Obligasi konversi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Jenis: merapikan tulisan |
k →Obligasi konversi bersyarat: merapikan tulisan |
||
Baris 13:
=== '''Obligasi konversi bersyarat''' ===
Obligasi konversi bersyarat merupakan obligasi konversi dengan persyaratan bahwa [[investor]] hanya diperkenankan untuk melakukan konversi obligasinya menjadi saham perusahaan apabila harga saham yang berlaku dipasar modal mencapai persentase tertentu di atas harga konversi. Contohnya: suatu obligasi konversi bersyarat dengan nilai saham perushaan yang menjadi ast dasarnya senilai Rp. 1.000 pada saat penerbitan obligasi. premi konversi 30% dan syarat pemicu konversi 120%, maka obligasi tersebut dapat dikonversikan ke saham dengan nilai konversi per sahamnya adalah Rp 1.300 hanya apabila harga saham dipasaran berada di atas harga Rp. 1.560 (120% dari 1.300) dalam suatu masa yang ditentukan yang biasanya dalam masa 20 hari sebelum akhir kwartal. Fitur konversi bersyarat atau "co-co" ini sering digunakan oleh penerbit obligasi sebab saham yang menjadi aset acuan atau aset dasar obligasi tidak perlu dimasukkan menjadi perhitungan dilusi [[Analisis fundamental#Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)|Rasio laba terhadap saham beredar]] (earning per share) selama saham tersebut diperdagangkan dibawah harga konversi bersyarat. Sebaliknya pada obligasi konversi tanpa syarat mengakibatkan terjadinya dilusi saham beredar yang dengan demikian mengurangi rasio laba terhadap saham beredar . Akibat dari dilusi saham beredar ini dihitung dengan menggunakan metode ''"as-if-converted"'', yang menggunakan nilai EPS konservatif. Perubahan yang terjadi pada [[Prinsip akuntansi umum]] atau ''Generally Accepted Accounting'' telah menghilangkan perlakuan khusus pada obligasi konversi bersyarat ini sehingga jenis obligasi ini tidak populer lagi
=== '''Obligasi konversi saham preferen''' ===
|