''Balada Kampung Riwil'' bermula dari keprihatinan sosial seorang [[sineas]] dan sutradara ketoprak asal [[KabupatenKota PatiSurakarta]], [[Jawa Tengah]], Dwi Mustanto, menyusul datangnya bencana [[pandemi]] [[covid-19]] pada awal tahun 2020 yang berakibat terhentinya berbagai kegiatan kesenian para [[seniman]]. Dia menggagas pertunjukan ketoprak virtual yang kemudian menjadi cikal bakal diproduksinya [[film pendek]] bernuansa komedi berbahasa Jawa. Lalu, Dwi Mustanto menghimpun beberapa pemain ketoprak terdampak pandemi yang sebelumnya biasa tampil di Gedung Kesenian Taman Balekambang, ditambah beberapa pemain yakni untuk karakter Minthul (gadis), Paijo, dan Fandra (keduanya anak kecil usia sekolah dasar dan SMP). Keahlian dan profesionalitas para pemain inilah yang mempercepat proses produksi. Dengan modal uang sendiri yang sangat terbatas dan perangkat seadanya, maka dimulailah film komedi itu, berlokasi di Kampung Ngipang, Desa Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, [[Kota Surakarta]]. Satu tahun pertama, penghasilan dari konten ini sudah mampu menambal-sulam kebutuhan produksi. Selebihnya didapat dari ''endorse'' beberapa perusahaan yang terlibat di dalamnya.<ref>[https://www.solopos.com/kembang-kempis-seniman-tradisi-bertahan-di-masa-pandemi-1111929 Kembang-kempis Seniman Tradisi Bertahan di Masa Pandemi] ''Solo Pos''. Diakses 24 Februari 2022.</ref>