Candi Ijo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan gambar |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Syiwa --> Siwa (pakailah sumber buku pend. Hindu atau KBBI V ver. cetak) |
||
Baris 51:
[[Berkas:Arca Nandi dalam bilik candi perwara Candi Ijo, Mei 2022.jpg|jmpl|Arca Nandi dalam bilik candi perwara Candi Ijo, Mei 2022]]
[[Berkas:Lingga dan yoni Candi Ijo, Mei 2022.jpg|jmpl|Lingga dan yoni dalam bilik candi utama Candi Ijo. Perhatikan hiasan naga pada yoni.]]
Kompleks percandian utama terletak di bagian timur menempati teras tertinggi. Di bagian ini ada candi induk (satu telah dipugar), candi pengapit, dan candi perwara. Candi induk yang sudah selesai dipugar menghadap ke barat. Di hadapannya berjajar tiga candi yang lebih yang lebih kecil ukurannya yang diduga dibangun untuk memuja [[Trimurti]]: [[Brahma]], [[Wisnu]], dan [[
==== Candi induk ====
Baris 61:
Di dalam mulut masing-masing makara terdapat relief [[burung bayan]] kecil. Jendela-jendela palsu ada bagian luar dinding utara, timur dan selatan, yaitu tiga buah pada masing-masing sisi. Ambang jendela juga dibingkai dengan hiasan sepasang makara dan kepala kala seperti yang terdapat di jendela palsu yang mengapit pintu.
Dalam tubuh candi induk ini terdapat sebuah ruangan. Di tengah dinding bagian dalam sisi utara, timur dan selatan masing-masing terdapat sebuah relung. Setiap relung diapit oleh pahatan pada dinding yang menggambarkan sepasang [[apsara]] yang terkesan terbang menuju ke arah relung. Tepat di tengah ruangan terdapat [[lingga]] dan [[yoni]] yang disangga oleh figur [[ular sendok]]. Makhluk yang berasal dari mitos Hindu ini melambangkan penyangga bumi. Penyatuan lingga dan yoni melambangkan kesatuan antara
Atap candi bertingkat-tingkat tiga undakan, terbentuk dari susunan segi empat yang makin ke atas makin mengecil. Di setiap sisi terdapat deretan tiga ratna di masing-masing tingkat. Sebuah ratna berukuran lebih besar terdapat di puncak atap. Sepanjang batas antara atap dan dinding tubuh candi dihiasi dengan deretan pahatan dengan pola berselang-seling antara sulur-suluran dan gana (makhluk kerdil). Sepanjang tepi atap dihiasi dengan deretan antefiks dengan bingkai sulur-suluran. Dalam masing-masing bingkai terdapat arca setengah badan yang menggambarkan dewa dalam berbagai posisi tangan.
|