Kesultanan Buton: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JFPinaria (bicara | kontrib)
JFPinaria (bicara | kontrib)
Tag: gambar rusak VisualEditor
Baris 2:
{{refimprove}}
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = Kesultanan Buton
| common_name = Buton
| religion = [[Islam]]
| p1 = Majapahit
| p2 = Kesultanan Melaka
| s1 = Indonesia
| flag_p1 = Flag of the Majapahit Empire.svg
| flag_s1 = Flag_of_Indonesia.svg
| year_start = 1332
| year_end = 1914
| date_start =
| date_end =
| event_start =
| event_end =
| image_flag = Longa-longa Bendera Kesultanan Buton.jpg
| image_coat =
| symbol_type =
| image_map. = Buton Topography.svg
| image_map_caption = Wilayah Kekuasaan Buton
| capital = [[Kota Baubau|Baubau]]
| common_languages = {{bulleted list|[[Bahasa Wolio|Wolio]],{{butuh rujukan}}|[[Bahasa Cia-cia|Cia-cia]],{{butuh rujukan}}|[[Kulisusu]],{{butuh rujukan}}|[[Bahasa Tukang Besi|Kaumbeda]],{{butuh rujukan}}|[[Bahasa Moronene|Moronene]],{{butuh rujukan}} dan|[[Bahasa Muna|Muna]]{{butuh rujukan}}}}
| government_type = [[Kesultanan]]
| title_leader = Sara Pangka (Eksekutif), Sara Gau (Legislatif), Sara Bitara (Yudikatif), Sultan
| currency =
| footnotes =
}}
 
Baris 126:
 
=== Pemerintahan Barata "Sarana Barata" ===
Penjelasan mengenai Sarana Barata akan dikemukakan secara khusus dalam [[4 Barata Kesultanan Buton]] sebagai sistem pemerintahan dan pertahanan.
 
== Politik ==
Baris 133:
 
== Masyarakat ==
Masyarakat Buton terdiri dari berbagai suku bangsa. Mereka mampu mengambil nilai-nilai yang menurut mereka baik untuk diformulasikan menjadi sebuah adat baru yang dilaksanakan di dalam pemerintahan kerajaan/kesultanan Buton itu sendiri. Berbagai kelompok adat dan suku bangsa diakui di dalam masyarakat Buton. Berbagai kebudayaan tersebut diinkorporasikan ke dalam budaya mereka. Kelompok yang berasal dari Tiongkok diakui dalam adat mereka. Kelompok yang berasal dari Jawa juga diakui oleh masyarakat Buton. Di sana terdapat Desa Majapahit, dan dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa para penghuni desa tersebut memang berasal dari Majapahit. Mereka sampai di sana karena perdagangan rempah-rempah. Dengan membuat pemukiman di sana, mereka dapat mempermudah akses dalam memperolahmemperoleh dan memperdagangkan rempah-rempah ke pulau Jawa. Beberapa peninggalan mereka adalah berupa gamelan yang sangat mirip dengan gamelan yang terdapat di Jawa.
 
Imam-imam yang menjabat di dalam dewan agama juga dipercaya merupakan keturunan Arab. Mereka dengan pengetahuan agamanya diterima oleh masyarakat Buton dan dipercaya sebagai pemimpin di dalam bidang agama. Berbagai suku dan adat tersebut mampu bersatu secara baik di dalam kerajaan/kesultanan Buton. Apabila kita melihat kerajaan/kesultanan lain, perbedaan itu sering kali memunculkan konflik yang berujung kepada perang saudara, bahkan perang agama. Sedangkan di Buton sendiri tercatat tidak pernah terjadi perang antara satu kelompok dengan kelompok lain, terutama bila menyangkut masalah suku dan agama.