Bahasa Sunda Cilacap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
{{bahasa|name=Bahasa Sunda Cilacap|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]|familycolor=Austronesian|states={{flag|Indonesia}}|region={{flag|Jawa Tengah}}
* [[File:Seal of Cilacap Regency.svg|15px]] [[Kabupaten Cilacap]]|speakers=|date=2020|fank=|nativename=''Basa Sunda Cilacap''<br />{{Sund|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮎᮤᮜᮎᮕ᮪}}|fam4=[[Bahasa Sunda
Berdasarkan etnogeografinya, penduduk asli di Kecamatan Dayeuhluhur merupakan keturunan [[Suku Sunda|Sunda]] pada masa Kerajaan Galuh (Galuh Wiwitan) yang wilayahnya terbentang dari Gunung Ungaran di sebelah Timur sampai dengan Sungai Pamanukan di sebelah Barat. Namun, berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan di Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, diterangkan bahwa batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Sungai Cipamali (yang saat ini sering disebut sebagai kali Brebes) dan Sungai Ciserayu (yang saat ini disebut Cisanggarung). Keturunan Jawa yang berada di wilayah ini merupakan pendatang karena mencari nafkah atau karena menikah dengan penduduk asli. Bahasa sehari-hari yang digunakan di wilayah Dayeuhluhur adalah bahasa Sunda dengan logat agak kasar dan digunakan kosakata yang berbeda dibanding dengan bahasa Sunda Priangan (bahasa lulugu/standar)
|