Persembahan curahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 48:
[[File:Bell-krater sacrifice Pothos Painter Louvre G496.jpg|thumb|upright=1.2|right|Gambar upacara persembahan karya [[Pelukis Potos]], persembahan curahan dituangkan dari tempayan, [[krater]] [[Tembikar sosok-merah|sosok-merah Atika]], 430–420 SM)]]
Kata kerja Yunani ''σπένδω'' (''spéndō''), yang berarti "menuangkan persembahan curahan", dan dapat pula berarti "mencapai mufakat", berasal dari [[akar kata bahasa Proto-India-Eropa|akar kata bahasa India-Eropa]] ''{{PIE|*spend-}}'', yang berarti "mempersembahkan, melaksanakan upacara, atau melibatkan diri lewat suatu upacara". Kata bendanya adalah ''spondȇ'' (jamak: ''spondaí''), artinya "persembahan curahan." Di dalam [[diatesis|bentuk kalimat madya]] (
Persembahan curahan yang ditumpahkan ke tanah ditujukan kepada arwah-arwah dan dewa-dewa [[Khthonik|pratala]]. Di dalam wiracarita ''[[Odisseia|Odiseya]]'', bagian ''Kitab Kematian'', [[Odisseus|Odiseus]] dikisahkan menggali sebuah liang sesaji, kemudian menuangkan madu, anggur, dan air berturut-turut ke sekeliling liang itu. Untuk upacara persembahan curahan yang disebut ''khoē'' ({{Lang-el|χεῦμα}}, ''kheuma'', artinya "yang dicurahkan"; dari akar kata bahasa India-Eropa ''{{PIE|*gheu-}}''),<ref>Adams and Mallory, "Libation," hlm. 351.</ref> persembahan curahan ditumpahkan dari sebuah pasu ke tanah sebagai persembahan kepada dewa-dewa pratala, yang juga dibenarkan menerima ''spondai''.<ref>Burkert, ''Greek Religion'', hlm. 70.</ref> Para pahlawan, yakni insan-insan fana yang didewakan, dibenarkan menerima persembahan curahan darah jika semasa hidupnya pernah berjuang menumpahkan darah di medan perang, misalnya [[Brasidas]], pahlawan [[Sparta]].<ref>Gunnel Ekroth, "Heroes and Hero-Cult," dalam ''A Companion to Greek Religion'', hlm. 107.</ref> Persembahan curahan yang ditumpahkan kepada arwah dalam upacara di kuburan juga mencakup susu dan madu.<ref>D. Felton, "The Dead," in ''A Companion to Greek Religion,'' hlm. 88.</ref>
|