Kabinet Pembangunan I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 37:
}}
'''Kabinet Pembangunan I''' <ref>Keputusan Presiden RI Nomor 183 Tahun 1968 tertanggal [[6 Juni]] [[1968]].</ref></small> adalah nama [[Kabinet (pemerintahan)|kabinet pemerintahan]] di Indonesia pada tahun 1968-1973. Presiden pada Kabinet ini adalah [[Soeharto]]. Kabinet Pembangunan I terbentuk tanggal [[6 Juni]] [[1968]] dan dilantik pada tanggal [[10 Juni]] [[1968]]. Komposisi kabinet ini tidak jauh berbeda dengan komposisi menteri dalam [[Kabinet Ampera II]]. Tak lama setelah Pemilu 1971, pada [[9 September]] [[1971]], Presiden Soeharto mengumumkan perombakan Kabinet Pembangunan I dan melantik menteri-menteri reshuffle pada [[11 September]] [[1971]].
Tugas pokok Kabinet Pembangunan ditetapkan dalam Ketetapan MPRS No. XLI/MPRS/1968 dan dikenal dengan ''Panca Krida'' yang meliputi :
* Menciptakan stabilisasi politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya pelaksanaan Repelita dan Pemilu.
* Menyusun dan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun.
* Melaksanakan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|Pemilihan Umum]] selambat-lambatnya pada tanggal 5 Juli 1971.
* Mengembalikan ketertiban dan keamanan dengan mengikis habis sisa-sisa [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]] dan setiap rongrongan, penyelewengan serta pengkhianatan terhadap [[Pancasila]] dan [[Undang-Undang Dasar 1945]].
* Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur negara baik di tingkat pusat maupun daerah.
Pada [[1 April]] 1969, dimulailah pelaksanaan Pelita I ([[1969]]-[[1974]]). Tujuan diselenggarakan Pelita I adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya. Sedangkan sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita I adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
|