Kerajaan Indo-Yunani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan |
Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
Baris 221:
Tidak diketahui secara pasti siapa sesungguhnya tokoh yang bernama Demetrios ini, dan kapan perang pengepungan itu terjadi. Sejumlah sarjana yakin bahwa tokoh tersebut adalah Demetrios I. "Kemungkinan besar (Demetrios I) adalah Demetrios yang mengepung Eukratides selama empat bulan", D.W. Mac Dowall, hlm. 201–202, ''Afghanistan, ancien carrefour entre l'est et l'ouest''. Analisis-analisis tersebut bertentangan dengan pendapat Bopearachchi, bahwasanya Demetrios I sudah lama mangkat sebelum Eukratides berkuasa.</ref> Bagaimanapun juga, Eukratides tampaknya berdaulat atas wilayah yang jauh membentang sampai ke [[Sungai Indus|Sungai Sindu]] antara sekitar tahun 170 SM sampai 150 SM.<ref name="Bopearachchi, hlm.72">Bopearachchi, hlm. 72</ref> Wilayah yang berhasil ia caplok pada akhirnya direbut kembali oleh [[Menander I|Menandros I]], Raja Yunani-India,<ref name="autogenerated84">"Sebagaimana yang sudah dikemukakan Bopearachchi, Menandros mampu merapatkan kembali barisan dan merebut kembali wilayah yang sudah ditaklukkan Eukratides I, mungkin sesudah Eukratides mangkat (1991, hlm. 84–6). Bopearachchi menunjukkan bahwa perubahan disain-disain uang logam keluaran Menandros merupakan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang dilakukan Eukratides".</ref>
Menandros juga dikenang di dalam karya-karya sastra agama Buddha, yang menyebutnya dengan nama Milinda. Menurut pustaka [[Milindapanha]], Menandros masuk [[agama Buddha]] dan menjadi seorang [[arhat]]<ref name="autogenerated378">"(In the Milindapanha) Menander is declared an arhat", McEvilley, p. 378.</ref> yang [[Śarīra|sarira]]nya didarmakan selayaknya sarira seorang Buddha.<ref name="autogenerated377">"Plutarkhos, yang meriwayatkan pendarmaan sarira Menandros di bawah monumen-monumen atau stupa-stupa, jelas pernah membaca atau mendengar beberapa riwayat Buddhawi seputar kemangkatan raja Yunani itu", McEvilley, hlm. 377.</ref><ref name="autogenerated123">"Keterangan Plutarkhos bahwa ketika Menandros mangkat "kota-kota menggelar perayaan (...) bersepat membagi abunya sama rata dan membangun monumen-monumen baginya di semua kota mereka", merupakan keterangan yang signifikan dan mengingatkan orang kepada riwayat hidup Sang Buddha", Narain, "The Indo-Greeks" 2003, hlm. 123, "Tidak bisa dinafikan lagi kalau cara pemakaman semacam ini adalah cara pemakaman bercorak Buddha dan mengingatkan orang kepada situasi yang sama ketika Sang Buddha mangkat", Narain, "The Indo-Greeks" 2003, hlm. 269.</ref> Ia juga mencetak uang logam jenis baru, yang menampilkan gambar Dewi [[Athena (mitologi)|Atena]] Alkidemos (Atena
Sesudah Menandros mangkat, wilayah kerajaannya menyusut drastis akibat munculnya kerajaan-kerajaan dan republik-republik baru di India.<ref name="google1" /> Yang terkemuka di antaranya adalah [[Yodeya]] dan [[Arjunayana]], konfederasi-konfederasi militer yang dulu dianeksasi [[Kekaisaran Maurya|kemaharajaan wangsa Maurya]]. negara-negara republik tersebut mulai mencetak uang-uang baru yang mewartakan kejayaan-kejayaan militer, yang merupakan sisa-sisa ciri khas uang logam yunani-India. Selain bukti numismatis, [[prasasti padas Rudradaman di Junagad]] juga memerinci perang-perang penaklukan yang dilancarkan [[Rudradaman I]], Raja Saka dari wilayah [[Mahaksatrapa]] terhadap Republik Yodeya, dan dengan demikian menegakkan kembali kemerdekaan mereka.<ref>Rudradaman (...) yang dengan kekerasan menumpas orang-orang Yodeya yang enggan bertekuk lutut, lantaran tingkah angkuh mereka, menonjolkan gelar mereka sebagai para pahlawan di antara semua Kesatria.
|