Gunung Toba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 8:
Beberapa ahli kelautan pun melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di [[Samudra Hindia]] dan [[Teluk Benggala]]. Para peneliti awal, Van Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali ([[1984]]) telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat. Namun peneliti lain, Vestappen ([[1961]]), Yokoyama dan Hehanusa ([[1981]]), serta Nishimura ([[1984]]), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan. Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya ([[1986]]) serta Chesner dan Rose ([[1991]]), memberikan perkiraan lebih detail: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa. Penelitian yang lebih baru mengungkapkan bahwa Kompleks Kaldera Toba terbentuk melalui serangkaian empat letusan besar penghasil [[ignimbrit]] [[Pleistosen]] yang dimulai pada 1,2 juta tahun yang lalu.<ref>{{Cite journal|last=Costa|first=Antonio|last2=Smith|first2=Victoria C.|last3=Macedonio|first3=Giovanni|last4=Matthews|first4=Naomi E.|date=2014-08-04|title=The magnitude and impact of the Youngest Toba Tuff super-eruption|url=http://dx.doi.org/10.3389/feart.2014.00016|journal=Frontiers in Earth Science|volume=2|doi=10.3389/feart.2014.00016|issn=2296-6463}}</ref>
 
== LetakPengaturan geologis ==
Gunung Toba (kini [[Danau Toba]]), adalah gunung berapi yang terbentuk sebagai hasil dari subduksi lempeng.<ref>{{Cite web|last=|first=|last2=Koulakov|first2=Ivan|date=|title=Toba and Yellowstone: similar different supervolcanoes|url=https://ui.adsabs.harvard.edu/abs/2019EGUGA..21.5795K/abstract&ved=2ahUKEwin2qf2gsD4AhVj4DgGHTBNDNY4ChAWegQIBxAB&usg=AOvVaw3V7r19CMZHncRmMvk7oVFu|website=ui.adsabs.harvard.edu|access-date=2022-06-22|last3=Semirnov|first3=Sergey|last4=|first4=|last5=Huang|first5=Hsin-Hua|last6=El Khrepy|first6=Sami|last7=Al Arifi|first7=Nassir}}</ref> Kaldera Toba adalah salah satu dari kompleks gunung berapi di [[busur Sunda]], Sumatra di mana [[lempeng Indo-Australia]] menunjam secara miring dengan kecepatan 56-66 mm per tahun.<ref>Curray J. R. Tectonics and history of the Andaman Sea region. J. Asian Earth Sci. 25, 187–232 (2005).</ref><ref name=":0">{{Cite journal|last=Bellier|first=O.|last2=Sébrier|first2=M.|last3=Pramumijoyo|first3=S.|last4=Beaudouin|first4=Th.|last5=Harjono|first5=H.|last6=Bahar|first6=I.|last7=Forni|first7=O.|date=1997-09-01|title=Paleoseismicity and seismic hazard along the Great Sumatran Fault (Indonesia)|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264370796000518|journal=Journal of Geodynamics|series=Paleoseismology: Understanding Past Earthquakes Using Quaternary Geology|language=en|volume=24|issue=1|pages=169–183|doi=10.1016/S0264-3707(96)00051-8|issn=0264-3707}}</ref> Daerah ini dilalui oleh [[Sesar Semangko|Zona Sesar Besar Sumatra]], wilayah aktif seismik sepanjang 1650 km.<ref name=":0" />
Letak Gunung Toba (kini [[Danau Toba]]), di [[Indonesia]] memang rawan bencana. Hal ini terkait dengan posisi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga [[lempeng tektonik]], yakni Eurasia, Indo-Australia dan [[Lempeng Pasifik]]. Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di [[lempeng Eurasia]], yang meliputi [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]] dan [[Banda]].
 
Kaldera Toba telah menjadi lokasi beberapa letusan eksplosif besar di masa lalu geologis baru-baru ini, termasuk letusan [[Pleistosen]] terbesar di dunia 74.000 tahun yang lalu. Danau Toba, pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut, dan kedalaman hingga 530 m, mengisi lebih dari setengah depresi.[[Kantung magma]] Toba memiliki volume volatil magma sebesar ~50.000 km<sup>3</sup>, yang dihasilkan dari akumulasi magma dari subduksi di kedalaman ~150 km yang bermigrasi ke bawah [[kerak benua]] Sumatra.<ref>{{Cite journal|last=Koulakov|first=Ivan|last2=Kasatkina|first2=Ekaterina|last3=Shapiro|first3=Nikolai M.|last4=Jaupart|first4=Claude|last5=Vasilevsky|first5=Alexander|last6=El Khrepy|first6=Sami|last7=Al-Arifi|first7=Nassir|last8=Smirnov|first8=Sergey|date=2016-07-19|title=The feeder system of the Toba supervolcano from the slab to the shallow reservoir|url=http://dx.doi.org/10.1038/ncomms12228|journal=Nature Communications|volume=7|issue=1|doi=10.1038/ncomms12228|issn=2041-1723}}</ref><ref>Knight, M. D., G. L. Walker, B. B. Ellwood, and J. F. Diehl (1986), Stratigraphy, paleomagnetism, and magnetic fabric of the Toba tuffs: Constraints on the sources and eruptive styles, J. Geophys. Res., 91, 355–382.</ref> Laju masukan magma yang masuk sejak letusan besar Toba, terakumulasi pada laju minimum 4,2 km<sup>3</sup> per milenium, dan perkiraan saat ini dari total magma yang berpotensi meletus yang tersedia saat ini adalah minimal 315 km<sup>3</sup> dan mungkin hingga 900 km<sup>3</sup> magma disuntikan ke reservoir magma Toba.<ref>{{Cite journal|last=Liu|first=Ping-Ping|last2=Caricchi|first2=Luca|last3=Chung|first3=Sun-Lin|last4=Li|first4=Xian-Hua|last5=Li|first5=Qiu-Li|last6=Zhou|first6=Mei-Fu|last7=Lai|first7=Yu-Ming|last8=Ghani|first8=Azman A.|last9=Sihotang|first9=Theodora|date=2021-11-09|title=Growth and thermal maturation of the Toba magma reservoir|url=https://pnas.org/doi/full/10.1073/pnas.2101695118|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=118|issue=45|pages=e2101695118|doi=10.1073/pnas.2101695118|issn=0027-8424|pmc=PMC8609311|pmid=34725149}}</ref>
[[Lempeng benua]] ini hidup, setiap tahunnya mereka bergeser atau menumbuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu. Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng benua selalu jadi sasaran. [[Lempeng Indo-Australia]] misalnya menumbuk lempeng Eurasia sejauh 7 cm per tahun. Atau [[Lempeng Pasifik]] yang bergeser secara relatif terhadap lempeng Eurasia sejauh 11 cm per tahun. Dari pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi Toba.
 
Kompleks Kaldera diperkirakan masih aktif semenjak letusan besar terbarunya, keberadaan magma di bawah kerak di dukung oleh keberadaan mata air panas di sepanjang rekahan barat, [[Kubah kebangkitan|kebangkitan lantai depresi]] pasca 74.000 tahun, yang membentuk [[pulau Samosir]]. Kubah kebangkitan membelah terbelah menjadi pulau Samosir dan blok Uluan oleh sesar graben yang sejajar dengan sumbu panjang depresi kaldera. Keberadaan gunung api muda [[Pusuk Buhit]], Sipiso-piso di barat dan Tandukbenua serta [[Gunung Singgalang|Singgalang]] di ujung barat laut kaldera mendukung kesimpulan bahwa magmatisme masih berlajut di bawah Toba.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Chesner|first=C. A.|last2=Rose|first2=W. I.|last3=Deino|first3=A.|last4=Drake|first4=R.|last5=Westgate|first5=J. A.|date=1991|title=Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified|url=http://dx.doi.org/10.1130/0091-7613(1991)019<0200:ehoesl>2.3.co;2|journal=Geology|volume=19|issue=3|pages=200|doi=10.1130/0091-7613(1991)019<0200:ehoesl>2.3.co;2|issn=0091-7613}}</ref> [[Gunung berapi kerucut|Kerucut komposit]] [[Gunung Sinabung|Sinabung]] dan [[Gunung Sibayak|Sibayak]] sekitar 20 km barat laut dari Toba tidak dianggap bagian dari sistem Toba. Selain itu, terdapat [[Anomali Bouguer|anomali gravitasi Bouguer]] negatif besar di atas pulau Samosir.<ref>Nishimura, S., E. Abe, J. Nishida, T. Yokoyama, A. Dharma, P. Hehanusa, and F. Hehuwat (1984), A gravity and volcanostratigraphic interpretation of Lake Toba region, north Sumatra, Indonesia, Tectonophysics, 109, 253–272.</ref>
Jika ada tumbukan, [[Kerak samudera|kerak lautan]] yang mengandung lapisan sedimen menyusup di bawahnya [[kerak benua]]. Proses ini lantas dinamakan [[subduksi]] atau penyusupan.
 
Kompleks Kaldera Toba di Sumatra Utara adalah situs dari empat letusan pembentuk kaldera dalam 1,2 juta tahun terakhir. [[Tuf]] diletuskan pada 1.2, 0.840, 0.50, dan 0.074 juta tahun yang dikenal sebagai ''Haraggoal Dacite Tuff'' (HDT), ''Oldest Toba Tuff'' (ODT), ''Middle Toba Tuff'' (MTT), dan ''Youngest Toba Tuff'' (YTT).<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=Craig A.|last2=Luhr|first2=James F.|date=2010-11|title=A melt inclusion study of the Toba Tuffs, Sumatra, Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2010.06.001|journal=Journal of Volcanology and Geothermal Research|volume=197|issue=1-4|pages=259–278|doi=10.1016/j.jvolgeores.2010.06.001|issn=0377-0273}}</ref>
Gunung hasil subduksi, salah satunya Gunung Toba. Meski sekarang tak lagi berbentuk gunung, sisa-sisa kedasahyatan letusannya masih tampak hingga saat ini. Danau Toba merupakan [[kaldera]] yang terbentuk akibat meletusnya Gunung Toba sekitar tiga kali yang pertama 840 ribu tahun lalu dan yang terakhir 74.000 tahun lalu. Bagian yang terlempar akibat letusan itu mencapai luas 100 km x 30 km. Daerah yang tersisa kemudian membentuk kaldera. Di tengahnya kemudian muncul [[Pulau Samosir]].
 
== Letusan ==
Baris 28:
Ar age for the Toba supereruption and global synchronization of late Quaternary records|url=http://dx.doi.org/10.1073/pnas.1208178109|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=109|issue=46|pages=18684–18688|doi=10.1073/pnas.1208178109|issn=0027-8424}}</ref> menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba berukuran 100 x 30 km dengan Pulau Samosir di tengahnya.<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=C. A.|date=1998-03-01|title=Petrogenesis of the Toba Tuffs, Sumatra, Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.1093/petroj/39.3.397|journal=Journal of Petrology|volume=39|issue=3|pages=397–438|doi=10.1093/petroj/39.3.397|issn=0022-3530}}</ref> Letusan Tuf Toba Termuda (Youngest Toba Tuff) menyebabkan pengendapan rangkaian [[ignimbrit]] tebal seluas 30.000 km<sup>2</sup> di Sumatra dan penyebaran abu yang meluas.<ref>{{Cite journal|last=Rose|first=W. I.|last2=Chesner|first2=C. A.|date=1987|title=Dispersal of ash in the great Toba eruption, 75 ka|url=http://dx.doi.org/10.1130/0091-7613(1987)15<913:doaitg>2.0.co;2|journal=Geology|volume=15|issue=10|pages=913|doi=10.1130/0091-7613(1987)15<913:doaitg>2.0.co;2|issn=0091-7613}}</ref>
 
Meskipun awalnya Kaldera Toba dianggap sebagai hasil dari letusan bencana tunggal, kaldera Toba sekarang dikenal sebagai kompleks kaldera yang terdiri dari runtuhan kaldera yang tumpang tindih dan terletak secara luas. Aktivitas letusan besar dimulai ~1,2 juta tahun dengan Haranggaol Dacite Tuff (HDT), diikuti oleh letusan dahsyat dari Oldest Toba Tuff (ODT), pada ~840.000 tahun yang lalu yang mengakibatkan runtuhnya kaldera Porsea. Letusan yang lebih kecil terfokus di utara menghasilkan Middle Toba Tuff (MDT) pada ~501.000 tahun yang lalu, sementara sebagian [[Kubah kebangkitan|kaldera yang bangkit]] saat ini dihasilkan selama letusan dahsyat yang paling baru dari Youngest Toba Tuff pada 73,0 ± 0,6 rb<ref>Storey, M., Roberts, R. G., and Saidin, M. (2012). Astronomically calibrated 40Ar/39Ar age for the Toba supereruption and global synchronization of late Quaternary records. ''Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A''. 109, 18684–18688. doi: 10.1073/pnas.1208178109</ref> dan 75,0 ± 0,9 rb<ref>Mark, D. F., Petraglia, M., Smith, V. C., Morgan, L. E., Barfod, D. N., Ellis, B. S., et al. (2013). A high-precision 40Ar/39Ar age for the Young Toba Tuff and dating of ultra-distal tephra: forcing of Quaternary climate and implications for hominin occupation of India. ''Quaternary Geochronol''. doi: 10.1016/j.quageo.2012.12.004</ref> tahun.
Gunung Toba ini tergolong [[supervulkan]]. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano biasa rata-rata kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolcano dapat mencapai puluhan kilometer.
 
Setelah letusan YTT, aktivitas vulkanik masih berlanjut di sistem kaldera. Sekitar 1.100 m pengangkatan lantai kaldera telah diperkirakan.<ref>{{Cite journal|last=Chesner|first=Craig A.|date=2012-05|title=The Toba Caldera Complex|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.quaint.2011.09.025|journal=Quaternary International|volume=258|pages=5–18|doi=10.1016/j.quaint.2011.09.025|issn=1040-6182}}</ref> Ke arah timur ke Samosir, Uluan, juga bangkit tetapi jauh lebih kecil dari Samosir, mungkin hanya 250-300 meter.<ref name=":1" /> Di timur laut Pulau Samosir, beberapa [[kubah lava]] terbentuk di atau dekat danau, dan telah meletus di sepanjang [[sesar Samosir]]. Secara kolektif dikenal sebagai kubah lava Samosir dan kubah Tuk Tuk. Letusan termuda pasca-YTT diperkirakan terjadi antara Samosir dan dinding kaldera barat yang memanjang ke bawah menuju kota Muara, termasuk gunung berapi komposit Pusuk Buhit dan kubah Parderpur. Sejalan dengan ini adalah beberapa area pengangkatan baru-baru ini dan aktivitas hidrotermal yang signifikan.
Yang menarik adalah terjadinya [[anomali gravitasi]] di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama. Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus. Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi ''up-lifting'' (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
 
[[Magma]] yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal [[gravitasi]]. Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.
 
== Lihat pula ==