Gunung Slamet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tyo Satriany (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 32:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De vulkaan Slamet Midden-Java TMnr 10004170.jpg|jmpl|250px|Gunung Slamet pada tahun 1910.]]
 
Pada bulan Agustus 1838. [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]], Fritze, [[Holle]] dan Borst memulai perjalanan dari Moga untuk mendaki Slamet dari lereng sebelah utara. Pada ketinggian sekitar 4000 kaki membangun gubuk untuk bermalam dan meninggalkan kuda untuk selanjutnya meneruskan mendaki dengan berjalan kaki. Dr. Holle menemukan bagian kerangka badak di daerah berpasir di sebelah kawah, dan tulang manusia juga ditemukan. Udara malam yang sangat dingin suhu minimum tidak turun di bawah 42" Fahrenheit, tetapi karena angin timur yang kuat. Namun, sekembalinya keesokan paginya menemukan embun beku pada tanaman 3000 hingga 4000 kaki di bawah puncak.
 
Berbekal peralatan geodesi dan meteorologi yang akurat (seperti pada tahun 1838), Junghuhn bersama beberapa orang Jawa, mendaki gunung untuk kedua kalinya, pada 19 Juni 1847. Memulai pukul 7 dari Priatin, di sisi timur-utara G. Slamat, dan melintasi dataran tinggi yang sebagian besar dibudidayakan pada ketinggian sekitar 4000 kaki. Seperti yang diuraikan dalam bukunya Java, seine Gestalt, Pflanzendecke und Innere Bauart.
Baris 48:
[[Berkas:Pos pendakian bambangan.jpeg|jmpl|Pos pendakian Gunung Slamet, dukuh Bambangan]]
Jalur pendakian standartradisional gunungGunung slametSlamet adalah dari BlambanganBambangan, Desa [[Kutabawa, Karangreja, Purbalingga|Kutabawa]], Kecamatan [[Karangreja, Purbalingga]]. Jalur populer lain yang relatif lebih baru dibuka dari arah selatan (Kab. Banyumas) dan arah utara dan timur laut (Kab. adalah dari [[Baturraden, Banyumas|Baturraden]] dan dari Desa [[Gambuhan, Pulosari, Pemalang|Gambuhan]], Desa [[Jurangmangu, Pulosari, Pemalang|Jurangmangu]] dan Desa [[Gunungsari, Pulosari, Pemalang|Gunungsari]] di [[Kabupaten Pemalang]]. Selain itu ada pula jalur yang baru saja diresmikan tahun 2013 lalu, yaitu jalur Dhipajaya yang terletak di Desa [[Clekatakan, Pulosari, Pemalang|Clekatakan]].
 
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air. Pendaki disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor penyulit lain adalah [[kabut]]. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.