Hasan di Tiro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 43:
[[Berkas:Jeurat Hasan Tiro 2.JPG|jmpl|Spanduk ungkapan dukacita di makam Hasan Tiro di [[Mureu Lamglumpang, Indrapuri, Aceh Besar|Mureu Lamglumpang]], [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]], [[Aceh Besar]]]]
 
DiaHasan Tiro menyatakan organisasinya sebagai Front Pembebasan Nasional Aceh Sumatra, lebih dikenal sebagai [[Gerakan Aceh Merdeka]] pada tanggal 4 Desember 1976. Di antara tujuannya adalah kemerdekaan penuh Aceh dari Indonesia. Tengku Muhammad Hasan Di Tiro memilih kemerdekaan sebagai salah satu tujuan GAM, bukan otonomi khusus daerah, karena fokus pada sejarah Aceh sebelum masa kolonial Belanda sebagai sebuah negara merdeka. GAM berbeda dari pemberontakan Darul Islam yang berusaha untuk menggulingkan ideologi [[Pancasila]] yang [[sekuler]] dan menciptakan negara Islam Indonesia berdasarkan syariah. Dalam "Deklarasi Kemerdekaan Aceh", ia mempertanyakan hak Indonesia untuk berdiri sebagai negara, karena pada asalnya itu adalah negara multi-budaya berdasarkan kekaisaran kolonial Belanda dan terdiri dari negara-negara sebelumnya yang terdiri atas banyak sekali etnis dengan sedikit kesamaan. Dengan demikianSehingga, Tengku Muhammad Hasan di Tiro percaya bahwa rakyat Aceh harus memulihkan keadaan pra-kolonial Aceh sebagai negara merdeka dan harus terpisah dari negara Indonesia.<ref>[http://acehnet.tripod.com/declare.htm Salinan Deklarasi Kemerdekaan Aceh] di Acehnet</ref>
 
[[Berkas:Jeurat Hasan Tiro.JPG|jmpl|kiri|Makam Hasan Tiro berdampingan dengan makam buyutnya, [[Teungku Chik di Tiro]] Muhammad Saman]]
Baris 50:
Prinsip militer GAM, bagaimanapun, melibatkan serangan gerilya terhadap tentara dan [[POLRI|polisi Indonesia]].
 
Pada tahun 1977, setelah memimpin serangan GAM di mana salah satu insinyur [[Amerika Serikat]] tewas dan satu insinyur Amerika lain dan satu insinyur [[Korea Selatan]] terluka,<ref name="Heiberg, O'Leary, Tirman"/><ref name="Kopassus"/> Hasan Tiro diburu oleh militer Indonesia. Ia ditembak di kaki dalam sebuah penyergapan militer, dan melarikan diri ke [[Malaysia]].<ref name="Kopassus"/><ref name="ohiou">{{cite web|date = Wed Dec 19 1990 - 14:17:00 EST|url = http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1990/12/19/0012.html|title = Hasan di Tiro: Acehnese Terrorist|publisher = www.library.ohiou.edu|accessdate = 2008-10-12|last = |quote = An American worker was reportedly killed and another one wounded by stray bullets in the fighting between our forces and the Indonesian colonialist forces. This was the sort of thing that we have been trying to avoid for months|archive-date = 2016-03-05|archive-url = https://web.archive.org/web/20160305151425/https://www.library.ohiou.edu/indopubs/1990/12/19/0012.html|dead-url = yes}}</ref>
 
Dari tahun 1980, Tengku Muhammad Hasan diTiro Tiromemilih tinggal di [[Stockholm]], [[Swedia]] dan memiliki kewarganegaraan Swedia.<ref name="thejakartapost"/><ref name="BBC_3039243">{{cite news|date=Monday, 24 January 2005, 14:46 GMT|url = http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3039243.stm|title = Aceh's Gam separatists|publisher = [[BBC News]]|accessdate = 2008-10-11|last=|quote=}}</ref> Selama periode ini [[Zaini Abdullah]], yang menjadi gubernur Aceh pada Juni 2012, adalah salah satu rekan Aceh terdekatnya di Swedia. Setelah [[Gempa bumi Samudera Hindia 2004|tsunami pada bulan Desember 2004]], GAM dan pemerintah Indonesia setuju untuk menandatangani perjanjian damai yang ditandatangani di [[Helsinki]], [[Finlandia]] pada Agustus 2005. Menurut ketentuan perjanjian perdamaian, yang diterima oleh pimpinan politik GAM dan disahkan oleh Tengku Muhammad Hasan di Tiro, Aceh mendapat status otonomi yang lebih besar. Tak lama setelah itu, sebuah Undang-Undang baru tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh disahkan oleh [[Dewan Perwakilan Rakyat|parlemen nasional]] di Jakarta untuk mendukung pelaksanaan perjanjian damai. Pada bulan Oktober 2008, setelah 30 tahun pengasingan, Tengku Muhammad Hasan di Tiro kembali ke Aceh.
 
Selama konflik, pada tiga kesempatan terpisah pemerintah Indonesia keliru menyatakan bahwa Tengku Muhammad Hasan di Tiro telah meninggal.<ref name="asnlf">{{cite web |year=2007 |url = http://www.asnlf.net/asnlf_int/abaut_us/headofthestate/walinangroe.htm|title = HEAD OF STATE OF ACHEH-SUMATRA|publisher = asnlf|accessdate = 2008-10-12 |last= |quote=}}</ref>
 
== Kembali ke Aceh ==