Pangsi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
Baris 14:
Adapun filosofi warna dari pangsi itu menggambarkan siapa yang menggunakan atau kedudukan sang pemakai di dalam masyarakat seperti misalnya pangsi warna krem atau putih, dipakai oleh yang jago silat yang juga pemuka agama. Biasanya pesilat yang mengenakan pangsi putih, dulu belajar mengaji kepada engkong haji. Sedangkan warna hitam biasa dipakai para centeng, tapi ada juga yang dipakai oleh kyai. Sementara, pangsi warna merah biasanya diartikan orang yang tinggi ilmu silatnya dan juga agamanya.
 
Lebih lanjut, misalnya pangsi merah beserta atribut lainnya seperti peci yang juga berwarna merah. Pada zaman dahulu pangsi dan peci merah dipakai oleh jawara atau tukang pukul yang ilmunya sudah tingkat tinggi, atau tukang jalan, dan sudah memiliki banyak pengalaman. Dalam dunia silat Betawi, kalau peci merah sudah turun, itu luar biasa. Ibarat pasukan elit, peci merah seperti tentara dengan baret merah. Artinya, menjadi ujung tombak untuk melakukan perlawanan. Ada juga yang mengatakan, peci dan pangsi merah sebagai simbol darah yang siap berkorban jiwa raganya. Namun pada saat ini pangsi merah dan peci merah hanya sebatas seni, siapa saja boleh pake peci dan warnanya merah seperti peci haji, siapun bisa memakainya.<ref>[https://www.majalahbetawi.com/2015/06/pangsi-betawi-sederhana-dan-simbol.html Majalah Betawi: Pangsi Betawi, Sederhana dan Simbol Akhlak Mulia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170724134436/http://www.majalahbetawi.com/2015/06/pangsi-betawi-sederhana-dan-simbol.html |date=2017-07-24 }}. 9 Juni 2015. Diakses 15 Maret 2019.</ref>
 
== Referensi ==