Muhammad Nurdin Nasution: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 16:
Pada tahun 1945-1946 M. Nurdin Nasution bergabung dengan Pasukan Barisan Pemuda Indonesia dipimpin Langlang Buana, dan M. Nurdin Nasution dipercaya sebagai salah satu kepala pasukan. Pada 1946-1947 M. Nurdin Nasution bergabung dengan Laskar Hizbullah dipimpin Bachtiar Yunus dan menjadi Komandan Yon Hizbullah Wilayah Perjuangan Medan Area. Tahun 1947 seluruh Lasykar Rakyat dan badan perjuangan di seluruh Indonesia dihapuskan dan bergabung ke dalam TNI, yang di pusat dipimpin [[Sudirman|Jenderal Sudirman]]. M. Nurdin Nasution ikut bergabung dan ditetapkan sebagai [[Komandan]] Kompi-II BN-K Brigade B Sektor I, dengan pangkat [[Letnan Satu]] (Lettu) dibawah pimpinan [[Mayor]] Bejo dengan wilayah perjuangan [[Medan Area]] sampai [[Asahan]] dan [[Labuhan Batu]]. Dari tahun 1948-1949 menjadi Komandan Komando Militer Pertempuran Daerah Terpencil di bawah pimpinan Kapten Manaf di Asahan dan Labuhanbatu. <br>
M. Nurdin Nasution terlibat dalam berbagai kontak senjata dengan Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan, di antaranya beberapa peristiwa heroik yang dikenal dan dicatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di
Pada April 1952 dan Maret 1953 dari Kodam II/Bukit Barisan, M. Nurdin Nasution ditugaskan untuk menumpas [[Gerakan DI/TII]] pimpinan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakkar]] di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Dari September 1953 sampai maret 1956 ditugaskan ke Aceh dalam penumpasan Gerakan DI/TII pimpinan [[Daud Beureu'eh|Daud Beureuh]]. Selanjutnya, 1957-1958 menerima penugasan operasi penumpasan [[PRRI]] sebagai Pasi-4 RI-2 Resimen Infantri 2 di Siantar. Kemudian diangkat sebagai Komandan Batalyon C pertama, Resimen Infantri 3 yang kemudian menjadi Batalyon 123/Rajawali, dari 1958-1959.<br>
|