Pasukan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Perlengkapan: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
→‎Strategi: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 192:
Pasukan [[kavaleri ringan]] Muslim pada masa-masa akhir [[penaklukan Muslim di Suriah|penaklukan Islam di Levant]] menjadi bagian paling kuat dalam pasukan Rasyidin. Penggunaan terbaik dari kavaleri bergerak cepat yang berzirah ringan ini terjadi pada [[Pertempuran Yarmuk]] (636 M) yang ketika itu Khalid bin Walid, yang mengetahui kegunaan dan kemampuan kavalerinya, mengerahkan pasukan kavaleri itu untuk memutarbalikkan keadaan pada setiap kondisi kritis dalam pertempuran. Ini dapat dilakukan karena pasukan kavaleri Rasyidin memiliki kemampuan untuk mundur dan maju dan memutar balik dan menyerang lagi dari sayap ataupun dari belakang, dan semua manuver itu dapat dilakukan dengan cepat. Resimen kavaleri yang kuat dibentuk oleh Khalid bin Walid yang meliputi para veteran dalam [[Penaklukan Islam di Persia|kampanye Irak]] dan [[Penaklukan Muslim di Suriah|Suriah]]. Para sejarawan Muslim awal menamainya '''mutaharrik tulaiha''' ( متحرك طليعة ), atau ''pengawal berkuda''. Satuan ini dikerahkan sebagai garda terdepan dan berperang sebagai suatu pasukan penyerang yang kuat untuk memukul mundur pasukan musuh. Satuan ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi sehingga memperoleh keunggulan ketika bermanuver melawan pasukan musuh, misalnya pasukan Bizantium. Dengan pasukan penyerang berkuda ini, pasukan Rasyidin berhasil menaklukkan Suriah dengan cukup mudah.<ref name=BBC/><ref>Muir, ''Annals of the Early Caliphate''.</ref>
 
Strategi terkenal lainnya yang dikembangkan oleh Khalid bin Walid, dan kemudian diikuti oleh para jenderal lainnya, yaitu bahwa pasukan Rasyidin tidak boleh bergerak terlalu jauh dari gurun ketika ada pasukan musuh dalam jarak serang dari bagian belakangnya. Gagasannya adalah untuk melakukan pertempuran di dekat gurun, dengan jalur kabur yang aman jika seandainya pasukan Rasyidin dikalahkan.<ref>Al-Tabari, ''The History of al-Tabari Vol. 2: Prophets and Patriarchs'', hlm. 560.</ref> Daerah [[gurun]] bagi pasukan Rasyidin merupakan suatu daerah yang sangat aman karena pasukan Sassaniyah ataupun pasukan Bizantium tidak akan terlalu berani menjelajahi gurun. Selain itu, di gurun, pasukan Rasyidin, yang menggunakan unta, dapat bergerak dengan mudah, depatcepat, dan bebas ke tujuan manapun yang mereka inginkan. Menggunakan strategi yang sama selama penaklukan Irak dan Suriah, Khalid Bin Walid tidak mengerahkan pasukannya terlalu jauh ke Irak maupun Suriah sampai pasukan musuh tak lagi memiliki kemampuan untuk mengancam jalur pasukan Rasyidin menuju gurun. Alasan lainnya kenapa pasukan Rasyidin selalu berusaha memiliki jalur menuju gurun adalah karena itu memudahkan komunikasi dan pengerahan pasukan bantuan.
 
Setelah Kekaisaran Bizantium menjadi lemah dan Kekaisaran Sassaniyah telah benar-benar dihancurkan, para jenderal Muslim pada masa selanjutnya bebas untuk menggunakan strategi dan siasat apapun untuk mengalahkan pasukan musuh lainnya tapi biasanya mereka tetap saja memanfaatkan keunggulan mobilitas pasukan Rasyidin untuk mencegah konstentrasi pasukan musuh dalam jumlah besar.<ref name="I. Akram 1970"/>