Kebaya Labuh dan Teluk Balangga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ~ref
Baris 13:
Namun kemudian kegiatan perdagangan membawa pengaruh budaya asing yaitu berupa barang-barang dari Tiongkok, India, dan Timur Tengah mulai berdatangan. Selain perniagaan, hal ini juga membuat masyarakat Melayu mulai terpapar dengan cara berpakaian orang-orang asing tersebut. Orang Melayu juga mengadopsi Islam sebagai agama mereka, dan ini memengaruhi cara berpakaian karena di dalam agama baru ini terdapat kewajiban untuk menutup aurat baik bagi perempuan maupun laki-laki. Puncaknya adalah di sekitar tahun 1400. Pada saat itu pakaian Melayu digambarkan dengan jelas dalam karya kesusasteraan Sejarah Melayu atau ''Malay Annals''. Di sinilah kita dapat melihat kemunculan baju kurung. Di kala itu sudah mulai biasa bagi orang Melayu untuk memakai pakaian dengan model tunik untuk menutupi tubuh mereka.<ref name=":3" /> Baju kurung sebenarnya merupakan jenis pakaian yang dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Namun sekarang ini ada kecenderungan untuk baju kurung hanyalah digunakan oleh kaum perempuan.
 
Pasangan dari pakaian Kebaya Labuh ini adalah busana Teluk Balangga. Beberapa daerah di Indonesia juga memiliki baju adat pria dengan jenis yang sama. [[Palembang]], [[Jambi]], [[Bangka Belitung]], [[Riau]], dan [[Kota Pontianak|Pontianak]] merupakan daerah yang memiliki pakaian adat ini. Ketiganya memiliki kesamaan namun tetap ada ciri khasnya masing-masing, utamanya jika meninjau kesamaan budaya dari semua provinsi tersebut. Kalau di Pontianak laki-laki dan perempuan menggunakan baju Teluk Balangga. Untuk bajunya disebut dengan baju Teluk Balangga laki dan Teluk Balangga perempuan. <ref name=":2">{{Cite web|url=http://pontianak.tribunnews.com/2017/06/01/makna-pakaian-teluk-belanga-dalam-khazanah-islam|title=Makna Pakaian Teluk Belanga Dalam Khazanah Islam|website=Tribun Pontianak|language=id-ID|access-date=2019-04-19}}</ref>Nama lain dari Teluk Balangga ini adalah baju kurung. Banyak nilai-nilai keislaman dan filosofi yang tercermin pada baju adat Teluk Balangga ini.
 
== Ciri Khas ==
Kebaya Labuh adalah pakaian adat Kepulauan Riau untuk wanita yang berbentuk kebaya dengan panjang hingga sebawah lutut. Kebaya Labuh juga digunakan untuk acara-acara resmi seperti upacara adat dan perkawinan. Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Ciri khas dari baju adat Kebaya Labuh dan Teluk Belangga adalah panjang kebaya hingga menutupi lutut dengan bentuk kebaya tampak melebar dan terbuka, Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik semisal kain cual. <ref name=":5" />
 
Teluk Belanga adalah pakaian adat Kepulauan Riau yang berasal dari Johor untuk pria yang berwarna polos. Teluk Belanga dipadukan dengan celana panjang yang sewarna dan sarung yang dipakai sebatas lutut yang berfungsi sebagai selendang. Pakaian adat Kebaya Labuh memiliki bentuk dengan ciri khas yang khusus. Pakaian adat ini memiliki 3 buah kancing. Bagian bawah dari kebaya ini memiliki potongan yang lebih panjang dibandingkan dengan kebaya yang lainnya.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://bajutradisionals.com/pakaian-adat-sumatera/|title=10 Koleksi Pakaian Adat Sumatera Paling Lengkapp {{!}} Bajutradisionals.com|last=baju|language=en-US|access-date=2019-04-18|archive-date=2019-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190419131952/https://bajutradisionals.com/pakaian-adat-sumatera/|dead-url=yes}}</ref> Pakaian adat ini secara umum terbuat dengan menggunakan bahan kain sutera Cina, kain broklat. Sedangkan untuk sarungnya menggunakan bahan dari kain songket. Kebaya Labuh memiliki bentuk sama halnya dengan kebanyakan kebaya lainnya, tetapi ada 3 buah kancing. Yang membedakannya dengan berbagai jenis kebaya yang lain adalah bagian bawah dari Kebaya Labuh ini lebih panjang. Kebaya Labuh ini memiliki dua jenis yaitu Kebaya Labuh Nyonya dan Kebaya Labuh Pendek.