Amangkurat IV: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Inayubhagya (bicara | kontrib) k ←Suntingan 114.142.169.24 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Syzyszune Tag: Pengembalian manual |
||
Baris 54:
Seperti raja-raja Mataram lainnya, Amangkurat IV memiliki beberapa orang putra yang kemudian menjadi tokoh penting, diantaranya:
* Dari garwa padmi (permaisuri)
* Dari garwa ampil (selir) Mas Ayu Tejawati lahir Pangeran Mangkubumi alias [[Hamengkubuwana I]], pendiri [[Kesultanan Yogyakarta]]
* Dari garwa ampil (selir) Mas Ayu Karoh lahir [[Pangeran Mangkunagara]], ayah dari [[Mangkunagara I]], pendiri [[Kadipaten Mangkunagaran]]
* Dari garwa ampil (selir) RA. Ratna Susilawati (putri [[Untung Surapati]]) lahir [[Nur Iman Mlangi|Kiai Nur Iman Mlangi]], tokoh agama atau ulama di [[Kabupaten Sleman|Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
Baris 62 ⟶ 63:
Pada tahun 1703 [[Amangkurat II]] mangkat, digantikan putranya bernama Raden Mas Sutikna bergelar [[Amangkurat III]].
Dampak serius dari serangan Trunajaya di Plered, menjadikan Amangkurat
Walau demikian, Pangeran Puger tampaknya mendapat banyak dukungan dari keluarga karaton. Akhirnya pada [[1704]], Amangkurat III mengirim pasukan untuk memburu Pangeran Puger. Tetapi, dibantu Cakrajaya (Danureja) sebagai mata-mata yang menyamar menjadi tukang sapu rumput. Mengetahui berita penangkapan tersebut Pangeran Puger bergegas melarikan diri menuju [[Semarang]], untuk meminta bantuan kepada Belanda. Oleh mereka, permintaan itu disetujui dan tentu dengan bermacam syarat. Satu tahun kemudian (1705), gabungan pasukan Belanda, Semarang, Madura Barat dan Surabaya bergerak menyerang Kartasura.
|