan pengetahuan berdasarkan pemahaman dan penafsiran atas obyek kajian dengan menggunakan teori yang sudah ada. Dimensi Kajian Ilmu Keolahraga Sport Science, Vol. 01 No. 01 6 Kajian aksiologis dapat menunjukkan bahwa ilmu keolahragaan dan aplikasinya dalam bentuk aktivitas keolahragaan ternyata memiliki nilainilai positif berkenaan dengan realitas kehidupan individu maupun masyarakat luas secara universal. Disamping nilai-nilai pembentukan dan pendidikan sebagai nilai-nilai utama, nilai survival bagi kehidupan umat manusia merupakan nilai yang lebih esensial. Nilai-nilai lain sebagai nilai ikutannya adalah berpotensi untuk memberikan sumbangan dalam membentuk kehidupan masyarakat dan umat manusia dalam kebersamaan tanpa mamandang perbedaan suku, ras, bangsa, agama, dan budaya. Dalam skala yang lebih bersifat sektoral, memiliki nilai-nilai dapat menyumbang terbentuknya dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi, ideologi, politik, hukum, keamanan, dan ketahanan bangsa.
▲1. Sport medicine, merupakan bidang teori dalam olahraga yang mengkaji tentang cara mendiaknosis suatu cedera, cara pencegahan cedera, cara penanganan cedera, dan rehabilitasi cedera yang dialami saat berolahraga. Penerapan ilmu kedokteran ke dalam bidang olahraga berkembang pesat, teruatama dalam kegiatan olahraga kompetitif. Penelaahan kemampuan biologic, pencarian paramerter kemampuan biloigs, penggunaan data medik untuk meramalkan presetasi atau kemampuan mengatasi beban latihan misalanya, merupakan kajian dari sport medicine. Yang banyak berkecimpung di wilayah ini yakni para dokter, seperti kecenderungan yang terjadi di Indonesia. Persoalan tentang gizi, proses rehabilitasi cidera, juga termasuk dalam sport medicine.
▲2. ''Sport biomechanic,'' merupakan bidang teori yang mengkaji tentang gerak tubuh saat melakukan olahraga menggunakan hukum mekanika dan fisika, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar tentang pelaksanaan gerak pada olahraga, sehingga dapat memperagakan, menggambarkan, dan mengukur gerakan yang lebih baik. Bidang teori ''sport biomechanic,'' juga memberikan pemahaman tentang aplikasi prinsip-prinsip fisika dalam olahraga, seperti gerakan, perlawanan, momentum, dan pergesekan. Konsentrasi wilayah masalah ditekankan pada wilayah kajian aspek mekanika dari performan seseorang dalam olahraga. Analisa tentang bentuk dan arus gerak, berikut hukum-hukum mekanika yang tersangkut di dalamnya dalam rangka mencapai efisiensi gerak yang optimal merupakan wulayah kajian bio-mekanika olahraga. Dewasa ini, subdispilin biomekanika olahraga berkembang pesat dengan dukungan teknologi komputer. Degan menggunakan hasil rekaman performan tiga dimensi yang kemudian dihubungkan dengan program khusus komputer, para ahli dapat menganalisa struktur gerak secara teliti sehingga dapat mengetahui posisi anggota tubuh yang ideal atau kesalahan yang terjadi.
▲3. ''Sport psychology,'' merupakan bidang teori olahraga yang mengkaji tentang psikologi atlet atau pelaku olahraga. Menurut divisi 47 American Psychological Association, ''sports psychology'' meliputi barisan topik mencangkup motivasi untuk tetap berusaha dan mencapai sukses, psikologis pertimbangan atau perhatian dalam cedera olahraga dan rehabilitasi, menasehati teknik atlet, menafsirkan bakat, latihan ketaatan and menjadi baik, memahami diri berhubungan dalam menuju keberhasilan, latihan olahraga, pemula dan peningkatan prestasi serta teknik pengaturan diri (Kendra Cherry, About.com Guide). Konsentrasi masalah ditekankan pada gejala psikologis terutama pada tingkat individual. Beberapa konsep seperti motivasi (termasuk motif berprestasi), kecemasa, arousal dalam kaitannya dengan fermorman seseorang termasuk dalam psikologi olahraga. Akhir-akhir ini juga berkembang pengetahuan tentang psikologi kepelatihan, yakni subdisiplin ilmu yang mengkhususkan perhatiannya apda aspek psikologis dalam kegiatan melatih olahraga kompetitif.
▲''4. Sport sociology,'' bidang ini mengkaji tentang sosiologi dalam olahraga yang mencangkup kelakuan atau kebiasaan manusia, interaksi sosial yang tibul dalam aktifitas fisik, keterlibatan media dalam perkembangan olahraga. Biasanya tiap jenis olahraga dan juga even olahraga yang diadakan akan memberikan pengaruh sosial yang berbeda-beda pada masyarakat dan juga pelakuolahraga itu sendiri. Konsentrasi masalah terutama tentang gejala sosial budaya dalam olahraga. Sebagai contoh, apakah ada kaitan antara minat terhadap olahrga dengan status sosial ekonomi anak remaja tergolong kajian sosiologis. Proses pembentukan kelompok penggemar sepakbola, gejala perilaku agresif, identifikasi tokoh, penularan minat, perkembangan olahraga kemasyarakatan, masalah-masalah dalam tinju profesional misalnya, merupakan isu dalam sosiologi olahraga. Topik tertentu agak tumpang tindih dengan psikologi sosial, seperti misalnya kajian tentang sikap mahasiswa terhadap olahraga, atau peranan olahraga di kampus.
▲''5. Sport pedagogy,'' bidang ini mengkaji tentang ilmu mendidik dalam olahraga. Mempersiapkan pemahaman dan pengertian yang tepat dalam aktifitas fisik sesuai dengan perkembangaan peserta didik dan menggunakan strategi untuk menemukan potensi yang ada pada peseta didik. Konsentrasi masalah yang dapat digali dari wilayah ini ialah isu olahraga yang bersifat kependidikan, termasuk proses belajar-mengajar keterampilan motorik. Pengembangan teori belajar-mengajar dengan berbagai aspek didalamnya (misalnya, transfer latihan, mental practice, gejala lupa, dan lain-lain) termasuk ke dalam pedagogi olahraga, meskipun kini subwilayah itu telah berkembang pesat sebagai subdisiplin ilmu yang semakin mandiri. Bagaimana meningkatkan efektifitas pengajaran, mempersiapkan tenaga guru olahraga, penyelengaraan program in-service misalnya, tergolong wilayah pedagogi.
▲''6. Sport history,'' bidang ini mengkaji tentang sejarah perkembangan olahraga, sejarah terbentuknya cabang- cabang olahraga yang ada saat ini, dan sejarah permulaan adanya even pertandingan dan perlombaan di seluruh dunia. Subwilayah ini banyak membahas isu sejarah. Kaitannya memang erat dan yang menajdi topik utama antara lain asal mulanya, siapa tokohnya, teori yang dikembangkan dan pengaruhnya dalam ilmu keolahragaan.
▲''7. Sport philosophy,'' bidang yang ketujuh ini merupakan salah satu bidang yang mempelajari tentang filsafat olahraga. Memberikan pemahaman terhadap hakekat dan kebenaran dalam olahraga, sehingga para pelaku olahraga dapat memanfaatkan, mempelajari, mengajarkan dan mengembangkan olahraga dengan baik dan benar. Falsafah olahraga membahas secara kritis isu olahraga. Analisis kritis tentang hakikat olahraga dalam konteks pendidikan atau pembangunan, apa tujuan yang ingin dicapai, apa makna olahraga itu sedniri, bagaimana kaitan jiwa dan badan misalnya merupakan kajian folosofis.
▲== Metode penelitian ==
== Profesi keahlian ==
|