Martin Luther: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Jonoo27 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 99:
[[Berkas:Bulla-contra-errores.jpg|jmpl|kiri|''Bulla melawan kekeliruan Martin Luther'' (1521), umumnya dikenal dengan judul ''[[Exsurge Domine]]'', yang dikeluarkan oleh [[Paus Leo X]].]]
 
[[AlbrechtAlbertus vondari Brandenburg|Albrecht, Uskup Agung Mainz dan Magdeburg]], tidak membalas surat Luther yang berisikan ''[[95 dalil Luther|95 Tesis]]''. Ia mengadakan pemeriksaan tesis tersebut untuk melihat kemungkinan adanya penyesatan, dan, pada Desember 1517, meneruskannya ke Roma.<ref>{{en}} Michael A. Mullett, ''Martin Luther'', London: Routledge, 2004, {{ISBN|978-0-415-26168-5}}, 78; Oberman, Heiko, ''Luther: Man Between God and the Devil'', New Haven: Yale University Press, 2006, {{ISBN|0-300-10313-1}}, 192–93.</ref> Ia dikabarkan membutuhkan pendapatan dari indulgensi untuk memenuhi kewajibannya terkait suatu dispensasi kepausan atas jabatannya yang meliputi lebih dari satu keuskupan. Luther belakangan menulis, "paus juga terlibat, karena separuhnya mengalir ke pembangunan [[Basilika Santo Petrus|Gereja StSanto Petrus]] di Roma".<ref>Mullett, 68–69; Oberman, 189.</ref>
 
Paus Leo X terbiasa menghadapi para reformisreformator dan penganut bidahbidat,<ref>{{en}} Richard Marius, ''Luther'', London: Quartet, 1975, {{ISBN|0-7043-3192-6}}, 85.</ref> dan ia menanggapi "dengan sangat hati-hati sebagaimana mestinya".<ref>{{en}} Papal Bull ''[[Exsurge Domine]]'', 15 June 1520.</ref> Selama tiga tahun berikutnya, ia mengirim serangkaian representasi dan teolog kepausan dalam rangka menentang Luther, yang hanya semakin memperkeras teologi anti-paus yang dianut sang reformis. Utusan pertama, seorang teolog Dominikan yang bernama [[Sylvester Mazzolini|Silvestro Mazzolini]], mengonsepmengkonsep satu kasus bidahbidat terhadap Luther, yang kemudian dipanggil sang paus ke Roma. [[Friedrich III dari Sachsen|Friedrich III, Elektor Sachsen]], meyakinkan sang paus supaya Luther diperiksa di Augsburg, tempat [[Dewan Augsburg|Sidang Imperial]] diadakan.<ref>Mullett, 81–82.</ref>
 
Di sana, selama periode tiga hari pada Oktober 1518, Luther melakukan pembelaan diri ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan [[legatus kepausan]], [[Thomas Cajetan|Kardinal Kayetanus]]. Hak paus untuk mempermaklumkan indulgensi merupakan pokok perdebatan antara kedua orang tersebut.<ref name=Reformation500>{{en}} {{cite web|url=http://reformation500.csl.edu/timeline/luther-meets-with-cajetan-at-augsburg/|title=Luther meets with Cajetan at Augsburg|publisher=Reformation 500 – Concordia Seminary, St. Louis|accessdate=28 March 2016|archive-date=2017-08-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20170819111021/http://reformation500.csl.edu/timeline/luther-meets-with-cajetan-at-augsburg/|dead-url=yes}}</ref><ref name=Ex-Classics>{{en}} {{cite web|url= http://www.exclassics.com/foxe/foxe147.htm |title=The Acts and Monuments of the Church – Martin Luther |publisher=exclassics.com|accessdate=28 March 2016}}</ref> Keadaan dalam acara dengar pendapat tersebut berubah menjadi panas. Alih-alih sekadar menulis tesisnya, konfrontasi Luther dengan Gereja menjadikannya sebagai seorang musuh paus.<ref>Mullett, 82.</ref> Instruksi awal yang diterima Kayetanus adalah menahan Luther apabila ia tidak mau menarik kembali ajarannya, tetapi sang legatus tidak melakukannya.<ref>Mullett, 83.</ref> Luther menyelinap pergi meninggalkan kota pada malam hari, tanpa sepengetahuan Kayetanus.<ref>Oberman, 197.</ref>
Baris 107:
[[Berkas:Luther-vor-Cajetan.jpg|jmpl|Pertemuan Martin Luther (kanan) dan Kardinal Kayetanus (kiri, memegang buku).]]
 
Pada Januari 1519, di [[Altenburg]], Sachsen, [[Karl von Miltitz]] selaku nunsius kepausan mengadopsi suatu pendekatan yang lebih mendamaikan. Luther memberikan sejumlah konsesi kepada sang nunsius, yang adalah kerabat dari [[Friedrich III dari Sachsen|Elektor Friedrich III]], dan berjanji untuk tetap diam jika para seterunya juga melakukannya.<ref>{{en}} Mullett, 92–95; Roland H. Bainton, ''Here I Stand: A Life of Martin Luther'', New York: Mentor, 1955, {{OCLC|220064892}}, 81.</ref> Namun, seorang teolog bernama [[Johann Eck]] bertekad untuk mengekspos doktrin Luther dalam suatu forum publik. Pada Juni dan Juli 1519, ia mengadakan suatu [[Debat Leipzig|acara debat]] di [[Leipzig]] dengan kolega Luther, [[Andreas Karlstadt]], dan mengundang Luther untuk berbicara.<ref>{{en}} Marius, 87–89; Bainton, Mentor edition, 82.</ref>
 
Penegasan Luther yang paling berani dalam perdebatan tersebut adalah bahwa Matius 16:18 tidak memberi hak kepada paus untuk secara eksklusif menafsirkan kitab suci, dan karenanya tidak ada paus ataupun [[konsili ekumenis|konsili Gereja]] yang [[infalibilitas|tidak dapat salah]].<ref>{{en}} Marius, 93; Bainton, Mentor edition, 90.</ref> Akibatnya, Eck memberi Luther stigma seorang [[Jan Hus]] baru, mengacu pada penganut bidahbidat dan reformisreformator [[Ceko]] yang [[Konsili Konstanz|dihukum bakar pada 1415]]. Sejak saat itu, ia mengabdikan diri untuk mengalahkan Luther.<ref>{{en}} G. R. Elton, ''Reformation Europe: 1517–1559'', London: Collins, 1963, {{OCLC|222872115}}, 177.</ref>
 
=== Ekskomunikasi ===