Naga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 24:
 
Pandangan semacam itu juga hampir merata di seluruh bangsa Asia. Dalam cerita [[Mahabarata]] maupun pandangan kebanyakan Orang Indonesia sendiri sebelum Zaman Hindu, naga atau ular selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana pertanian.
 
== India ==
{{main|Nāga}}
[[File:Pakhangba.jpg|left|thumb|[[Pakhangba]], adalah [[dewa]] [[naga]] ular purba dalam [[mitologi Meitei]].]]
Istilah naga merupakan kata serapan dari [[bahasa Sanskerta]], yaitu ''[[nāga]]'' ([[Dewanagari]]: नााग) yang bermakna "ular". Dalam naskah ''[[Mahabharata]]'' dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak [[Resi]] [[Kasyapa]] dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain [[Sesa]], [[Taksaka]], [[Basuki]], Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang sepupu berwujud burung dan disebut sebagai [[bangsa Kaga]]. Keduanya bernama [[Aruna]] dan [[Garuda]], yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan sering terlibat perselisihan. Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu [[Sesa]], yang tertua di antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar [[Sesa|Ananta]].
 
== Tiongkok ==