Kalender Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot-assisted disambiguation: Arab
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Kalender Jawa]] adalah sebuah [[kalender]] yang istimewa karena merupakan perpaduan antara budaya [[Islam]], budaya [[Hindu]]-[[Buddha]] Jawa dan bahkan juga sedikit budaya Barat. Pada tahun [[1625]] Masehi, [[Sultan Agung]] yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara [[Mataram II|Mataram]] mengeluarkan dekrit untuk merubahmengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 [[Kalender Saka|Saka]], diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.
 
Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah kerajaan Mataram II: seluruh pulau [[Jawa]] dan [[Madura]] kecuali [[Banten]], [[Batavia]] dan [[Banyuwangi]] (=Balambangan). Ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau [[Bali]] dan [[Palembang]] yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini.