Martin Luther: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 99:
[[Berkas:Bulla-contra-errores.jpg|jmpl|kiri|''Bulla melawan kekeliruan Martin Luther'' (1521), umumnya dikenal dengan judul ''[[Exsurge Domine]]'', yang dikeluarkan oleh [[Paus Leo X]].]]
[[
Paus Leo X terbiasa menghadapi para
Di sana, selama periode tiga hari pada Oktober 1518, Luther melakukan pembelaan diri ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan [[legatus kepausan]], [[Thomas Cajetan|Kardinal Kayetanus]]. Hak paus untuk mempermaklumkan indulgensi merupakan pokok perdebatan antara kedua orang tersebut.<ref name=Reformation500>{{en}} {{cite web|url=http://reformation500.csl.edu/timeline/luther-meets-with-cajetan-at-augsburg/|title=Luther meets with Cajetan at Augsburg|publisher=Reformation 500 – Concordia Seminary, St. Louis|accessdate=28 March 2016|archive-date=2017-08-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20170819111021/http://reformation500.csl.edu/timeline/luther-meets-with-cajetan-at-augsburg/|dead-url=yes}}</ref><ref name=Ex-Classics>{{en}} {{cite web|url= http://www.exclassics.com/foxe/foxe147.htm |title=The Acts and Monuments of the Church – Martin Luther |publisher=exclassics.com|accessdate=28 March 2016}}</ref> Keadaan dalam acara dengar pendapat tersebut berubah menjadi panas. Alih-alih sekadar menulis tesisnya, konfrontasi Luther dengan Gereja menjadikannya sebagai seorang musuh paus.<ref>Mullett, 82.</ref> Instruksi awal yang diterima Kayetanus adalah menahan Luther apabila ia tidak mau menarik kembali ajarannya, tetapi sang legatus tidak melakukannya.<ref>Mullett, 83.</ref> Luther menyelinap pergi meninggalkan kota pada malam hari, tanpa sepengetahuan Kayetanus.<ref>Oberman, 197.</ref>
Baris 107:
[[Berkas:Luther-vor-Cajetan.jpg|jmpl|Pertemuan Martin Luther (kanan) dan Kardinal Kayetanus (kiri, memegang buku).]]
Pada Januari 1519, di [[Altenburg]], Sachsen, [[Karl von Miltitz]] selaku nunsius kepausan mengadopsi suatu pendekatan yang lebih mendamaikan. Luther memberikan sejumlah konsesi kepada sang nunsius, yang adalah kerabat dari [[Friedrich III dari Sachsen|Elektor Friedrich III]], dan berjanji untuk tetap diam jika para seterunya juga melakukannya.<ref>{{en}} Mullett, 92–95; Roland H. Bainton, ''Here I Stand: A Life of Martin Luther'', New York: Mentor, 1955, {{OCLC|220064892}}, 81.</ref> Namun, seorang teolog bernama [[Johann Eck]] bertekad untuk mengekspos doktrin Luther dalam suatu forum publik. Pada Juni dan Juli 1519, ia mengadakan suatu [[Debat Leipzig|acara debat]] di [[Leipzig]] dengan kolega Luther, [[Andreas Karlstadt]], dan mengundang Luther untuk berbicara.<ref>{{en}} Marius, 87–89; Bainton, Mentor edition, 82.</ref>
Penegasan Luther yang paling berani dalam perdebatan tersebut adalah bahwa Matius 16:18 tidak memberi hak kepada paus untuk secara eksklusif menafsirkan kitab suci, dan karenanya tidak ada paus ataupun [[konsili ekumenis|konsili Gereja]] yang [[infalibilitas|tidak dapat salah]].<ref>{{en}} Marius, 93; Bainton, Mentor edition, 90.</ref> Akibatnya, Eck memberi Luther stigma seorang [[Jan Hus]] baru, mengacu pada penganut
=== Ekskomunikasi ===
|