Pemanasan global: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Penyebab pemanasan global: penambahan grafik, merapikan sedikit bagian efek rumah kaca |
Ariefgutawa (bicara | kontrib) Lagi diperbaiki, nanti dilanjut |
||
Baris 4:
[[Berkas:Change in Average Temperature.svg|ka|jmpl|280x280px|Perbandingan suhu permukaan rata-rata selama periode 2011 sampai 2021 dengan suhu rata-rata dari 1956 sampai 1976.]]
'''Pemanasan global''' ({{lang-en|global warming}}) (juga disebut '''
Akibat perubahan iklim, gurun pasir meluas, sementara gelombang panas dan kebakaran hutan menjadi lebih umum.<ref>{{harvnb|IPCC SRCCL|2019|p=7|ps=: Since the pre-industrial period, the land surface air temperature has risen nearly twice as much as the global average temperature (high confidence). Climate change... contributed to desertification and land degradation in many regions (high confidence).}}; {{harvnb|IPCC SRCCL|2019|p=45|ps=: Climate change is playing an increasing role in determining wildfire regimes alongside human activity (medium confidence), with future climate variability expected to enhance the risk and severity of wildfires in many biomes such as tropical rainforests (high confidence).}}</ref> Peningkatan pemanasan di Kutub Utara telah berkontribusi pada mencairnya tanah es yang sebelumnya selalu membeku, mundurnya [[glasial]], dan hilangnya [[es laut]].<ref>{{harvnb|IPCC SROCC|2019|p=16|ps=: Over the last decades, global warming has led to widespread shrinking of the cryosphere, with mass loss from ice sheets and glaciers (very high confidence), reductions in snow cover (high confidence) and Arctic sea ice extent and thickness (very high confidence), and increased permafrost temperature (very high confidence).}}</ref> Suhu yang lebih tinggi juga menyebabkan [[badai]] yang lebih intens, [[kekeringan]], dan cuaca ekstrem lainnya.<ref>{{Harvnb|IPCC AR6 WG1 Ch11|2021|p=1517}}</ref> Perubahan lingkungan yang cepat di pegunungan, terumbu karang, dan Kutub Utara memaksa banyak spesies untuk pindah atau punah.<ref>{{cite web|author=EPA|date=19 January 2017|title=Climate Impacts on Ecosystems|url=https://19january2017snapshot.epa.gov/climate-impacts/climate-impacts-ecosystems_.html#Extinction|archive-url=https://web.archive.org/web/20180127185656/https://19january2017snapshot.epa.gov/climate-impacts/climate-impacts-ecosystems_.html#Extinction|archive-date=27 January 2018|access-date=5 February 2019|quote=Mountain and arctic ecosystems and species are particularly sensitive to climate change... As ocean temperatures warm and the acidity of the ocean increases, bleaching and coral die-offs are likely to become more frequent.|url-status=live}}</ref> Perubahan iklim mengancam manusia dengan kelangkaan makanan dan air, peningkatan banjir, panas yang ekstrem, lebih banyak penyakit, dan kerugian ekonomi. Migrasi manusia dan konflik dapat terjadi sebagai akibatnya.<ref name="auto3">{{harvnb|Cattaneo|Beine|Fröhlich|Kniveton|2019}}; {{harvnb|UN Environment, 25 October|2018}}.</ref> Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan global di abad ke-21.<ref>{{harvnb|IPCC AR5 SYR|2014|pp=13–16}}; {{harvnb|WHO, Nov|2015}}: "Climate change is the greatest threat to global health in the 21st century. Health professionals have a duty of care to current and future generations. You are on the front line in protecting people from climate impacts – from more heat-waves and other extreme weather events; from outbreaks of infectious diseases such as malaria, dengue and cholera; from the effects of malnutrition; as well as treating people that are affected by cancer, respiratory, cardiovascular and other non-communicable diseases caused by environmental pollution."</ref> Bahkan jika upaya untuk meminimalkan pemanasan di masa depan berhasil, beberapa efek akan terus berlanjut selama berabad-abad. Ini termasuk kenaikan permukaan laut, dan lautan yang lebih hangat dan dengan [[pH]] yang lebih [[asam]].<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch1|2018|p=64|ps=: Sustained net zero anthropogenic emissions of {{CO2}} and declining net anthropogenic non-{{CO2}} radiative forcing over a multi-decade period would halt anthropogenic global warming over that period, although it would not halt sea level rise or many other aspects of climate system adjustment.}}</ref>
Banyak dari dampak-dampak ini telah dirasakan pada tingkat pemanasan 12 °C (22 °F) saat ini. Peningkatan pemanasan lebih lanjut akan memperbesar dampak-dampak ini dan dapat memicu terjadinya titik kritis, seperti mencairnya [[lapisan es Greenland]].<ref>{{harvnb|IPCC AR6 WG1 Technical Summary|2021|p=71}}</ref> Di bawah Perjanjian Paris 2015, negara-negara secara kolektif sepakat untuk menjaga agar pemanasan tetap " berada di bawah 2 °C". Namun, dengan komitmen yang dibuat di bawah Perjanjian tersebut, pemanasan global masih akan mencapai sekitar 27 °C (49 °F) pada akhir abad ini.<ref name="UNEP2021">{{harvnb|United Nations Environment Programme|2021|p=36|ps=: "A continuation of the effort implied by the latest unconditional NDCs and announced pledges is at present estimated to result in warming of about 2.7 °C (range: 2.2–3.2 °C) with a 66 per cent chance."}}</ref> Membatasi pemanasan hingga 1,5 °C akan membutuhkan pengurangan separuh dari tingkat [[emisi karbon]] pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050.<ref>{{harvnb|IPCC SR15 Ch2|2018|pp=95–96|ps=: In model pathways with no or limited overshoot of 1.5 °C, global net anthropogenic {{CO2}} emissions decline by about 45% from 2010 levels by 2030 (40–60% interquartile range), reaching net zero around 2050 (2045–2055 interquartile range)}}; {{harvnb|IPCC SR15|2018|loc=SPM C.3|p=17|ps=:All pathways that limit global warming to 1.5 °C with limited or no overshoot project the use of carbon dioxide removal (CDR) on the order of 100–1000 GtCO2 over the 21st century. CDR would be used to compensate for residual emissions and, in most cases, achieve net negative emissions to return global warming to 1.5 °C following a peak (high confidence). CDR deployment of several hundreds of GtCO2 is subject to multiple feasibility and sustainability constraints (high confidence).}}; {{harvnb|Rogelj|Meinshausen|Schaeffer|Knutti|Riahi|2015}}; {{harvnb|Hilaire et al.|2019}}</ref>
== Penyebab pemanasan global ==
Baris 64 ⟶ 60:
Para [[ilmuwan]] telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model computer berdasarkan prinsip-prinsip dasar [[dinamika fluida]], [[transfer]] [[radiasi]], dan proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan disebabkan keterbatasan kemampuan komputer. Model-model ini memprediksikan bahwa penambahan [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] berefek pada iklim yang lebih hangat.<ref>{{cite web |url=http://books.google.com/books?id=sx6DFr8rbpIC&dq=robert+lanza&printsec=frontcover&source=web&ots=S7MXYzoDqR&sig=jfUo33FtVZ3PSUS2fcc_EtawEnQ |last = Hansen |first = James |title = Climatic Change: Understanding Global Warming |work = One World: The Health & Survival of the Human Species in the 21st Century |accessdate=2007-08-18 | date = 2000 |publisher= Health Press}}</ref> Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi [[gas rumah kaca]] pada masa depan, [[sensitivitas iklim]]nya masih akan berada pada suatu rentang tertentu.
Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan pemodelan iklim, [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memperkirakan pemanasan sekitar {{nowrap|1,1 °C hingga 6,4 °C}} antara tahun 1990 dan 2100.<ref name="grida7">{{cite web|date=05-02-2007|title=Summary for Policymakers|url=http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf|work=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change|publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]]|format=[[Portable Document Format|PDF]]|archiveurl=https://web.archive.org/web/20070203164304/http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf|archivedate=2007-02-03|dead-url=no|accessdate=02-02-2007}}</ref> Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan perubahan yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, baik alami maupun aktivitas manusia.
Model iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan perubahan suhu global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak mensimulasi semua aspek dari [[iklim]].<ref>{{cite web |url=http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |title=Summary for Policymakers |work=Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change |accessdate=28-04-2007 |date=<nowiki>20-01-2001]]</nowiki> |publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] |archive-date=2016-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160617020742/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |dead-url=yes }}</ref> Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa pemanasan yang terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
|