Gudang Garam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
Gudang Garam didirikan pada [[26 Juni]] 1958 oleh Tjoa Jien Hwie atau [[Surya Wonowidjojo]]. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Tjoa Jien Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok [[Cap 93|NV Tjap 93]] yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di [[Jawa Timur]] pada waktu itu. Pabrik rokok itu dimiliki oleh paman Jien Hwie, Tjoa Kok Tjiang. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut.<ref name=likaliku>[https://books.google.co.id/books?id=J63WDwAAQBAJ&pg=PA66&dq=gudang+garam+1958&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiepOjt3oz4AhUz73MBHWkIA8cQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=gudang%20garam%201958&f=false Lika Liku Bisnis GudangLika Liku Bisnis Gudang Garam Menjadi Nomor Satu ...]</ref>
Namun, kemudian muncul persengketaan antara
Menurut Dukut Imam Widodo, sejarawan Jawa Timur, nama "gudang garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo perusahaan yang sampai saat ini masih digunakan. Logo itu didesain oleh Surya bersama salah satu karyawannya yang bekerja di pabrik tersebut. Logo itu terlahir dari sebuah mimpi gudang garam lima los yang berada dekat [[rel]] kereta api [[Jalur kereta api Kertosono–Bangil|Kertosono–Bangil]]. Gudang garam yang dimaksud adalah bangunan yang terletak di dekat pabrik rokok NV Tjap 93, tempat kerja Surya sebelum mendirikan perusahaan sendiri. Lokasi gudang itu tidak jauh dari [[Stasiun Kediri]].<ref>{{Cite web|url=https://jatimplus.id/hoki-dan-rezeki-logo-gudang-garam-4/|title=Hoki dan Rezeki Logo Gudang Garam (4) {{!}} Jatimplus.id|last=by|language=en-US|access-date=2019-12-27|archive-date=2019-12-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20191227094207/https://jatimplus.id/hoki-dan-rezeki-logo-gudang-garam-4/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite book|title=SIASAT MENGEMAS NIKMAT: Ambiguitas Gaya Hidup dalam Iklan Rokok Di Masa Hindia Belanda sampai Pasca Orde Baru 1925–2000|last=Riyanto|first=B.|publisher=Lembaga Studi Realino|year=2019|isbn=9786025607615|location=Yogyakarta|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/893974635|title=Kretek Indonesia : dari nasionalisme hingga warisan budaya|last=Sri Margana,|others=Universitas Gadjah Mada. Jurusan Sejarah,, Pusat Studi Kretek Indonesia,|isbn=978-602-1217-03-0|location=[Yogyakarta]|oclc=893974635}}</ref> Desain logo dengan pintu terbuka, tertutup dan setengah tertutup, melambangkan tahapan menuju puncak.<ref name=likaliku/>
|