Rujak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xcelltrasi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Xcelltrasi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor-alih pranala ke halaman disambiguasi
Baris 35:
* [[Rujak Mamak]]
*[[Rujak Bebeg]] merupakan varian rujak yang berisi buah-buahan serut dengan rasa cenderung masam, buah khas yang dicampurkan biasanya adalah [[jeruk bali]]. Kuah dari rujak ini di beberapa daerah diberi tambahan ebi atau terasi sebagai penyedap rasa
 
==Etimologi==
Rujak adalah salah satu hidangan tertua dan makanan paling awal yang diidentifikasi secara historis di Jawa kuno. Kata "rujak" berasal dari kata rurujak dalam prasasti Taji Jawa kuno (901 M) dari zaman [[Kerajaan Mataram]] di [[Jawa Tengah]].<ref>{{Cite web |title=4 Makanan yang Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu, Ada Kesukaanmu? - Bobo |url=https://bobo.grid.id/read/081633270/4-makanan-yang-sudah-ada-sejak-ribuan-tahun-lalu-ada-kesukaanmu?page=all |access-date=2021-02-27 |website=bobo.grid.id |language=id}}</ref>
 
Hidangan ini kemudian diperkenalkan ke daerah lain dan negara tetangga oleh diaspora Jawa, serta keturunan India yang pernah tinggal di Jawa. Di Malaysia dan Singapura, itu dieja sebagai "rojak.<ref name="YourSsG-Rojak">{{Cite web |title=Rojak |url=http://www.yoursingapore.com/dining-drinks-singapore/local-dishes/rojak.html |website=Your Singapore}}</ref><ref>{{Cite web |date=7 July 2016 |title=Malaysian Indian Mamak Style Rojak |url=http://www.vi-vian.com/?p=9182}}</ref>
 
==Sejarah==
Rujak adalah salah satu hidangan tertua dan makanan Jawa kuno yang diidentifikasi secara historis paling awal. Disebut rurujak dalam prasasti Taji Jawa kuno (901 M) dari zaman Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Orang Jawa di Indonesia telah memasukkan rujak ke dalam upacara pranatal mereka yang disebut Naloni Mitoni. Dalam [[budaya Jawa]], rujak merupakan bagian penting dari upacara pralahir tradisional yang disebut Naloni Mitoni atau tujuh bulanan (harfiah: bulan ketujuh), dan dimaksudkan untuk mendoakan calon ibu agar persalinannya lancar, lancar dan sukses. Rujak buah khusus dibuat untuk acara ini, dan kemudian disajikan kepada calon ibu dan tamunya, terutama teman wanitanya. Resep rujak untuk upacara ini mirip dengan rujak buah khas Indonesia, hanya saja buahnya diparut kasar, bukan diiris tipis, dan jeruk bali sebagai bahan utamanya. Dipercaya bahwa jika rujak secara keseluruhan rasanya manis, bayi yang dikandungnya perempuan, dan jika pedas, bayi yang dikandungnya laki-laki.<ref name="Detik-Mitoni">{{Cite web |last=Lusiana Mustinda |date=26 November 2014 |title=Mitoni, Ritual Tujuh Bulanan untuk Kelancaran Persalinan |url=http://food.detik.com/read/2014/11/26/160452/2759896/297/mitoni-ritual-tujuh-bulanan-untuk-kelancaran-persalinan |website=Food Detik.com |language=Indonesian}}</ref><ref>{{Cite web |last=Ana Amalia |date=26 July 2016 |title=Resep Rujak Serut Khas 7 Bulanan |url=http://merahputih.com/post/read/resep-rujak-serut-khas-7-bulanan |website=Merah Putih |language=Indonesian}}</ref>
Asal usul rujak kurang jelas, dan varian rujak ada di beberapa di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, juga Malaysia dan Singapura. Bisa jadi sejak zaman dahulu, penduduk asli [[Kepulauan Melayu]] mengonsumsi buah-buahan tropis musiman yang rasanya asam — terutama apel Jawa, kedondong, dan mangga mentah, bersama dengan gula aren dan garam untuk mengimbangi rasa asam. Di Indonesia, pohon buah-buahan tertentu memiliki musim berbuahnya sendiri-sendiri biasanya dari akhir musim kemarau hingga musim hujan, sehingga waktu panen buah biasanya bertepatan dengan waktu rujak di desa-desa di Indonesia.
 
Rujak adalah salah satu hidangan tertua dan makanan Jawa kuno yang diidentifikasi secara historis paling awal. Disebut rurujak dalam prasasti Taji Jawa kuno (901 M) dari zaman Kerajaan Mataram di Jawa Tengah.Orang Jawa di Indonesia telah memasukkan rujak ke dalam upacara pranatal mereka yang disebut Naloni Mitoni. Menurut tradisi setempat, mangga mentah dan buah-buahan berasa asam lainnya diidam-idamkan oleh wanita hamil, tampaknya sebagai padanan acar di Barat.
 
Masuknya cabai dan kacang pedas dan pedas mungkin telah terjadi pada awal era kolonial di abad ke-16, karena produk tersebut dibawa oleh pedagang Spanyol dan Portugis dari Amerika. Disarankan bahwa rujak mungkin terkait dengan gado-gado Indonesia, sedangkan rujak di Malaysia dan Singapura menunjukkan pengaruh India dengan kacang berwarna oranye dan saus ubi jalar sebagai saus untuk gorengan (dengan sayuran, kelapa, udang, atau bahan lainnya di dalamnya) , telur dan kentang