Pelacuran di Thailand: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220409)) #IABot (v2.0.8.7) (GreenC bot |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
||
Baris 6:
=== Undang-Undang Pencegahan dan Penindasan Pelacuran ===
Undang-Undang Pencegahan dan Penghapusan Pelacuran/''Prevention and Suppression of Prostitution Act, B.E. 2539'' (1996)<ref name="B.E. 25392">{{cite web|url=http://www.ilo.org/dyn/natlex/docs/WEBTEXT/46403/65063/E96THA01.htm|title=Thailand: Prevention and Suppression of Prostitution Act, B.E. 2539 (1996)|date=14 October 1996|website=NATLEX|publisher=UN International Labor Organization (ILO)|format=Unofficial translation|accessdate=10 January 2018}}</ref> merupakan peraturan yang secara langsung melarang kegiatan pelacuran. Pada peraturan ini, definisi pelacuran adalah "hubungan seksual, ataupun kegiatan lainnya, atau komisi dari tindakan lainnya yang bertujuan untuk memuaskan hasrat seksual seseorang dengan banyak pihak dan mengharapkan imbalan balik berupa uang atau keuntunggan lainnya, terlepas dari apakah pihak yang menerima dan melakukan perbuatan tersebut memiliki jenis kelamin yang sama atau tidak". Definisi jelas dari frasa "dengan banyak pihak" tidak tersedia.<ref name="Legal2"
Dalam undang-undang ini, seseorang yang menawarkan jasa seksual "... di tempat terbuka dan tanpa sopan santun..." (frasa ini tidak memiliki definisi yang jelas), atau seseorang yang "...menyebabkan keonaran terhadap publik..." dapat dikenai denda. Seseorang yang terasosiasi dengan "tempat pelacuran" bersama orang lain dengan tujuan untuk kegiatan pelacuran diancam pidana penjara atau denda atau keduanya. Istilah "tempat pelacuran" tidak dijelaskan dengan baik, meskipun istilah tersebut bisa diinterpretasikan secara luas untuk memasukan tempat apapun dimana kegiatan pelacuran dilakukan, terutama terhadap kasus yang melibatkan pekerja seks di bawah umum bisa menghadapi hukuman yang berat (sampai dengan enam tahun jika pekerja seks di bawah 15 tahun) walaupun begitu, undang-undang ini tidak selalu digunakan untuk kegiatan pelacuran di tempat privat. Undang-undang ini mengenakan hukuman yang berat terhadap pemilik bisnis pelacuran dan tempat pelacuran.<ref name="Legal2"
Undang-Undang Pencegahan dan Penghapusan Pelacuran hadir untuk fokus mengatasi pelacuran dan perdagangan anak. Pasal 8 menghukum pelanggan yang berhubungan seksual dengan pekerja seks di bawah umur 15 tahun dengan hukuman penjara dua sampai dengan enam tahun dan denda sampai dengan 120.000 bath. Untuk pekerja seks diantara umur 15 sampai dengan 18 tahun, hukuman penjara berkisar dari satu sampai dengan tiga tahun dan denda sampai dengan 60.000 bath.<ref name="Legal2"
Berkaitan dengan perdagangan orang, Pasal 9 dari undang-undang menyatakan "setiap orang yang mengadakan, merayu, dan mengambil siapapun untuk kegiatan pelacuran, walaupun dengan persetujuan dari orang tersebut dan tanpa memperhatikan kegiatan tersebut yang termasuk pelanggaran terjadi di dalam Kerajaan atau di luar Kerajaan, dihukum penjara dengan rentang waktu satu sampai dengan sepuluh tahun dan denda sebesar 20.000 sampai dengan 200.000 bath"
Sebagai tambahan, setiap pelanggaran yang disebutkan dalam Pasal 9 terjadi "melalui penipuan, ketidakjujuran, ancaman, kekerasan, [atau], terjadi dibawah pengaruh atau pemaksanaan" hukuman akan diperberat sebanyak 1/3 dari hukuman awal.<ref name="Legal2"
=== Amandemen Undang-Undang Hukum Pidana ===
Undang-Undang Hukum Pidana (No. 14), B.E. 2540 (1997)<ref name="B.E. 25402">{{cite web|url=http://thailaws.com/law/t_laws/tlaw0194.pdf|title=Penal Code Amendment Act (No. 14), B.E. 2540 (1997)|date=14 November 1997|website=Thai Laws|format=Unofficial translation|accessdate=10 January 2018}}</ref> tidak secara eksplisit menyatakan bahwa pelacuran ilegal di Thailand, tetapi ''Title IX, Section 286'' menyatakan: "Setiap orang, di atas enam belas tahun, [sic] mencari nafkah sebagai peerja seks, walaupun hal tersebut hanya sebagian dari pendapatan mereka [sic], akan dihukum dengan pidana penjara tujuh sampai dengan dua puluh tahun dan denda 14.000 sampai dengan 40.000 Bath, atau dipenjara seumur hidup", sementara hukuman tidak dijelaskan secara spesifik, seksi yang sama menjelaskan bahwa hukuman diberikan kepada setiap orang yang (i) biasanya bertempat tinggal dan lazim diasosiasikan dengan pekerja seks (ii) menerima asrama, uang, atau keuntungan lainnya yang diatur oleh pekerja seks atau (iii) membantu pekerja seks saat berselisih dengan konsumennya.<ref name="Legal2">{{cite web|url=http://www.impowr.org/content/current-legal-framework-prostitution-thailand|title=Current Legal Framework: Prostitution in Thailand|author=aHennessy [sic]|author2=kilikina [sic]|date=27 Jun 2012|website=IMPOWR.org|publisher=ABA|archive-url=https://web.archive.org/web/20131213082253/http://www.impowr.org/content/current-legal-framework-prostitution-thailand|archive-date=2013-12-13|accessdate=9 Dec 2013|url-status=dead|df=}}</ref>
Undang-undang ini juga hadir untuk membahas mengenai pelacuran anak tetapi tidak memiliki penjelasan yang lengkap, tidak menjelaskan mengenai makna "perbuatan tidak senonoh". Pada ''Title IX, Section 279'' Kitab Undang-Undang Hukum Pidana: "Siapapun, yang melakukan tindakan tidak senonoh kepada anak-anak yang berusia tidak lebih dari 15 tahun, dengan atau tanpa persetujuan anak, dihukum dengan penjara maksimal sepuluh tahun dan denda maksimial 20.000 Bath atau keduannya".<ref name="Legal2"
=== Undang-Undang Tempat Hiburan ===
Undang-Undang Tempat Hiburan tahun 1996<ref name="B.E.25092">{{cite web|url=http://web.krisdika.go.th/data/outsitedata/outsite21/file/Entertainment_Place_Act.pdf|title=ENTERTAINMENT PLACE ACT, B.E. 2509 (1966)|website=Office of the Council of State (Thailand)|format=Unofficial translation|accessdate=10 January 2018}}</ref> menempatkan tanggung jawab kepada pemilik beragam jenis tempat hiburan jika terjadi kegiatan pelacuran mereka akan bertanggung jawab secara hukum. Menurut undang-undang, pekerja seks harus melalui rehabilitasi selama satu tahun di rumah rehabilitasi setelah selesainya masa hukuman akibat melakukan kegiatan pelacuran.<ref name="Legal2"
Kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan seperti [[rumah bordil]], penyewa jasa pelacuran, dan mencari keuntungan dari pelacuran merupakan kegiatan ilegal.<ref name="Legal2"
== Cakupan ==
[[Berkas:Soicowboy.JPG|kiri|jmpl| Bar go-go bernama Soi Cowboy di Bangkok]]Sejak [[Perang Vietnam]], Thailand mendapatkan reputasi internasional diantara wisatawan dari banyak negara sebagai tujuan [[wisata seks]].<ref name="culturetrip3">{{cite web|url=https://theculturetrip.com/asia/thailand/articles/a-guide-to-bangkoks-red-light-districts/|title=A Guide to Bangkok's Red Light Districts|last1=Iverson|first1=Kelly|date=9 February 2017|website=Culture Trip|accessdate=18 December 2017}}</ref> Jumlah pasti pekerja seks di Thailand sulit diperkirakan. Estimasinya sangat beragam dan menjadi kontroversi nasional dan internasional.<ref name="HRR-20082">{{cite web|url=https://2009-2017.state.gov/j/drl/rls/hrrpt/2008/eap/119058.htm|title=2008 Human Rights Report: Thailand; Women|website=US Department of State|accessdate=24 Feb 2015}}</ref> Pemerintah Thailand tidak pernah melaksanakan survei formal.<ref name="PE-201712132"
Sebagai contoh terdapat kurang lebih 10.000 pekerja seks di [[Ko Samui]], sebuah destinasi pulau resor yang biasa tidak menjadi tujuan pelacuran, dan setidaknya 10% uang yang dikeluarkan oleh turis dibelanjakan untuk kegiatan seksual.<ref name="Martin2">{{cite news|title=Paradise Revealed|url=http://www.taipeitimes.com/News/feat/archives/2006/01/25/2003290710|accessdate=10 Nov 2013|newspaper=The Taipei Times|date=25 Jan 2006|author=Lorna Martin}}</ref> Sebuah estimasi yang diterbitkan pada 2003 belanja seksual menyumbangkan US$4,3 juta dolar per tahun atau 3% dari ekonomi Thailand.<ref name="legal2">{{cite web|url=http://www.theage.com.au/articles/2003/11/26/1069825832486.html?oneclick=true|title=Thailand mulls legal prostitution|date=2003-11-26|publisher=Theage.com.au|accessdate=2015-02-24}}</ref> Pada 2015 ''Havocscope'' keuntungan yang didapat per tahun dari pelacuran mencapai US$6,4 juta atau 10% dari produk domestik bruto Thailand. ''Havocscope'' mengklaim pekerja seks di Thailand mengirim rata-rata setiap tahunnya US$300 juta kepada anggota keluarga yang tinggal di daerah terpencil di Thailand.<ref name="Boccagno2"
Pada 1996, pihak kepolisian di Bangkok memperkirakan terdapat 5.000 pekerja seks asal Rusia yang bekerja di Thailand, banyak yang datang ke Thailand menggunakan jaringan yang dikontrol oleh gang dari Rusia.<ref>{{cite web|url=http://www.asiapacificms.com/articles/russian_mafia/|title=The Russian Mafia in Asia - Asia Pacific Media Service|author=Bertil Lintner|date=3 February 1996|publisher=Asiapacificms.com|accessdate=2 December 2013}}</ref>
Baris 38:
[[Berkas:Soi_Cowboy_(15351434931).jpg|ka|jmpl| Soi Cowboy, [[Bangkok]] ]]
[[Berkas:Bangla_Road_Patong_Thajsko_2018_5.jpg|ka|jmpl| Bar di Pantai Patong, [[Phuket]] ]]
"Zona pelacuran" utama dari turis di Thailand sering kali diidentifikasi sebagai [[distrik lampu merah]] di Bangkok dan [[Pattaya]]<ref name="AC-201801112">{{cite news|last1=Bragg|first1=Taylor|title=Sex tourism in Pattaya: Is the party over?|url=http://asiancorrespondent.com/2018/01/sex-tourism-pattaya-party/|accessdate=12 January 2018|work=Asian Correspondent|date=11 January 2018}}</ref><ref name="Age20082">{{Cite web|url=http://www.theage.com.au/technology/technology-news/roving-candid-camera-snaps-thailands-sin-city-20090618-clbg.html|title=Roving candid camera snaps Thailand's Sin City|year=2008|website=[[The Age]]|archiveurl=https://web.archive.org/web/20110523064137/http://www.theage.com.au/technology/technology-news/roving-candid-camera-snaps-thailands-sin-city-20090618-clbg.html|archivedate=2011-05-23|accessdate=2010-11-27|url-status=dead|df=}}</ref> selain itu, ada juga resor [[pantai Patong]] di [[Phuket|Pulau Phuket]].<ref>{{cite book|title=Thailand's beaches and islands|url=https://archive.org/details/thailandsbeaches0000unse_r1k6|last1=Dorai|first1=Francis|date=2009|publisher=APA Pub.|isbn=978-9812820365|edition=Updated|location=Singapore}}</ref> Sebagai tambahan ada [[Hat Yai]] dan kota perbatasan lain dengan Malaysia.<ref name="kochang2">{{cite web|url=http://www.kochangvr.com/thailandsprostitution/sextourismthailand.htm|title=Prostitution, Sex-Tourism & AIDS in Thailand - Thailand Information|website=KoChangVR|accessdate=18 December 2017}}</ref> Di Bangkok area yang biasanya diasosiasikan dengan kegiatan pelacuran termasuk daerah hiburan [[:en:Patpong|Patpong]]<ref name="culturetrip3"
Daripada menghadapi risiko secara independen, banyak pekerja seks yang menukar kebebasan mereka untuk bekerja di tempat yang aman di bisnis yang membutuhkan pekerja tetap seperti bar "karoke", panti "pijat" atau rumah bordil.<ref name="PE-201712132"
Kegiatan pelacuran terlarang berdasarkan hukum di Thailand, tetapi bar karoke dan panti pijak bisa didaftarkan secara normal sebagai bisnis legal. Ketika penahanan pekerja seks terjadi di tempat-tempat tersebut, polisi biasanya memproses transaksi pelacuran antara pekerja seks dan pelanggannya -status dari pemilik tempat dianggap tidak turut serta dalam transaksi tersebut. Beragam kasus menempatkan pemilik tempat dituntut lebih rendah dibandingkan pekerja seks dan pelanggannya memunculkan sindiran populer yaitu "mempekerjakan pekerja seks itu legal, menjadi pekerja seks itu ilegal, klien bebas dari hukuman". Pemilik tempat seperti ini biasanya berhadapan dengan hukum ketika mereka melanggar hukum seperti mempekerjakan pekerja di bawah umur atau imigran ilegal.<ref name="PE-201712132">{{cite news|last1=Somjittranukit|first1=Kornkritch|title=Sex in grey areas (1): sting operations horrify Thai sex workers|url=https://prachatai.com/english/node/7510|accessdate=14 December 2017|work=Prachatai English|date=2017-12-13}}</ref>
Baris 46:
=== Pijat Sabun (''Soapy Massage'') ===
[[Berkas:Katherine_Escort_&_Massage,_Phuket_Town_(26713388347).jpg|ka|jmpl| Tempat Layanan Pijat Sabun (''Soapy Massage'') di Phuket]]
Panti pijak sabun ({{lang-th|สถานอาบอบนวด}}, {{rtgs|''sathan ap op nuat''}}, "tempat mandi dan pijat) menyerupai ''[[soapland]]'' di Jepang, biasanya menyediakan pemijatan, pemijatan tubuh telanjang, atau perawatan mandi yang termasuk jasa seksual.<ref>{{cite web|url=http://www.soapy-massage.com/thai-soapy-massage-turkish-bath-house.html|title=The Turkish Bath House & Soapy Massage Explained|publisher=Soapy-massage.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20111007204817/http://soapy-massage.com/thai-soapy-massage-turkish-bath-house.html|archive-date=7 October 2011|accessdate=24 Feb 2015|url-status=dead|df=dmy-all}}</ref> Pada tipe tempat seperti ini, pelanggan pria bisa beraktivitas seksual dengan pekerja seks wanita.<ref name="AC2"
=== Karaoke Bar ===
[[Berkas:Thai_Karaoke-Bar_DSC05082.jpg|ka|jmpl| Karaoke bar di Thailand]]
Seorang pengamat menyatakan bahwa "yang disebut sebagai 'karoke bar' biasanya memiliki mesin karoke sebagai dekorasi, walaupun hanya sedikit atau tidak ada konsumen yang mengunjungi tempat tersebut untuk bernyanyi tetapi untuk membeli layanan seksual.<ref name="PE-201712132"
=== Panti Pijat ===
Baris 58:
=== Bar untuk Orang Asing ===
[[Berkas:Pattaya-Nightclub.jpg|ka|jmpl| Bar malam di [[Pattaya]] ]]
Wanita ([[:en:Bar girl|''bar girls'']]) atau pria, dalam kasus ini adalah bar homoseksual, atau transseksual ([[:en:Kathoey|''kathoeys'']]) dipekerjakan di bar ini sebagai penari (dalam kasus ini adalah ''go-go bars'') atau sekedar menjadi pelayan yang mendorong konsumen untuk membelikan mereka minuman. Terlepas dari bar jenis ini, terdapat tempat lain untuk bertransaksi sekual. Di sebagian besar tempat-tempat seperti itu pekerja seks dipekerjakan langsung, tetapi di hotel, atau beberapa bar dan tempat disko pekerja seks lepas diperbolehkan untuk mencari pelanggan.<ref name="CSIS2">{{cite web|url=http://www.walnet.org/csis/papers/redefining.html#3e|title=Redefining Prostitution as Sex Work on the International Agenda|author1=Jo Bindman|author2=Jo Doezema|date=1997|website=www.walnet.org|publisher=Commercial Sex Information Service|access-date=8 September 2015|quote=}}</ref><ref>{{cite book|url=http://www.pacificdiscovery.org/credit/SEAreadings/Askew.%20Sex%20workers%20in%20Bangkok.pdf|title=Bangkok: Place, practice and representation. Chapter 9: Sex workers in Bangkok - Refashioning female identities in the global pleasure space|last=Askew|first=Marc|date=|publisher=Pacificdiscovery.org|isbn=|location=|page=|accessdate=6 Jan 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20160303195011/http://www.pacificdiscovery.org/credit/SEAreadings/Askew.%20Sex%20workers%20in%20Bangkok.pdf|archive-date=3 March 2016|url-status=dead|df=dmy-all}}</ref> Pekerja seks biasanya akan menerima komisi ketika konsumen membeli minuman dan jasa seksual bisa dilakukan di tempat tersebut atau tempat lain (yang mengharuskan pelanggan untuk membayar "''bar fine''" untuk mengizinkan pekerja seks bekerja di luar bar).<ref name="womensj2"
== Sejarah ==
Baris 68:
Thailand memiliki tradisi kuno dan berkelanjutan mengenai teks-teks hukum, secara umum dijelaskan dalam literatur[[:en:Dhammasattha|Dhammasattha]] (pengucapan Thailand., ''tam-ma-sat''), dimana pelacuran banyak didefinisikan dan secara umum dilarang. Era teks-teks hukum tradisional berakhir di awal abad ke-20 tetapi teks tersebut berdampak signifikan terhadap penulisan dan semangat dari legislasi modern.<ref>{{cite book|title=Thai Law, Buddhist Law; Essays on the Legal History of Thailand, Laos and Burma|last1=Huxley|first1=Andrew|date=1996|publisher=White Orchid|place=Bangkok}}</ref>
Pada abad ke-20 beragam undang-undang terkait dengan industri seks disahkan, termasuk Undang-Undang Pencegahan Penyakit Menular pada 1908 dan Undang-Undang Tempat Hiburan pada 1966.<ref name="CSIS2"
== Upaya Legalisasi ==
Pada 2003, Kementerian Kehakiman mempertimbangkan melegasilasi kegiatan pelacuran sebagai pekerjaan resmi dengan tunjangan kesehatan dan pajak penghasilan, kementerian mengelar diskusi publik mengenai hal tersebut. Legalisasi dan regulasi diusulkan dengan maksud untuk mengingkatan pendapatan pajak, menurunkan korupsi, dan meningkatkan situasi bekerja.<ref name="legal2"
== HIV/AIDS ==
Baris 78:
[[:en:Mechai Viravaidya|Mechai Viravaidya]] yang dikenal sebagai "Mr. Condom"<ref>{{cite web|url=http://www.abc.net.au/worldtoday/content/2005/s1455219.htm|title=The World Today - Thailand's 'Mr Condom' makes comeback|date=|publisher=Abc.net.au|accessdate=2015-02-24}}</ref> berkampanye tanpa lelah untuk meningkatkan kesadaran mengenai praktik seks aman dan penggunaan [[Kondom]] di Thailand. Dia bekerja sebagai Menteri Pariwisata dan pencegahan AIDS dari 1991 sampai dengan 1992, dan juga mendirikan restoran waralaba Cabbages dan Condoms, yang memberikan kondom gratis untuk konsumen.
Setelah berlakunya rencana lima tahunan pemerintah Thailand untuk melawan pandemi HIV/AIDS termasuk rencana Mechai "100% Program Kondom", sampai dengan 1994 penggunaan kondom saat transaksi seksual kemungkinan meningkat pesat. Tidak tersedia data terbaru mengenai penggunaan kondom. Program mengintruksikan pekerja seks untuk menolak berhubungan seks tanpa menggunakan kondom, dan memonitor statistik klinik kesehatan untuk menentukan lokasi rumah bordil yang mengizinkan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.<ref name="IES2"
=== [[Kathoey]] ===
Baris 86:
=== Pandangan Sosial ===
Masyarakat Thailand memiliki seperangkat adat istiadat ([[folkways]]) unik yang sering kali bertentangan terkait dengan seksual. Mengunjungi pekerja seks atau membayar wanita simpanan merupakan hal biasa, walaupun tidak diterima secara umum, untuk pria. Banyak wanita Thailand, sebagai contoh, percaya keberadaan pekerja seksual secara aktif menurunkan angka pemerkosaan.<ref name="IES2"
Studi pada 1996 menyatakan bahwa bagi pria dan wanita Thailand, dorongan seksual pria Thailand lebih tinggi dibandingkan dengan wanita Thailand. Dimana wanita dianggap mampu mengontrol keinginan mereka, sedangkan dorongan seksual pria dianggap sebagai "kebutuhan dasar atau insting". Selain itu, menurut pemikiran pria dan wanita Thailand bahwa pria membutuhkan "varisasi pasangan sesekali". Ketidaksetiaan wanita sangat tidak disukai oleh masyarakat Thailand, berdasarkan survei tahun 1993, hubungan seksual untuk wanita lajang tidak disetujui oleh mayoritas masyarakat, seks pranikah, seks kasual, dan seks tambahan dengan pekerja seks diterima, diharapkan dan kadang-kadang didorong agar dilakukan oleh pria Thailand, tindakan terakhir dianggap tidak berbahaya kepada hubungan pernikahan yang berlangsung panjang, sehingga disebut sebagai "istri kecil".<ref name="Knodel2">{{cite journal|last1=Knodel|first1=John|last2=VanLandingham|first2=Mark|last3=Saengtienchai|first3=Chanpen|last4=Pramualratana|first4=Anthony|date=1996|title=Thai views of sexuality and sexual behaviour|url=http://htc.anu.edu.au/pdfs/Knodel1.pdf|journal=Health Transition Review|volume=6|pages=179–201|accessdate=25 Feb 2015}}</ref>
Baris 95:
[[Chuwit Kamolvisit]] memiliki beberapa panti pijat di Bangkok dai dianggap sebagai "''godfather'' pelacuran" di Thailand. Pada 2005 ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Thailand untuk masa jabatan empat tahun tetapi pada 2006 Mahkamah Konstitusi mencopotnya dari jabatan. Pada Oktober 2008 ia maju kembali untuk pemilihan Gubernur Bangkok tetapi tidak terpilih. Ia mengungkapkan pada 2013 bahwa beberapa klien terbaiknya merupakan politisi dan pejabat polisi senior, yang ia klaim mereka dibayar, lebih dari satu dekade, lebih dari £1,5 juta uang usap agar bisnisnya yang menjual seks tetap bisa beroperasi.<ref name="Levy2">{{cite newspaper|last1=Scott-Clark|first1=Cathy|last2=Levy|first2=Adrian|title=The brothel king's revenge|url=https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2004/feb/21/weekend.adrianlevy|accessdate=25 Feb 2015|newspaper=The Guardian|date=21 Feb 2004}}</ref>
Meskipun perdagangan seksual yang dilakukan warga negara asing dianggap terbuka, tetapi industri yang mengkhusukan diri untuk orang-orang Thailand belum pernah diketahui publik secara terbuka, meninggalkan sendiri eksploitasi seksual tersebut tidak terungkap<ref name="Levy2"
Dukungan terhadap kegiatan pelacuran tersebar di lingkaran politik, seperti yang dilaporkan oleh [[BBC News]] pada 2003. "Anggota parlemen dari partai berkuasa [[Thai Rak Thai]] marah karena rencana pemimpin partai untuk melarang anggotanya memiliki gundik atau mengunjungi rumah bordil..." Salah satu anggota parlemen berbicara kepada surat kabar [[:en:The Nation (Thailand)|''The Nation'']] bahwa jika peraturan ini diterapkan, partai hanya dapat mengajukan 30 kandidat, dibandingkan lebih dari 200 anggota parlemen yang menduduki jabatan saat ini.<ref name="bbc">{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3255350.stm|title=Thai MPs protest mistress ban|publisher=BBC News|date=2003-12-02|accessdate=2015-02-24}}</ref>
Sikap terhadap wanita dicontohkan oleh Anggota Parlemen Thirachai Sirikhan, dikutip oleh ''The Nation'' "Untuk memiliki ''mia noi'' [gundik] merupakan hak individual. Hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah selama politikus tidak menyebabkan masalah kepada keluarganya atau masyarakat<ref name="bbc"
Setelah polisi mengerebek beberapa panti pijat di Bangkok dimana anggota kepolisian berhubungan seksual dengan pekerja seks, "Pejabat Kepala Kolonel (Pol) Suthisan Varanvas Karunyathat membela tindakan kepolisian dengan berkata bahwa tindakan anggota kepolisian untuk berhubungan seks merupakan langkah terukur untuk mendapatkan bukti penangkapan<ref>{{cite web|url=http://2bangkok.com/chuwit.shtml|title=Chuwit Kamolvisit News|date=2008-01-28|publisher=2Bangkok.com|accessdate=2015-02-24}}</ref>". Tampaknya, tindakan yang sama juga dilakukan petugas kepolisian di Pattaya pada Mei 2007.<ref name="Pattaya2">{{cite news|url=http://www.pattayadailynews.com/shownews.php?IDNEWS=0000002956|archive-url=https://web.archive.org/web/20091030234556/http://www.pattayadailynews.com/shownews.php?IDNEWS=0000002956|date=22 May 2007|archive-date=30 October 2009|title=Pattaya Volunteer Police Indulge in Uzbek Sting Operation|work=Pattaya Daily News}}</ref>
Baris 114:
Dalam buku berjudul ''Disposable People: New Slavery in the Global Economy'', [[:en:Kevin Bales|Kevin Bales]] berargumen bahwa [[Agama Buddha di Thailand]], Wanita dianggap secara natural lebih lemah dibandingkan pria, dan [[Siddhartha Gautama|Buddha]] berkata kepada murid-muridnya bahwa wanita itu "tidak murni, duniawi, dan korupsi".<ref name="Bales-2004">{{cite book|url=https://archive.org/details/disposablepeople0000bale|title=Disposable People: New Slavery in the Global Economy|last=Bales|first=Kevin|publisher=University of California Press|year=2004|isbn=9780520931701|location=Los Angeles|accessdate=2018-12-30|url-access=registration}}</ref> Hal ini juga mendukung kepercayaan bahwa wanita tidak mungkin mendapatkan [[Pencerahan (spiritual)|pencerahan]], walaupun pandangan ini diperdebatkan oleh naskah Agama Budha lainnya seperti [[Vinaya Piṭaka]] di [[Kanon Pāli]]<ref name="Murcott-1991">{{Citation|last=Murcott|first=Susan|title=The First Buddhist Women: Translations and Commentary on the Therigatha|publisher=Parallax Press|year=1991|isbn=9780938077428|url-access=registration|url=https://archive.org/details/firstbuddhistwom00murc}}</ref><sup>:16</sup>. [[Dalai Lama]] menekankan bahwa wanita dapat meraih pencerahan dan berfungsi sama seperti pria dalam hal spiritual, tetapi cabang Budha seperti itu tidak ada di Thailand, yang memiliki ''canon'' ''of beliefs'' sendiri. Bales juga menunjukan fakta bahwa terdapat sepuluh jenis istri yang diuraikan di Vinaya, atau peraturan pendeta. Pada peraturan ini, tiga kategori pertama dari wanita yang bisa dibayar untuk pelayanannya.<ref name="Bales-2004" /> Pada Thailand saat ini, hal ini diekspresikan sebagai toleransi kegiatan pelacuran oleh wanita yang sudah menikah. Seks dengan pekerja seks dianggap wanita sebagai "seks kosong" dan wanita mengizinkan suami mereka untuk memiliki hubungan seksual tanpa makna dengan pekerja seks dibandingkan memiliki istri baru.
Agama Budha juga menulis bahwa "penerimaan dan kepasrahan dalam menghadapi penderitaan dan kesakitan hidup",<ref name="Bales-2004"
=== Eksploitasi oleh Polisi dan Pejabat ===
|