Wagashi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
E136 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 11:
Sebagian besar wagashi dibuat dari bahan baku seperti [[beras]], [[gandum]], [[kedelai]], atau tepung yang dihasilkan dari bahan-bahan tersebut. Sebelum [[gula pasir]] dikenal di Jepang, pembuatan wagashi hingga [[abad ke-19]] masih menggunakan gula yang tidak dimurnikan dan berwarna cokelat (''brown sugar''). Sebelum adanya gula, wagashi hanya berupa buah kering yang rasanya manis, misalnya buah [[kesemek]] kering. Setelah teknik pengolahan serelia berkembang, orang Jepang mulai mengenal penganan dari beras yang ditumbuk seperti mochi dan dango.
 
Duta kaisar Jepang yang dikirim ke [[Dinasti Tang]] membawa pulang kue dari Tiongkok. Kue-kue tersebut dikenal di Jepang sebagai Karagashi (kue Dinasti Tang). Kue-kue tersebut dibuat dari adonan tepung yang diulen dengan air, dan digoreng di dalam minyak goreng. Setelah upacara minum teh dikenal di Jepang, jenis kue wagashi semakinmakin beragam dan teknik pembuatan kue juga semakinmakin berkembang. Misionaris dari [[Portugal]] ikut memperkenalkan kue dari Barat seperti [[castella]], [[bolu]], dan permen [[kompeito]].
 
Pada zaman Edo, wagashi produksi [[Kyoto]] yang disebut Kyōgashi bersaing dengan wagashi produksi [[Edo]] yang disebut Kamigashi. Persaingan di antara keduanya memajukan seni pembuatan wagashi. Dalam hal bentuk dan rasa, wagashi dari zaman Edo tidak jauh berbeda dari wagashi zaman sekarang.