Takipnea: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
Gejala takipnea adalah perasaan tidak mendapatkan oksigen yang cukup, prasinkop, sianosis, dan ikut bekerjanya otot pernapasan tambahan. Gejala takipnea pada bayi adalah cuping hidung kembang kempis, kepala naik turun, retraksi dada saat bernapas, daerah di sekitar mulut berwarna biru, dan kesulitan bernapas.
Tidak semua penyebab takipnea adalah kondisi patologis. Setelah melakukan olahraga, orang dengan obesitas, dan wanita hamil juga akan mengalami takipnea.
Takipnea terjadi karena peningkatan kadar karbon dioksida atau penurunan kadar oksigen di dalam darah.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk penderita takipnea adalah pemeriksaan kadar saturasi oksigen dalam darah dengan menggunakan [[oksimetri nadi]],
Penanganan takipneu tergantung pada penyebab kondisi ini. Namun, penanganan umumnya adalah terapi oksigen.
Baris 44:
== Gejala ==
Gejala takipnea pada bayi adalah
▲* Prasinkop<ref name=":7">{{Cite web|last=Radhakrishnan|first=Rohini|date=1 April 2021|editor-last=Uttekar|editor-first=Pallavi Suyog|title=What Does Tachypnea Cause?|url=https://www.medicinenet.com/what_does_tachypnea_cause/article.htm|website=www.medicinenet.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref>
▲Gejala takipnea pada bayi adalah:<ref name=":3">{{Cite journal|last=Park|first=Sharon|last2=Khattar|first2=Divya|date=17 Februari 2022|title=Tachypnea|url=https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/29855|journal=StatPearls}}</ref><ref name=":4">{{Cite journal|last=Heinonen|first=Santtu|last2=Süvari|first2=Liina|last3=Gissler|first3=Mika|last4=Pitkänen|first4=Olli|last5=Andersson|first5=Sture|last6=Helve|first6=Otto|date=April 2019|title=Transient Tachypnea of the Newborn Is Associated With an Increased Risk of Hospitalization Due to Respiratory Syncytial Virus Bronchiolitis|url=https://relaped.com/wp-content/uploads/2019/03/Transient-Tachypnea-of-the-Newborn-is-Associated-with-an-Increased-Risk-of-hospitalization-due-to-RSV-Bronchiolitis.pdf|journal=The Pediatric Infectious Disease Journal|volume=38|issue=4|pages=419–421|doi=10.1097/INF.0000000000002057|issn=1532-0987|pmid=30882737}}</ref>
== Penyebab ==
Baris 83 ⟶ 72:
* Sengatan panas (''heatstroke)''<ref name=":2" />
* [[Infeksi saluran kemih]]<ref name=":2" />
*
*
* [[Serangan panik]]<ref name=":2" />
* [[Fobia]]<ref name=":2" />
* [[Hipotiroidisme]]<ref name=":9" />
* Penggunaan [[mariyuana]]<ref name=":7" /><ref name=":9" />
*
* Anemia<ref name=":6" />
Baris 100 ⟶ 89:
Pada pemeriksaan fisik, akan terlihat mekanisme untuk mengambil oksigen dalam jumlah yang banyak yaitu bekerjanya otot-otot pernapasan tambahan, retraksi otot dada, dan hidung yang kembang kempis. Gambaran lainnya adalah jari tangan dan bibir yang membiru.<ref name=":0" />
Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah memeriksa kadar saturasi oksigen dalam darah dengan menggunakan [[oksimetri nadi]]. Selanjutnya dilakukan
Pemeriksaan analisa gas darah akan membantu memperkirakan kadar oksigen dan karbon dioksida sehingga dapat diketahui kelainan metabolik atau gangguan pH darah. Peningkatan keasaman darah dapat menjadi petunjuk kemungkinan adanya asidosis diabetik, asidosis laktat, atau ensefalopati hepatik.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|date=30 Mei 2021|title=Rapid shallow breathing: MedlinePlus Medical Encyclopedia|url=https://medlineplus.gov/ency/article/007198.htm|website=medlineplus.gov|access-date=27 Februari 2022}}</ref>
|