Danau Paniai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor |
||
Baris 4:
Pada awalnya, Danau Paniai<ref>[http://riautourism.net/id/news.php?a=YUhrTi8g= Danau Paniai, Objek Wisata Andalan Pedalaman Papua]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> beserta Danau Tigi dan Danau Tage dinamakan Wisselmeren. Penamaan ini dinisbatkan kepada orang yang pertama kali menemukan ketiga danau cantik tersebut pada tahun 1938, yaitu seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama [[Frits Julius Wissel]]. Pada saat itu, [[Frits Wissel]] terbang melintasi pegunungan Pulau Irian dan melihat tiga danau yang memiliki pemandangan yang indah. Karena terpesona dengan keindahannya, Wissel memutuskan untuk mendarat dan menikmati eksotisme ketiga danau tersebut dari dekat. Bahkan, pada masa kolonial Belanda, nama Wisselmeren lebih populer ketimbang Paniai. Wisselmeren berasal dari bahasa Belanda yang memiliki arti danau-danau Wissel.
* Luas Danau Paniai yang mencapai 14.500 hektare memberi cukup ruang kepada wisatawan untuk memilih lokasi yang sesuai dengan keinginannya ketika berekreasi ke danau tersebut. Terdapatnya bebatuan dan pasir di tepian danau, serta dikelilingi oleh tebing-tebing yang lumayan tinggi, menambah daya tarik objek wisata andalan Kabupaten Paniai ini. Oleh sebab itu, selanjutnya perlu dikembangkan potensi warisan
Sebagaimana sebagian besar topografi Kabupaten Paniai yang berada di wilayah pegunungan dan perbukitan yang berhawa sejuk, Danau Paniai pun terletak di daerah ketinggian, yaitu sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl). Meskipun demikian, Danau Paniai menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang. Ikan nila (''oreochromis niloticus''), ikan mujair (''oreochromis mossambicus''), ikan mas/ikan karper (''cyprinus carpio''), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (''synbranchus'') adalah di antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini. Sedangkan ikan pelangi (rainbow/''melanotaenia ayamaruensis'') merupakan biota Danau Paniai yang sering dicari oleh para nelayan dan hobiis ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi. Bila beruntung, di Danau Paniai wisatawan dapat melihat udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii). Dinamakan demikian karena udang tersebut memiliki capit/jepit besar seperti halnya kepiting. Sampai saat ini, setiap orang yang berkunjung ke Tanah Papua, terutama ke Kota Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, senantiasa mencari udang selingkuh sebagai menu untuk bersantap.
|