Pulau Berhala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bayuandhini (bicara | kontrib) k #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2016/08/22/potensi-arkeologis-dan-sejarah-di-pulau-berhala/|title=Potensi Arkeologis dan Sejarah di Pulau Berhala - Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau|last=dediarman|date=2016-08-22|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau|language=en-US|access-date=2017-10-24|archive-date=2017-10-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20171025022029/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2016/08/22/potensi-arkeologis-dan-sejarah-di-pulau-berhala/|dead-url=yes}}</ref>{{rapikan}}
'''Pulau Berhala''' adalah sebuah [[pulau]] di Sumatra Utara
Nama Pulau Berhala diambil dari nama seorang bangsawan Turki yang diperkirakan menginjakkan kaki pertama kali di pulau ini. Namanya, Ahkmad Barus II yang kemudian lebih dikenal dengan nama Datuk Paduko Berhalo. Di papan plang sejarah Datuk Paduko Berhalo yang ada di Pulau Berhala dituliskan, Ahkmad Barus putra seorang raja Turki. Ia diduga hendak menyiarkan Islam sambil berdagang, namun terdampar di Pulau Berhala. Ia pun akhirnya mempersunting Putri Selaras Pinang Masak. Keduanya pun memimpin kerajaan Melayu II hingga turun-temurun. Keturunan dari kedua dikenal oleh masyakat Jambi dengan gelar Orang Kayo Pingal, Orang Kayo Kadataran, Orang Kayo Hitam, dan Orang Kayo Gemuk. Keturunan yang cukup terkenal adalah Orang Kayo Hitam dengan keris Siginjei-nya yang menjadi raja Jambi pada generasi itu. Sejarah ini tercatat dalam buku Sejarah Nasional Indonesia III terbitan Balai Pustaka.
|