Husein bin Abu Bakar Al-Habsyi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Membalikkan revisi 18466258 oleh 110.137.101.105 (bicara) Tag: Pembatalan |
||
Baris 76:
== Aktivitas Pendidikan ==
Pada 1973, Husein mulai merintis sebuah lembaga pendidikan Islam yang telah lama diidam-idamkan, yakni lembaga pendidikan Islam yang toleran dan inklusif terhadap berbagai mazhab pemikiran Islam. Husein memulai upaya konkretnya di kota Bondowoso. Namun dia harus mengalami sejumlah kendala dan kesulitan di sana, hingga dia berpindah ke Bangil. Di kota inilah Husein pada 1976 berhasil mewujudkan cita-citanya mendirikan lembaga pendidikan Islam yang inklusif tersebut. Dari seorang dermawan Fathimah Basyaeb, Husein mendapatkan wakaf tanah dan sedikit modal awal. Dengan bantuan beberapa dermawan lainnya, Husein membangun pondok pesantren yang kini dikenal dengan nama “YAPI (Yayasan Pesantren Islam)”. Di YAPI Bangil, Husein kemudian benar-benar merealisasikan aspirasinya untuk membangun pola dan materi pendidikan serta pembelajaran Islam yang inklusif, terbuka terhadap semua aliran dan golongan Islam, tanpa terkecuali. Di pondok ini, ada sejumlah guru salafi yang mengajar anak-anak didik Syiah, dan sebaliknya, persis seperti yang telah lama dia idam-idamkan
Selain mengawasi perkembangan pesantren secara umum, Husein juga terjun langsung mengajar. Selain materi-materi keislaman pada umumnya, Husein mengajarkan materi khas yang dia beri nama “Tauiyyah” (Penyadaran). Materi ini berisi wawasan keislamaan inklusif seperti uraian tentang mazhab-mazhab Islam, wawasan nasional dan internasional, seperti kritik sosial-politik terhadap kebijakan pemerintah, situasi terkini dunia Muslim, dan ideologi-ideologi Barat, seperti neokolonialisme, kapitalisme, dan liberalisme dan berbagai wejangan moral yang berasal dari pengalaman hidupnya yang panjang.
|