Pierre Tendean: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 85:
 
== G30S ==
Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan [[Gerakan 30 September]] (G30S) mendatangi rumah dinas Nasution dengan tujuan untuk menculiknya. Tendean yang sedang tidur di paviliun yang berada di samping rumah dinas Jenderal Nasution dibangunkan oleh putri sulung sang Jenderal (Yanti Nasution) setelah Yanti mendengar suara tembakan dan keributan yang luar biasa. Tendean pun segera berlari ke bagian depan rumah. IaDia ditangkap oleh gerombolan G30S dipimpin oleh Pembantu Letnan Dua (Pelda) Djaharup.<ref name=":0" /> Gerombolan itu mengira dirinya sebagai Nasution karena kondisi rumah yang gelap. Nasution sendiri berhasil melarikan diri dengan melompati pagar. Tendean lalu dibawa ke sebuah rumah di daerah [[Lubang Buaya]] bersama enam perwira tinggi lainnya: [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Soeprapto]], [[Sutoyo Siswomiharjo|Soetojo]], dan [[Siswondo Parman|Parman]] yang saat itu masih hidup, serta [[Ahmad Yani]], [[D.I. Pandjaitan]], dan [[Mas Tirtodarmo Haryono|M.T. Harjono]] yang sudah terbunuh.<ref name=":0" /> IaDia ditembak mati dan mayatnya dibuang ke sebuah sumur tua bersama enam jasad perwira lainnya.{{sfn|Luhulima|2006|p=73}}
 
[[Berkas:Kawasan Gunung Pasir, Balikpapan.jpg|jmpl|Jalan Pierre Tendean di [[Balikpapan]].]]
Baris 105:
 
=== Penghargaan Lainnya ===
Tendean bersama keenam perwira lainnya dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], Jakarta. Untuk menghargai jasa-jasanya, Tendean dianugerahi gelar [[Pahlawan Revolusi Indonesia]] pada tanggal 5 Oktober 1965 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun 1965. Pasca kematiannya, iadia secara [[anumerta]] dipromosikan menjadi kapten.{{sfn|Tokoh Indonesia, Pierre Tendean}}{{sfn|Sekretariat Negara Republik Indonesia, Bintang Republik Indonesia}} Sejumlah jalan juga dinamai sesuai namanya, termasuk di [[Manado]],{{sfn|Google Maps, Manado}} [[Balikpapan]], dan di Jakarta.{{sfn|Google Maps, Jakarta}}
 
== Referensi ==