Jamrud (grup musik): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 54:
=== Puncak kesuksesan ===
 
Kesuksesan yang mereka raih tak lepas dari sebuah kejadian yang tak terduga. Tak lama setelah album ''Terima Kasih'' (1998) dirilis, pada bulan Agustus 1999, Fitrah Alamsyah meninggal karena [[overdosis]] [[narkotika|obat-obatan terlarang]]. Disusul, Sandy Handoko yang meninggal pada bulan Oktober 2000. Berita kematian mereka menggemparkan industri musik Indonesia pada masa tersebut. Posisi Sandy Handoko kemudian digantikan oleh Suherman Husin. Sementara Fitrah Alamsyah pada formasi itu tidak digantikan oleh siapapun. Sebelum meninggal, Fitrah berpesan, "Jika aku mati, kalian tidak boleh menggantikan aku (dalam satu formasi)". Jadi, selama posisi drummer dipegang oleh Herman, tidaksementara posisi gitaris yang sebelumnya melibatkan 2 personel kini hanya ditangani oleh Azis saja. Tidak ada gitaris yang menggantikan Fitrah Alamsyah, dan Jamrud pun untuk pertama kalinya berjalan hanya dengan 4 anggota saja semenjak itu.
 
Puncak kesuksesan [[komersial]] ''Jamrud'' berikutnya adalah album ''[[Ningrat (album)|Ningrat]]'' (2000) yang mencatat angka penjualan sebanyak 2 juta keping di Indonesia dengan populernya single ''Surti-Tejo'', ''Ningrat'', ''Kabari Aku'', ''Asal British'' dan ''Pelangi di Matamu'' di Indonesia. Album "Ningrat" mencatat sejarah dengan meraih anugerah 5 penghargaan AMI Award 2000 sungguh luar biasa untuk sebuah grup musik rock.