The Mercy's: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Firda Ayushanda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
 
=== 1965–1969: Awal pembentukan ===
Band The Mercy’s sendiri dibentuk oleh sekelompok anak muda yang mempunyai satu niat dan tujuan yang sama untuk membentuk band pesta. The Mercy’s didirikan pada tahun 1965 di Medan dengan anggota awal [[Erwin Harahap]], [[Rinto Harahap]], [[Rizal Arsyad]] (mantan suami [[Iis Sugianto]]), [[Reynold Panggabean]] (mantan suami [[Camelia Malik]]) dan [[Iskandar]] alias Boen (panggilan akrabnya), di bawah pimpinan Rizal Arsyad. Grup ini selalu mengikuti tren perkembangan musik mancanegara, sehingga mereka sering mengacu pada band [[The Beatles]], [[The Bee Gees]], [[The Hollies]], [[C.C.R]] maupun [[The Monkees]]. Sesekali mereka juga membawakan lagu-lagu band nasional, seperti [[Koes Plus]] dengan lagu hitsnya ''Telaga Sunyi''.
 
Nama The Mercy's sendiri secara spontan terbersit di ingatandiingatan mereka untuk dijadikan nama grup musik karena menyukai naik mobil merek [[Mercy]]. Jika diartikan dalam bahasa [[Prancis]] Mercy's artinya kasihan, atau bisa juga terima kasih. Mereka mengusung kisah esensial sejarah dan kenangan yang suka hura-hura, serta berkiblat dengan band-band pesta di Jakarta, seperti, Noor Bersaudara, Ceking, Cruss, dan Medinas.
 
=== 1969–1970: Merekrut Charles Hutagalung, show di Malaysia dan show di Vietnam ===
Menariknya, belum setahun terbentuk, namun grup ini sudah mendapat tawaran ''show'' di [[Malaysia]]. Ketika ada undangan untuk ''show'' di [[Penang]], [[Malaysia]] pada tahun 1970, Iskandar memutuskan tidak ikut. Ia memilih mengundurkan diri karena kuliahnya di [[Fakultas Kedokteran]] tidak mengizinkannya untuk meninggalkan bangku kuliah (Kinikini menjadi akhli bedah syaraf). Posisinya lalu digantikan oleh [[Charles Hutagalung]] yang saat itu telah keluar dari bandnya sebelumnya <nowiki>'''Bhayangkara Nada'''</nowiki>. Formasi lengkap pemain The Mercy’s kemudian berubah adalah menjadi Erwin Harahap (Gitar Melody), Rinto Harahap (Gitar Bass), Rizal Arsyad (Gitar Rhythm), Reynold Panggabean (Drum), dan Charles Hutagalung (Keyboard, Organ). Dengan masuknya Charles, The Mercy’s menjadi sebuah band yang terasa berbeda dari sebelumnya. Ia memiliki kemampuan bermain keyboard yang baik serta kualitas suara yang bagus untuk ditampilkan sebagai ''front line man''. Posisi Rinto tidak lagi menjadi vokalis utama, tetapi masih kerap berbagi lagu dengan Charles untuk dibawakannya. Mereka melewatkan hampir tiap malam mengisi acara di Night Club Chusan Hotel di Malaysia. Pada tahun pertama terbentuk, The Mercy's memang masih berpetualang dari satu klub malam ke klub malam yang lain, mulai dari Medan hingga ke Penang, Malaysia.
 
Seusai kontraknya yang berlangsung selama enam bulan, tepatnya pertengahan 1970, The Mercy's, kembali ke Medan melanjutkan aktivitas bermusiknya di pesta-pesta anak muda. Kemudian kelompok ini mendapat tawaran ''show'' di [[Vietnam]] dimana negara ini saat itu masih genting terjadi perang saudara dan nyawa adalah taruhannya. Hal ini tidak menyurutkan nyalinya mereka sebagai seorang yang profesional di bidangnya untuk melebarkan sayap untuk bisa diakui musiknya di negara lain. Dengan kondisi itu, di negara perantauan, menimbulkan naluri bakat menulis lagu dari salah satu personilnya. Charles saat dalam kesendiriannya mampu menorehkan bait demi bait menghasilkan lagu-lagu hebat, salah satunya berjudul ‘''Tiada Lagi''’ yang kelak hari melambungkan nama The Mercy’s ke puncak ketenaran. Dan, patut diacungi jempol bahwa sosok Charles Hutagalung yang selalu ceria, tetapi tetap mampu melahirkan lagu sentimental, seperti ''“Tiada Lagi”'' . Lewat tembang ini pula The Mercy's kelak menjadi sebuah supergroup yang diminati jutaan penggemarnya.
 
=== 1970–1971: Kembali ke Medan ===
SekembaliKembalinya The Mercy's dari Vietnam, kelompok ini masih bercokol di tanah kelahirannya kota Medan dan tetap masih berkiblat kepada grup band [[Bee Gees]], [[Deep Purple]], [[The Hollies]], [[Grand Funk Railroad]], [[The Beatles]], dan hanya sesekali membawakan lagu Indonesia dan ciptaannya. Lalu datang tawaran untuk show di Singapura dan [[Bangkok]]. Namun, karena sesuatu hal kontrak tersebut pun gagal. Hal itu tidak membuat mereka patah arang, The Mercy's diminta langsung oleh [[RRI]] Medan untuk bermain di panggung hiburan dan lagu ''Tiada Lagi'' direkam untuk disiarkan secara ''on air, dan'' pertama kalinya diperdengarkan di kota ini. Lagu ''Tiada lagi'', mendapat sambutan luar biasa dari pendengar radio RRI yang mampu menjangkau frekwensi sampai ke negara Semenanjung Melayu. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pesanan lagu ‘''Tiada Lagi''’ yang tidak pernah henti setiap hari mengudara.
 
Pada 1971, mereka kembali mendapat tawaran show di [[Jepang]]. Pada saat itu grup Spokies sudah berjaya di sana dengan personel anak-anak Indonesia yang bersekolah di [[Tokyo]], antara lain, [[Broery Pesolima]] dan [[Joko Susilo]]. Angin segar ini membuat mereka bersemangat kembali. Namun, karena sesuatu hal, rencana mereka untuk manggung di Jepang, kandas lagi. Group ini tertipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, pupuslah harapan ''go International'' dan memilih tetap di kota Medan. Mereka kembali beraktivitas di panggung dengan kesabaran. Namun popularitas mereka tidak bisa terangkat lebih tinggi lagi, karena nama mereka belum dikenal oleh publik nasional kala itu.
Baris 55:
Pada tahun 1972, The Mercy’s memutuskan hijrah ke [[Jakarta]]. Bermula dari datangnya dewa penolong dari ''tulang'' Herman Tobing (adik Ibu dari Erwin & Rinto Harahap). Ia menyurati mereka dan mengajak pindah ke Jakarta, berjanji akan mencarikan tempat wadah bermusiknya. Charles, Rizal, dan Rinto memanfaatkan kesempatan tersebut pertama kali. Erwin bersama Reynold pun bergabung dengan formasi yang telah lebih dulu merintis manggung di Jakarta, karena harus menyelesaikan masalah administrasi di Medan. Pada mulanya di ibukota mereka masih tampil di beberapa kelab malam, membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri. Kemudian mereka mengisi serangkaian show secara berkala di empat tempat, seperti Tropicana, LCC, Paprica, dan Mini Discotique. Kesempatan baik ini dimanfaatkan betul oleh The mercy’s dengan memperkenalkan lagu ciptaan mereka seperti ‘''Untukmu'', ''Hidupku sunyi'', ''Love'' dll. Di tempat terakhir inilah, The Mercy's mampu menembus dominasi band asal kota-kota besar, seperti Jakarta dan [[Bandung]]. Mereka yang datang dari sebuah band lokal asal Medan menjadi band nasional sejajar dengan [[The Rollies]], [[Gipsy]], dan The Pros. Setelah di Jakarta, pasang surut yang melanda blantika musik Indonesia juga dirasakan oleh The Mercy's hingga periode kesempatan memasuki dunia rekaman. Rizal Arsyad kemudian memilih mengundurkan diri karena hendak meneruskan sekolahnya ke [[Jerman]]. Kepemimpinan The Mercy’s pada saat itu pun beralih kepada Erwin Harahap.
 
Mereka lalu membuat sebuah keputusan untuk mengubah pola musiknya dengan menambah personil baru dan instrumen musik baru. <nowiki>'''Albert Sumlang'''</nowiki> (abang kandung dari penyanyi [[jazz]] wanita <nowiki>'''Vonny Sumlang'''</nowiki>), seorang peniup [[Saksofon]] (Saxophone) handal berdarah [[Minahasa]] kemudian diajak bergabung. Keputusan ini sangat tepat karena dengan tiupan saxophone mautnya di kemudian hari banyak memberi warna dalam musik The Mercy’s. Dengan formasi baru itulah kemudian The Mercy’s merekam album pertama mereka. Kolaborasi dua perusahaan rekaman Remaco dan Purnama sebagai produser, menghasilkan album pertama bagi The Mercy's. Dalam album tersebut terdapat lagu-lagu ''TIADATiada LAGILagi'' (Charles H), ''HIDUPKUHidupku SUNYISunyi'' (Charles. H), ''BAJUBaju BARUBaru'' (Charles. H), ''UNTUKMUUntukmu'' (Charles.H), ''LOVELove'' (Rinto.H), ''DIDi PANTAIPantai'' (Charles. H), ''BEBASKANLAHBebaskanlah'' (Charles.H), ''UNTUKKUUntukku'' (Charles.H), ''WOMENWomen'' (Rinto.H), ''KURELAKurela DIKAUDikau KASIHKasih'' (Reynold. P), ''KISAHKisah SEORANGSeorang PRAMURIAPramuria'' (Albert Sumlang). Album perdana ini di luar dugaan meledak dan langsung mengangkat nama The Mercy’s dengan andalannya lagu ''TIADA"Tiada LAGI''Lagi" di blantika musik Indonesia. Lagu ''Tiada Lagi'' tersebut menjadi ''Hits'' dimana-mana. Band lokal ini mampu menggoyang rekor penjualan piringan hitam (PH) maupun kaset band seniornya Koes Plus dan [[Panbers]]. Bahkan menempatkan lima single dari debut album ini merajai tangga-tangga lagu di radio-radio swasta di Jakarta dan seluruh nusantara.
 
Sejak itu The Mercy’s menjadi sebuah group yang menjadi idola masyarakat. Untuk kedigdayaan luar biasa ini, Puspen [[ABRI]] dan perusahaan rekaman Remaco & Purnama mengganjarnya sebagai Band Kesayangan periode 1972-1973 dan meraih Golden Record dan Piringan Emas, atas penjualan lebih dari sejuta keping. Kenyataannya, mereka telah berhasil mewujudkan impiannya. Dalam waktu singkat, mereka menggelar show pertamanya sebagai senjata ampuh di Taman Ria Jakarta [[Monas]]. Pada 31 Desember 1972, empat band besar band nasional : Koes Plus, Panbers, Favorite's, dan The Mercy's, menggelar konser di gedung [[Istora Senayan]] Jakarta. Ribuan penonton memadati tempat pertunjukan, bahkan melebihi dari kapasitas tempat pertunjukan.
Baris 80:
Setelah merilis album itu praktis The Mercy's vakum dari dunia rekaman dan pada akhirnya berujung selesainya riwayat band legendaris The Mercy’s. The Mercy’s tercatat telah merekam sebanyak 40 Album yang dihasilkannya mulai dari album [[Pop]], [[Keroncong]], Pop Anak-anak, dan [[Rohani]] yang rata-rata sukses serta digemari masyarakat luas. Rinto Harahap selalu mengungkapkan bahwa sebenarnya The Mercy's masih ada dan dari mereka pun belum ada pernyataan resmi bubar. Namun, tidak dapat dimungkiri The Mercy's dikenal karena keberadaan Charles Hutagalung dan mereka ini hanya sebagai pelengkap saja.
 
== Pasca Bubarnya dan sepeninggalSepeninggalannya ==
Meski sacara resmi The Mercy's tidak pernah disebutkan bubar, namun kini personel Band The Mercy's yang masih tersisa hanya Erwin Harahap dan Reynold Panggabean. Sepeninggal Charles yang wafat pada Senin tanggal 7 Mei 2001 pukul 07.53 WIB akibat penyakit stroke dalam perjalanan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, [[Kebayoran Baru]], Jakarta. Disusul oleh Albert Sumlang tutup usia pada pukul 19.30 WIB di [[RSPAD Gatot Subroto]], Minggu 6 Desember 2009 pukul 20.13 WIB setelah mendapat perawatan intensif sejak tanggal 16 November.. Dan terakhir dengan wafatnya Rinto Harahap pada 9 Februari 2015.
 
== Anggota band ==