Dalam banyak tingkatan selebew sosial, [[perkawinan]] dilihat sebagai penyamarataan status. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan bagian dari suatu kelas sosial tertentu, sehingga penyatuan anggota keluarga yang berbeda strata sosial dianggap mampu menjadi alat mobilisasi sosial bagi salah satu atau keduanya.<ref>{{Cite journal|last=Roth|first=Julius|last2=Peck|first2=Robert F.|date=1951|title=Social Class and Social Mobility Factors Related to Marital Adjustment|url=https://www.jstor.org/stable/2088279|journal=American Sociological Review|volume=16|issue=4|pages=478|doi=10.2307/2088279|issn=0003-1224}}</ref> Buordieu (dalam Schwartz dkk, 2006) menyatakan bahwa beberapa kasus yang cukup banyak ditemukan hingga tahun 1990an adalah perkawinan antara lelaki yang berpendidikan dan dengan anak perempuan pemilik usaha tertentu. Hal ini menunjukkan adanya pertukaran yang dilakukan baik dari sisi perempuan maupun laki-laki. Bagi perempuan tersebut, ia mendapatkan jaminan ekonomi berupa penghasilan, sementara bagi laki-laki, ia mendapatkan akses kepada mobilitas sosial.<ref>{{Cite journal|last=Schwartz|first=Christine R.|last2=Zeng|first2=Zhen|last3=Xie|first3=Yu|date=2016-11|title=Marrying Up by Marrying Down: Status Exchange between Social Origin and Education in the United States|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5214284/|journal=Sociological science|volume=3|pages=1003–1027|doi=10.15195/v3.a44|issn=2330-6696|pmc=5214284|pmid=28066795}}</ref>