Madura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sonibudi (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mtarch11 (bicara | kontrib)
k Suntingan Sonibudi (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Jaamilaah
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{Infobox Islands
ombâ' asapo' angèn''/'''أبْاْنتال أَومباْء أساڤَوء أڠَين'''). Harga diri merupakan esensi penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: ''ètèmbhâng potè mata, ango'an potè tolang''/'''أَيتَيمبْاْڠ ڤَوتَي ماتا، أڠَوءأن ڤَوتَي تَولاڠ'''. Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi [[carok]] pada sebagian masyarakat Madura.
|name = Madura<br/> مادْوراْ<br/> ꦩꦢꦸꦫ
|image_name = Madura Topography.png
|image_caption = Topografi Pulau Madura.
|native_name =
|image_map = Madura_locator.png
|location = [[Asia Tenggara]]
|coordinates = {{coor dm|7|0|S|113|20|E|type:isle}}
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|area_km2 = 5.100
|highest_mount = Bukit Geger,{{br}}Bukit Payudan
|elevation =
|country_admin_divisions_title = Negara
|country_admin_divisions = {{flag|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title_1 = Provinsi
|country_admin_divisions_1 = {{flag|Jawa Timur}}
|country_admin_divisions_title_2 = Kabupaten
|country_admin_divisions_2 = [[Kabupaten Bangkalan]],{{br}}[[Kabupaten Sampang]],{{br}}[[Kabupaten Pamekasan]],{{br}}[[Kabupaten Sumenep]]
|country_largest_city_population =
|population = 3.647.000
|population_as_of = 2013
|density_km2 = 706
|ethnic_groups = [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
|local_name=Pulau Mêdhurê'}}
 
'''Madura''' ([[Abjad Pegon|Pegon]]: '''مادْوراْ''' [[Carakan]]: ꦩꦢꦸꦫ, tr. ''Madhurâ'') adalah nama [[pulau]] yang terletak di sebelah timur laut [[Jawa Timur]]. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168&nbsp;km<sup>2</sup> (lebih kecil daripada pulau [[Bali]]), dengan penduduk hampir empat juta jiwa.
 
[[Jembatan Nasional Suramadu]] merupakan pintu masuk utama menuju Madura. Selain jalur darat, pulau madura dapat didatangi melalui jalur laut. Untuk jalur laut, bisa dilalui dari [[Pelabuhan Tanjung Perak]] di Surabaya menuju [[Pelabuhan Kamal]] di Bangkalan, Selain itu juga bisa dilalui dari [[Pelabuhan Jangkar]] Situbondo menuju [[Pelabuhan Kalianget]] di Sumenep, ujung timur Madura.
 
Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu: [[Bangkalan]], [[Sampang]], [[Pamekasan]] dan [[Sumenep]]. Pulau madura memiliki sejarah yang panjang dilihat dari kebudayaan dan kesenian Islam yang kuat.
 
Pulau Madura didiami oleh [[suku Madura]] yang merupakan salah satu [[etnis]] suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar lima juta jiwa secara keseluruhan, dan dihuni oleh beberapa suku pendatang seperti suku Jawa, etnis Tionghoa, suku Sunda, dan suku Melayu. Suku Madura berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Bawean, Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak juga yang berdatangan dan menetap di bagian timur [[Jawa Timur| Jawa Timur Daratan]] biasa disebut sebagai wilayah [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]], yaitu membentang dari Pasuruan sebelah Timur sampai utara [[Banyuwangi]]. Orang Madura yang berada di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Situbondo, dan Bondowoso jumlah penduduknya paling banyak dan mengutamakan bahasa Madura. Sedangkan orang Madura yang menetap di Probolinggo, Jember, Surabaya bagian Utara, Lumajang, dan sebagian Gresik biasanya menguasai Bahasa Jawa disamping bahasa Madura.
 
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan, dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras (''abhântal ombâ' asapo' angèn''/'''أبْاْنتال أَومباْء أساڤَوء أڠَين'''). Harga diri merupakan esensi penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: ''ètèmbhâng potè mata, ango'an potè tolang''/'''أَيتَيمبْاْڠ ڤَوتَي ماتا، أڠَوءأن ڤَوتَي تَولاڠ'''. Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi [[carok]] pada sebagian masyarakat Madura.
 
== Babad Madura ==
Baris 5 ⟶ 38:
{{utama|Babad Madura}}
 
Dari sumber-sumber babad tanah Madura dikisahkan bahwa pulau Madura pada zaman dahulu oleh para pengarung lautan hanya terlihat sebagai puncak-puncak tanah yang tinggi (sekarang menjadi bukit-bukit,
Dari
dan beberapa dataran yang ketika air laut surut dataran tersebut terlihat, sedangkan apabila laut pasang dataran tersebut tidak tampak ( di bawah permukaan air ). Puncak-puncak yang terlihat tersebut di antaranya sekarang disebut Gunung Geger di [[Kabupaten Bangkalan]] dan Gunung Pajudan di [[Kabupaten Sumenep]].
 
Sejarah tanah Madura tidak terlepas dengan sejarah atau kejadian yang terjadi di tanah Jawa. Diceritakan bahwa pada suatu masa di pulau Jawa berdiri suatu kerajaan bernama [[Medang kamulan|Medang Kamulan]].
Di dalam kotanya ada sebuah keraton yang bernama keraton Giling Wesi, rajanya bernama [[Sang Hyang Tunggal]] ( Kerajaan Medang Kamulan terletak di muara [[Sungai Brantas]]. Ibu kotanya bernama Watan Mas).<br />
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pangerang (prins) van Madura TMnr 3728-224.jpg|jmpl|230px|[[Litografi]] oleh [[Auguste van Pers]] yang menggambarkan seorang [[pangeran]] dari Madura dan pelayannya pada masa [[Hindia Belanda]]]]
Perjalanan Sejarah Madura dimulai dari perjalanan [[Arya Wiraraja]] sebagai Adipati pertama di Madura pada abad 13. Dalam kitab nagarakertagama terutama pada tembang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula bersatu dengan tanah Jawa, ini menujukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan orang Jawa merupakan bagian dari komunitas budaya yang sama.
 
Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti [[Kerajaan Kadiri|Kediri]], [[Singhasari]], dan [[Majapahit]]. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti [[Kesultanan Demak|Demak]], Gresik, dan Surabaya. Pada tahun [[1624]], Madura ditaklukkan oleh [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai [[1882]]), mula-mula oleh [[VOC]], kemudian oleh pemerintah [[Hindia Belanda]]. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.<ref name="van Dijk">Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E., Introduction, di dalam: van Dijk ''et al.'' (penyunting), ''Across Madura Strait: the dynamics of an insular society'', Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 1-6.</ref>
 
Sejarah mencatat [[Aria Wiraraja]] adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh Raja [[Kertanegara]] dari [[Singosari]], tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih Sumenep, merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke Madura. Di Batuputih yang kini menjadi sebuah Kecamatan kurang lebih 18 Km dari Kota Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan keraton Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, [[tari Gambu]]h dan tari Satria.
 
== Geografi dan Administrasi ==
Baris 14 ⟶ 55:
'''Geografi'''
 
Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering. Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur.
]]
 
Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung.
 
Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168&nbsp;km², atau kurang lebih 10 persen dari luas daratan Jawa Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di Kalianget sekitar 180&nbsp;km dan lebarnya berkisar 40&nbsp;km. Pulau ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan 1.144, 75&nbsp;km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86&nbsp;km², terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19&nbsp;km², yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530&nbsp;km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan.
 
'''Administrasi'''
 
Madura dibagi menjadi empat [[kabupaten]], yaitu:
{| class="wikitable sortable"
|-
! Kabupaten !! Ibu Kota !! Luas Area !! Populasi 2010
|-
| [[Kabupaten Bangkalan]]|| Bangkalan || 1,260 || 907,255
|-
| [[Kabupaten Sampang]] || Sampang || 1,152 || 876,950
|-
| [[Kabupaten Pamekasan]] || Pamekasan || 733 || 795,526
|-
| [[Kabupaten Sumenep]] || Sumenep || 1,147 || 1,041,915
|}
 
'''''Kota-Kota Eks Karesidenan Madura'''''
 
* Bangkalan
* Sampang
* Pamekasan
* [[Kota Sumenep, Sumenep|Sumenep]]
* [[Kota Tua Kalianget|Kalianget]]
 
== Ekonomi ==
Baris 28 ⟶ 97:
== Kondisi Sosial Masyarakat ==
 
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura juga senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi Tekonokrat, Birokrat, Menteri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
 
== Transportasi ==
 
Untuk menuju pulau ini, ada beberapa pilihan sarana ]].transportasi untuk para wisatawan di antaranya:
 
* Bus AKAS, bus ini melayani antar kota dalam provinsi dan antar provinsi. Di masing-masing kabupaten bus ini akan singgah sejenak untuk menurunkan penumpang, pemberhentian bus paling terakhir, akan berakhir di Kalianget, Kabupaten Sumenep.
* Bus AKAS Patas, bus ini akan melewati Jembatan Suramadu, untuk penumpang tujuan Bangkalan Kota biasanya penumpang akan diturunkan di pertigaan Tangkel akses [[tol Suramadu]].
* [[Pesawat Udara]], untuk menikmati layanan transportasi ini, para penumpang akan diterbangkan dari [[Bandar Udara Trunojoyo]], Sumenep dengan tujuan [[Surabaya]].
* Kapal Laut, bisa dinikamati dengan layanan rute Jangkar - Kalianget ataupun Ujung-Kamal. Kapal tradisional yang bisa dinaiki diantaranya adalah [[golekan]], [[leti leti]], [[janggolan]], dan [[lis-alis]].
 
== Budaya ==