Dosni Roha Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 7:
Akan tetapi, belakangan masuklah Jopie Widjaja, seorang pengusaha yang saat itu sedang aktif mengembangkan bisnis taksi, dengan bendera PT [[Steady Safe]] dan telah mengambilalih banyak perusahaan taksi lainnya. Jopie bermaksud untuk mengendalikan PT Zebra Nusantara dari tangan Pudjianto. Mulanya, Jopie yang melihat harga saham Zebra yang murah, membeli sekitar 20% saham di perusahaan ini.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=tszsAAAAMAAJ&q=taksi+zebra+jopie&dq=taksi+zebra+jopie&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwimjb2WxoL4AhXL7XMBHV6fDM8Q6AF6BAgKEAI Pergulatan 26 manajer Indonesia menuju sukses]</ref> Kepemilikan Pudjianto pun merosot kemudian menjadi 1,94% saja. Pada Juli 1995, Jopie awalnya berusaha menguasai mayoritas kepemilikan ZBRA lewat ''[[hostile takeover]]'', namun gagal total sehingga ia pada 25 Januari 1996 memutuskan menawarkan ''tender offer'' kepada pemegang saham lain (termasuk investor asing) untuk mengakuisisi mayoritas saham perusahaan ini.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=MyJYAAAAMAAJ&dq=zebraTaxi+PT+tender+offer+yang+telah+diumumkan&focus=searchwithinvolume&q=zebra Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 7,Masalah 33-38]</ref> Belakangan, Jopie sukses menjadi penguasa 58,34% saham PT Zebra Nusantara sejak Maret 1996.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=W2RYAAAAMAAJ&dq=Zebra+Nusantara+Jopie+58&focus=searchwithinvolume&q=58%2C34%25 Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 7,Masalah 39-50]</ref> Tahun itu juga, ZBRA melakukan ''stock split'' dari Rp 1.000/lembar menjadi Rp 500/lembar.<ref name=teksi/> Di tahun 1997, PT Zebra Nusantara Tbk sudah memiliki 1.400 armada, dengan 280 armadanya berasal dari [[bahan bakar gas]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=kc4qAAAAMAAJ&pg=PA42&dq=taksi+zebra&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiW1u3hj4L4AhUxmuYKHXBrAskQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=taksi%20zebra&f=false Parlementaria: Majalah bulanan Dewan Perwakilan Rakyat Republik ..., Volume 29]</ref> (kemudian menjadi 300 armada BBG pada 1998).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=IxcvAAAAMAAJ&pg=RA2-PA33&dq=taksi+zebra+surabaya+1987&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjl-OmnxoL4AhVP63MBHZsfAHsQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=taksi%20zebra%20surabaya%201987&f=false Parlementaria: Majalah bulanan Dewan Perwakilan Rakyat Republik ..., Volume 30]</ref> Zebra merupakan perusahaan taksi pertama yang mengembangkan kendaraan taksi berbasis BBG.<Ref name=market/> Perusahaan juga memiliki beberapa fasilitas, seperti ''pool'' di Berbek dan Tanjung Sari Mas, Surabaya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=YREMAAAAIAAJ&q=taksi+zebra&dq=taksi+zebra&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwij58f6j4L4AhWs73MBHfXbB8k4FBDoAXoECAkQAg Eksekutif, Masalah 223-228]</ref> Meskipun demikian, akibat [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter di akhir 1990-an]], PT Zebra Nusantara yang memiliki 3.000 pegawai ini harus melakukan beberapa efisiensi,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=4f1XAAAAMAAJ&q=PT+Zebra+Nusantara&dq=PT+Zebra+Nusantara&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiQ7_Toy4L4AhWLS2wGHeGdCWQ4HhDoAXoECAIQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 9,Masalah 41-45]</ref> seperti menunda peremajaan dan rehabilitasi armadanya.<Ref name=market>[http://repository.sb.ipb.ac.id/792/5/12e-05-mulyadi-bab1pendahuluan.pdf Pendahuluan]</ref> Belakangan, di tahun 1999, sempat juga dikabarkan petualang pasar modal dan pebisnis [[George Soros]] akan menginvestasikan modalnya di perusahaan ini.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=1ftWAAAAMAAJ&dq=ketua+DEN.+Niatnya+menginvestasikan+modalnya+akan+dilakukan+melalui+lantai+bursa.&focus=searchwithinvolume&q=menginvestasikan+ Panji masyarakat, Volume 3]</ref>
Pada awal 2000-an, meskipun diwarnai banyak pesaing baru, Zebra tetap mempertahankan posisinya sebagai ''market leader'' taksi di Surabaya dengan pangsa pasar 20-23%. Seiring peremajaan armada, armada taksinya yang berjumlah 1.500 unit mayoritas juga menjadi berbahan bakar BBG (lebih spesifiknya [[CNG]]), sebagai bentuk efisiensi.<Ref name=market/> Di tahun 2003, perusahaan mencatatkan 1.318 unit taksi.<ref name=armadx>[https://text-id.123dok.com/document/4zpx5610q-sejarah-pt-zebra-nusantara-tbk-sejarah-pt-mitra-rajasa-tbk-sejarah-pt-rig-tenders-indonesia-tbk.html Sejarah PT Zebra Nusantara, Tbk Sejarah PT Mitra Rajasa, Tbk Sejarah PT Rig Tenders Indonesia, Tbk]</ref> Pada tahun-tahun ini, Zebra mulai mencanangkan beberapa ekspansi. Di tanggal 1 Agustus 2003, dari tangan Ismail Sarif, perusahaan membeli 96% saham PT Surabaya Artautama Bersama yang mengoperasikan taksi Garuda di Surabaya sejak pertengahan 1996,<ref name=sarif>[https://idnfinancials.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/financial-statements/ZBRA/2011/1Q_2011_ZBRA_Zebra+Nusantara+Tbk.pdf Lapkeu ZBRA Q1 2011]</ref> awalnya dengan modal 40 unit taksi.<ref name=warte/> Kemudian, pada 10 Agustus 2005, sebagai pengembangan bisnisnya di bidang perdagangan dan jasa, khususnya BBG.<ref name=sarif/><ref name=teksi/> Ditargetkan, bisnis BBG perusahaan dapat berkembang ke pihak lain, seperti [[Transjakarta]]. Tidak hanya itu, perusahaan
===Penurunan usaha dan perubahan fokus bisnis===
Akan tetapi, dalam perkembangannya memasuki pertengahan 2000-an, perusahaan ini mulai mengalami tekanan pada bisnis taksinya. Tercatat, pasca kenaikan harga bahan bakar di tahun 2005, kinerja perusahaan mulai menurun. Penurunan ini direfleksikan dalam harga sahamnya yang merosot sampai Rp 47, dan ancaman BEJ bahwa sahamnya bisa di-''delisting'' pada tahun 2010 jika tidak kunjung memperbaiki keadaannya. Sempat juga perusahaan ini disuspensi perdagangannya akibat tidak membayar biaya pencatatan reguler.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-798821/duh-nasib-emiten-di-bawah-gocap Duh! Nasib Emiten di Bawah Gocap]</ref> Belum lagi dengan adanya kasus [[lumpur Lapindo]] di [[Sidoarjo]], diakui manajemen membuat kinerjanya menurun, karena harga BBG, adanya penutupan jalan sehingga waktu tempuh lebih lama, dan menurunnya produktivitas karyawan. Tekanan ini membuat perusahaan merugi, dari Rp 9,4 miliar pada 2006 dan Rp 8,2 miliar pada 2007 serta pendapatan menurun dari Rp 39,3 miliar menjadi Rp 27,4 miliar pada periode yang sama. Untuk mengatasinya, perusahaan mulai melakukan efisiensi, tidak melakukan penambahan armada baru dan berusaha memaksimalkan sarana yang ada demi menciptakan keuntungan.<Ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/19/21/84952/zebra-nusantara-targetkan-pendapatan-rp30-m Zebra Nusantara Targetkan Pendapatan Rp30 M]</reF><ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/19/21/84890/akibat-lumpur-lapindo-pendapatan-zebra-turun-30 Akibat Lumpur Lapindo, Pendapatan Zebra Turun 30%]</ref> Selain itu, diversifikasi juga berusaha dilakukan dengan mendirikan ''dry port'' bersama PT [[Kereta Api Indonesia]] di [[Jababeka]], [[Bekasi]] dengan modal Rp 400-500 miliar.<Ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/19/19/84942/zebra-nusantara-bangun-dry-port-di-jababeka Zebra Nusantara Bangun Dry Port di Jababeka]</ref> Sebagai upaya realisasinya telah didirikan PT Zebra International Dry Port pada 12 September 2008,<ref name=armadx/> sedangkan pembangunannya direncanakan
Usaha perbaikan lain pun dicanangkan, seperti mencari modal segar lewat penjualan atau penggadaian aset, upaya peremajaan armadanya (yang sudah merosot menjadi 380 unit) dan menambahnya menjadi 600 unit dengan [[sedan]] [[Proton]], upaya mengembangkan bisnis [[SPBU]] BBG, dan mengembangkan layanan transportasi antarkota dengan [[MPV]].<ref>[https://www.republika.co.id/berita/96859/zebra-nusantara-ganti-manajemen Zebra Nusantara Ganti Manajemen]</ref> Di tahun 2010 juga, dalam rangka pengembangan usaha BBG, aset BBG perusahaan telah dialihkan ke [[anak usaha]] PT Zebra Energi.<ref name=teksi/> Pada tahun 2011, perusahaan bersama pemegang sahamnya, PT Infiniti Wahana dan Shenzen Hashi Future Parking Equipment Co. menawarkan ke Pemprov [[DKI Jakarta]] untuk mengoperasikan teknologi baru ''[[Transit Elevated Bus|straddling bus]]'' bersistem [[bangun-guna-serah]] (BOT) sebagai pengganti [[monorel]] yang diharapkan akan selesai proyeknya pada tahun 2013 untuk rute [[Blok M]]-Kota.<ref>[https://metro.tempo.co/read/357894/bus-ngangkang-bisa-beroperasi-januari-2013 Bus 'Ngangkang' Bisa Beroperasi Januari 2013]</ref> Namun, sayangnya semakin lama, bisnis perusahaan ini pun makin menurun, ditunjukkan dengan makin merosotnya kualitas taksi Zebra di mata pelanggannya dan warga Surabaya. Armadanya nampak tua, kurang terawat, belum lagi ditambah kasus seperti pengemudi yang tidak profesional.<Ref>[https://kompasiana.com/danielht/55006bd9813311e118fa7753/gaya-manajemen-taksi-zebra Gaya Manajemen Taksi Zebra]</ref> Pendapatannya tahun 2012 pun menurun menjadi Rp 19,5 miliar, yang juga terjadi pada asetnya. Malah, usaha taksi yang merupakan bisnis utamanya merugi Rp 9,3 miliar pada 2012, sedangkan bisnis BBG di tahun yang sama masih mendatangkan keuntungan yang kecil (Rp 617 juta).<ref name=riwayat>[https://irfanda.id/taksi-zebra-zbra Taksi Zebra (ZBRA) : Riwayatmu Kini | BIA #21]</ref> Tren kerugian ini terus berlanjut pada tahun 2014.<reF>[https://ekbis.sindonews.com/berita/898222/32/rugi-bersih-zebra-nusantara-naik-135 Rugi Bersih Zebra Nusantara Naik 135%]</ref> Malahan, pada tahun sebelumnya, perusahaan ini sempat disuspensi (secara singkat) perdagangannya di [[Bursa Efek Indonesia]] (BEI), ditambah denda dan surat peringatan karena terlambat melaporkan [[laporan keuangan]]nya.<ref>[https://money.kompas.com/read/2013/07/01/1349431/Laporan.Keuangan.Telat.Tujuh.Emiten.Disuspensi Laporan Keuangan Telat, Tujuh Emiten Disuspensi]</ref>
Pada tahun 2014, taksi perusahaan sudah menurun menjadi 45 unit, ditambah anak usahanya taksi Garuda sebesar 47 unit.<Ref>[https://surabayakota.bps.go.id/statictable/2015/01/10/423/banyaknya-kendaraan-angkutan-umum-taksi-kota-dan-angguna-2014.html Banyaknya Kendaraan Angkutan Umum Taksi Kota dan Angguna 2014]</ref> Untuk menyehatkan keuangannya, di tahun tersebut perusahaan melakukan konversi hutang menjadi saham.<Ref>[https://market.bisnis.com/read/20140827/192/253006/zebra-nusantara-zbra-akan-konversi-utang-jadi-saham ZEBRA NUSANTARA (ZBRA) Akan Konversi Utang Jadi Saham]</ref> Tidak hanya itu, pihak ZBRA juga mencanangkan "kebangkitan" dengan rencana membeli 130-400 unit taksi Proton ([[Proton Saga]] dan [[Proton Persona|Persona]] seharga Rp 41,5 miliar, dengan target pendapatan akan naik menjadi Rp 47 miliar.<Ref>[https://surabaya.tribunnews.com/2014/01/15/taksi-zebra-tambah-300-armada-baru Taksi Zebra Tambah 300 Armada Baru]</ref> Diharapkan, armada taksi perusahaan akan menjadi 500 unit.<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20141001/98/261519/zebra-nusantara-zbra-tambah-400-armada-taksi ZEBRA NUSANTARA (ZBRA) Tambah 400 Armada Taksi]</ref> Anak usahanya, PT Zebra Energi juga mulai dikembangkan dalam bisnis BBG, bekerjasama dengan [[Perusahaan Gas Negara]], mengoptimalkan dua SPBG di ''pool''-nya di Berbek dan Tanjung Sari, menyewakan jasa tabung dan [[kompresor]] BBG,<ref>[https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2014-01-16/pt-zebra-nusantara-tbk-ekspansi-usaha-ke-bisnis-bbg PT Zebra Nusantara Tbk ekspansi usaha ke bisnis BBG]</ref> serta melayani aneka kontrak.<ref>[https://investor.id/archive/zebra-nusantara-berpotensi-raih-ebitda-rp19-miliar Zebra Nusantara Berpotensi Raih EBITDA Rp19 Miliar]</ref> Diharapkan, dari pendapatan Rp 47 miliar diatas, sekitar Rp 17 miliarnya bisa didapat dari bisnis BBG.<Ref>[https://surabaya.tribunnews.com/2014/01/15/zebra-energi-kejar-omzet-rp-17-miliar Zebra Energi Kejar Omzet Rp 17 Miliar]</ref>
==Rujukan==
|