Prokrastinasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahramadan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Syahramadan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 37:
Pada tingkat tertentu, prokrastinasi adalah hal yang normal dan dapat dianggap sebagai cara yang berguna untuk memprioritaskan sebuah tugas di antara tugas-tugas lainnya, karena tugas-tugas yang dianggap bernilai biasanya sangat diprioritaskan dan memiliki potensi kecil untuk ditunda.<ref>{{Cite web|title=Why People Procrastinate: The Psychology and Causes of Procrastination – Solving Procrastination|url=https://solvingprocrastination.com/why-people-procrastinate/|language=en-US|access-date=2022-03-14}}</ref> Namun, proskrastinasi yang berlebihan dapat menjadi masalah dan menghambat fungsi normal. Dalam penelitian, proskrastinasi ternyata dapat menyebabkan masalah kesehatan, stres,<ref name="Tice1997">{{cite journal|last1=Tice|first1=DM|last2=Baumeister|first2=RF|year=1997|title=Longitudinal Study of Procrastination, Performance, Stress, and Health: The Costs and Benefits of Dawdling|journal=Psychological Science|volume=8|issue=6|pages=454–58|doi=10.1111/j.1467-9280.1997.tb00460.x|jstor=40063233|citeseerx=10.1.1.461.1149|s2cid=15851848}}</ref> [[kecemasan]], rasa bersalah, [[krisis]] dan hilangnya [[produktivitas]] pribadi. Akumulasi dari perasaan-perasaan tersebut justru dapat mendorong proskrastinasi lebih lanjut dan bahkan menjadi proskrastinasi tingkat akut bagi beberapa individu. Seorang penunda mungkin mengalami kesulitan mencari dukungan, selain karena proskrastinasi itu sendiri, tetapi juga karena [[stigma sosial]] dan keyakinan bahwa penghindaran tugas disebabkan oleh [[malas]], kurangnya [[Disiplin diri|kemauan]] atau ambisi yang rendah. Dalam beberapa kasus, proskrastinasi yang bermasalah mungkin merupakan tanda dari beberapa [[Penyakit mental|gangguan psikologis]] yang mendasarinya.<ref name="Steel2007">{{cite journal|last1=Steel|first1=Piers|year=2007|title=The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential Self-Regulatory Failure|url=http://studiemetro.au.dk/fileadmin/www.studiemetro.au.dk/Procrastination_2.pdf|journal=Psychological Bulletin|volume=133|issue=1|pages=65–94|doi=10.1037/0033-2909.133.1.65|pmid=17201571|archive-url=https://web.archive.org/web/20130401132716/http://studiemetro.au.dk/fileadmin/www.studiemetro.au.dk/Procrastination_2.pdf|archive-date=2013-04-01|url-status=dead|citeseerx=10.1.1.335.2796}}</ref>
Penelitian
Dalam sebuah penelitian di AS tahun 2014 yang mensurvei penundaan dan impulsif pada pasangan kembar fraternal dan identik, kedua sifat itu kemudian dikategorikan sebagai "cukup dapat diwariskan". Kedua sifat tersebut tidak dapat dipisahkan pada tingkat genetik (r<sub>genetik</sub> = 1.0), yang berarti tidak ada pengaruh genetik yang unik dari salah satu sifat saja yang ditemukan.<ref name="gustav">{{cite journal|last=Gustavson|first=Daniel E|author2=Miyake A|author3=Hewitt JK|author4=Friedman NP|title=Genetic Relations Among Procrastination, Impulsivity, and Goal-Management Ability Implications for the Evolutionary Origin of Procrastination|journal=Psychological Science|date=4 April 2014|volume=25|doi= 10.1177/0956797614526260|pmid=24705635|issue=6|pages=1178–88|pmc=4185275}}</ref> Penulis mengkonfirmasi tiga konstruksi yang dikembangkan dari hipotesis evolusi bahwa penundaan muncul sebagai produk sampingan dari impulsif. Tiga konstruksi tersebut antara lain yaitu penundaan diwariskan, dua sifat berbagi variasi genetik yang cukup besar, dan kemampuan manajemen tujuan adalah komponen penting dari variasi bersama tersebut.<ref name="gustav" />
|