Daerah Khusus Ibukota Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Tag: Dikembalikan
Baris 134:
Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini, lebih dari 70% uang negara beredar di Jakarta.<ref>[http://www.bappedajakarta.go.id/sekilasjktkini.asp Jakarta Kini]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Perekonomian Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan keuangan. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi tempat perputaran uang cukup besar adalah kawasan [[Tanah Abang]] dan [[Glodok]]. Kedua kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan [[tekstil]] serta dengan sirkulasi ke seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang, banyak pula yang menjadi komoditas ekspor. Sedangkan untuk sektor keuangan, yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah industri perbankan dan pasar modal. Untuk industri pasar modal, pada bulan Mei 2013 [[Bursa Efek Indonesia]] tercatat sebagai bursa yang memberikan keuntungan terbesar, setelah [[Bursa efek Tokyo|Bursa Efek Tokyo]].<ref>[http://finance.detik.com/read/2013/05/01/112101/2234971/6/cetak-rekor-baru-pertumbuhan-ihsg-tertinggi-kedua-di-dunia Cetak Rekor Baru, Pertumbuhan IHSG Tertinggi Kedua di Dunia<!-- Judul otomatis yang dihasilkan bot -->]</ref> Pada bulan yang sama, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia telah mencapai USD 510,98 miliar atau nomor dua tertinggi di kawasan [[ASEAN]].<ref>http://www.beritasatu.com [http://www.beritasatu.com/investasi-portofolio/113823-lampau-target-transaksi-bei-naik-43.html Lampau Target, Transaksi BEI Naik 43%]</ref>
 
Pada tahun 2012, pendapatan per kapita masyarakat Jakarta sebesar Rp 110,46 juta per tahun (USD 12,270).<ref>bps.go.id [http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs/2013_02_05_12_19_14.pdf BPS Provinsi DKI Jakarta]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sedangkan untuk kalangan menengah atas dengan penghasilan Rp 240,62 juta per tahun (USD 26,735), mencapai 20% dari jumlah penduduk. Di sini juga bermukim lebih dari separuh orang-orang kaya di Indonesia dengan penghasilan minimal USD 100,000 per tahun. Kekayaan mereka terutama ditopang oleh kenaikan harga saham serta properti yang cukup signifikan. Saat ini Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan harga properti mewah yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 38,1%.<ref>kontan.co.id [http://industri.kontan.co.id/news/pertumbuhan-hunian-mewah-jakarta-tertinggi-dunia Pertumbuhan Hunian Mewah Jakarta Tertinggi Dunia]</ref> Selain hunian mewah, pertumbuhan properti Jakarta juga ditopang oleh penjualan dan penyewaan ruang kantor. Pada periode 2009-2012, pembangunan gedung-gedung pencakar langit (di atas 150 meter) di Jakarta mencapai 87,5%. Hal ini telah menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan pencakar langit tercepat di dunia.<ref>http://www.investor.co.id [http://www.investor.co.id/home/pertumbuhan-pencakar-langit-jakarta-875/40871 Pertumbuhan Pencakar Langit Jakarta 87,5%] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131019015301/http://www.investor.co.id/home/pertumbuhan-pencakar-langit-jakarta-875/40871 |date=2013-10-19 }}</ref> Pada tahun 2020, diperkirakan jumlah [[pencakar langit]] di Jakarta akan mencapai 250 unit. Dan pada saat itu Jakarta telah memiliki gedung tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian mencapai 638 meter ([[Signature Tower Jakarta|The Signature Tower]]).
 
== Transportasi ==
Baris 291:
Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta, selalu berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. [[Suku Jawa]] merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih membentuk persentase terbesar di wilayah pinggiran seperti [[Cengkareng, Jakarta Barat|Cengkareng]], [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat|Kebon Jeruk]], [[Pasar Minggu, Jakarta Selatan|Pasar Minggu]], dan [[Pulo Gadung, Jakarta Timur|Pulo Gadung]]<ref name=autogenerated1>Lance Castles, Profil Etnik Jakarta, Masup Jakarta, 2007</ref>
 
Jumlah orang Jawa banyak di Jakarta karena ketimpangan pembangunan antara daerah dan Jakarta. Sehingga orang Jawa mencari pekerjaan di Jakarta. Hal ini memunculkan tradisi [[mudik]] setiap tahun saat menjelang [[Lebaran]] yaitu orang daerah di Jakarta pulang secara bersamaan ke daerah asalnya. Jumlah mudik [[lebaran]] yang terbesar dari Jakarta adalah menuju [[Jawa Tengah]]. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2104 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.<ref>[http://nasional.news.viva.co.id/news/read/515679-kenaikan-jumlah-pemudik-asal-jateng-tahun-ini-paling-tinggi/ Kenaikan jumlah pemudik asal Jateng tahun ini tertinggi]</ref> Bahkan menurut data [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng, 39% Jatim dan 10% daerah lain. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp5-10 Juta, 3% berpendapatan di bawah Rp1 Juta dan 1% berpendapatan di atas Rp10 Juta.<ref>[{{Cite web |url=http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/ |title=279 juta penduduk akan melakukan mudik Lebaran 2014] |access-date=2015-01-07 |archive-date=2015-01-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150105131914/http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Orang [[Tionghoa]] telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah permukiman yang dikenal dengan istilah [[Pecinan]]. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di [[Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat|Glodok]], [[Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat|Pinangsia]], dan [[Jatinegara]], selain perumahan-perumahan baru di wilayah [[Kelapa Gading, Jakarta Utara|Kelapa Gading]], [[Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara|Pluit]], dan [[Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara|Sunter]]. Orang Tionghoa banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang.<ref>Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage: Volume 3, Yayasan Untuk Indonesia, Jakarta Raya (Indonesia), 2005</ref> Di samping etnis [[Tionghoa]] & etnis [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] juga banyak yang berdagang, di antaranya perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota [[Jakarta]]. Selain etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], ada juga etnis [[Arab-Indonesia|Arab]], [[India-Indonesia|India]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Melayu|Melayu]] & [[Suku Bugis|Bugis]] yang beradu nasib di [[Jakarta]]. Etnis [[Arab-Indonesia|Arab]] biasanya berdagang parfum, peci, mukena, sarung, karpet, dan kurma.