Umie Aida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Menghilangkan kategori VisualEditor-alih pranala ke halaman disambiguasi |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 21:
=== Dari pemodelan hingga ''Emas Melayu'' (1989–1999) ===
Umie mulai berkecimpung dalam seni sebagai model komersial di bawah manajemen model terkenal Azah Aziz ketika dia baru berusia 16 tahun pada tahun 1989. Popularitas yang ditempa oleh saudara perempuannya, aktris dan sutradara
Pada tahun 1990 Umie menggunakan nama komersial Ermy Zura untuk berpartisipasi dalam kontes pencarian gadis populer Dewi Remaja 1990/91. Umie berhasil mencapai final bersama gadis-gadis lain yang sekarang populer seperti aktris Jasmin Hamid, Kuza dan supermodel Irene Santiago di mana acara tersebut dimenangkan oleh model Jasmine Dhillon. Berawal dari itu, nama Umie menjadi populer di kalangan penerbit. Drama TV pertamanya adalah Maafkan Mama yang tayang di TV3 sedangkan pada tahun 1991 Umie juga tampil dalam film debutnya berjudul ''Memori'' yang disutradarai oleh Datuk Rosnani Jamil. Kesempatan tampil di film tersebut dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Umie untuk belajar ilmu akting dari sederet aktor hebat yang juga membintangi film tersebut seperti Jins
Nama Umie sering membintangi drama populer di TV. Salah satu yang paling populer adalah drama Hello with [[Mohamad Nasir bin Mohamad|M. Nasir]] dan [[Tiara Jacquelina]] pada tahun 1993. Pada tahun 1994, bakat Umie mulai menonjol ketika ia dinominasikan untuk Penghargaan Sri Angkasa untuk TV Wanita Terbaik Aktris dalam drama ''Rupawan''. Selanjutnya, Umie memberikan penampilan yang luar biasa dalam trilogi drama ''Selamat Hari Jadi Su'' di mana ia dinominasikan sebagai Aktris Layar Terbaik melalui sekuel kedua dari serial tersebut. Pada tahun 1995 Umie kembali ke layar perak melalui karakter Sharifah Hasnah dalam film musikal ''Jimi Asmara'' yang disutradarai oleh
Umie terlibat sebagai pemeran utama dalam film ''Emas Melayu'' atau judul internasionalnya ''Emas Murni'' yang disutradarai oleh sutradara Inggris Bart Righters tetapi film itu tidak diputar meskipun seharusnya bertemu penonton pada tahun 1997. Beberapa drama yang dibintangi Umie saat itu bisa tidak diputar karena masalah dengan LPF, termasuk ''Hartini'' & ''Jangan'' pada tahun 1997 juga pada tahun 2000 yaitu drama ''5 Hari Raya'' dan ''Ma Rabbuka''. Untuk lebih memperkuat kemampuan akting Umie, ia aktif dalam pementasan teater di akhir 90-an. Di antara teater yang membesarkan namanya adalah ''Lantai T. Pinkie'', ''Mencari Salina'', ''Pelayaran Nur Atma'' & ''Dejavu Seorang Perempuan''.
Umie mencapai puncak popularitasnya di penghujung tahun 1990-an lewat penampilan apiknya dalam drama ''Metafizik'' bersama aktor Ahmad Yatim dan Surah Terakhir disutradarai oleh Sidi Oraza. Drama ''Surah Terakhir'' memberinya piala Aktris Terbaik di Screen Award 1999. Pada 1999, Umie juga tampil dalam serial drama TV paling populer tahun itu, ''Romeo & Juliet'' bersama aktor/sutradara [[Ahmad Idham]]. Popularitas Umie tertolong dengan diproduksinya album solo studio pertama Umie yang mengambil namanya bersamaan dengan drama yang juga menjalani syuting di Inggris Raya. Album solo studio pertama Umie yang menampilkan hits seperti ''Kepadamu Kekasih'' dan ''Redup Kerinduan'' menambah pengaruhnya sebagai artis serba bisa. Dalam ajang Penghargaan Bintang Populer Berita Harian 1998/99, Umie dinobatkan sebagai pemenang Aktris TV Populer Wanita (ABPBH) mengalahkan aktor senior seperti Aida Khalida dan Haliza Misbun.
=== Di puncak popularitas dan ketenaran (2000–2009) ===
Pada tahun 2000, Umie muncul sebagai aktris dengan koleksi box-office tertinggi melalui dua film aktingnya, ''Senario Lagi'' dan ''Letnan Adnan'' berhasil mengumpulkan total RM7,6 juta mengalahkan koleksi box-office film [[Erra Fazira]] yang hanya sebesar RM3,6 juta tahun itu. Padahal dari segi popularitas individu Erra berhasil mengalahkan Umie di ABPBH 2000 untuk kategori Aktris Film Populer Wanita (ABPBH). Di ajang yang sama Umie juga masuk nominasi lagi untuk kategori Aktris TV Wanita Populer namun kalah dari aktris [[Abby Abadi]]. Karier akting Umie sebagian besar didorong oleh kesuksesan yang seimbang di layar kaca, layar perak, seni suara, dan pementasan teater. Umie tampil dalam serial drama yang masih memegang rekor sebagai serial drama termahal di Malaysia, yakni ''Salam Taj Mahal'' dengan 32 episode. Umie juga menyanyikan lagu tema serial tersebut dengan judul yang mirip, lagu tersebut menjadi lagu pertamanya yang memenangkan Era Chart oleh Radio Era.fm dan memenangkan beberapa chart radio lainnya termasuk Muzik.fm sekitar bulan Agustus hingga September 2000.
Tak hanya itu, akting Umie di film-film box office-nya juga menarik perhatian juri Festival Film Malaysia saat Umie masuk nominasi kedua kategori akting, yakni Aktris Terbaik (FFM) lewat karakter Sophia Pakih Muda di ''Lt. Adnan'' sedangkan karakter penyanyi klub malam bernama Linda dalam
Pada tahun 2002 dan 2003 Umie tampil di beberapa produksi TV populer seperti telefilm ''Rumah Di Tengah Sawah'', ''Tarantula'' serta serial drama terpanjang Umie, ''Dalam Hati Ada Cinta'' yang tayang 150 episode dalam 5 musim selama 4 tahun di Astro Ria
Setelah lebih dari 15 tahun sebagai aktor, Umie akhirnya menjadi produser film melalui produksinya Amazon Entertainment Production yang menghasilkan film ''[[Diva Popular]]'' yang disutradarai oleh
=== Dari memasuki era eksklusif hingga saat ini (2010 -sekarang) ===
Meski sudah 15 tahun berkiprah di dunia perfilman, berbagai pihak telah menempatkan Umie di level yang cukup tinggi sebagai aktris. Sejak saat itu Umie mulai lebih selektif dalam bekerja. Muncul dengan tiga film yaitu epic noir ''[[Kala Malam Bulan Mengambang]]'' yang disutradarai oleh Mamat Khalid, komedi romantis ''[[Cuci]]'' (Hans Isaac) dan komedi urban ''[[Pisau Cukur]]'' (Bernard Chauly), Umie berhasil membuktikan bahwa ia masih mampu menggugat aktris-aktris muda yang mengharumkan nama itu. Di televisi, ia unggul dengan beberapa serial TV yang mengumpulkan penayangan tertinggi seperti melodrama yang disutradarai oleh Shahrul Ezad Mohammedin ''Kerana Cintaku Saerah'' bersama Benjy dan Noorkhiriah Ahmad Shapie, drama ini berkisah tentang agama dan saudara baru ''Abadi Sebuah Cinta'' bersama Faizal Hussein, Janet Khoo dan Rosyam Nor, juga sebuah drama tentang kesetaraan gender yang disutradarai oleh Aziz M. Osman yang berjudul ''
Tak lagi sekadar wajah presenter TV layar perak/kaca, Umie kini diberi peran penting dalam karir aktingnya. Pada tahun 2009 ia muncul kembali di panggung teater saat memerankan Che Aminah Mohammad, ibu angkat dari gadis yang memicu revolusi Islam di Nusantara, Natrah (Nadia Bertough) dalam pementasan ''Natrah'' yang disutradarai oleh Eirma Fatima di Istana Budaya . Mendapat banyak pujian dari para kritikus, teater ini juga dibintangi oleh bintang-bintang besar seperti [[Maya Karin]],
Setelah menikah di tahun 2010, ruang lingkup keterlibatan Umie di dunia akting juga terfokus pada usahanya untuk menghidupkan karakter yang kompleks dan itu diproyeksikan dalam penampilan hebatnya melalui beberapa drama televisi seperti ''Bukan Bidadari'' (Aziz M. Osman) di mana Ia mendapat pujian ketika memerankan karakter seorang wanita yang mengalami kebingungan identitas setelah putus dengan suaminya. Lewat drama Masyitah yang masuk nominasi Screen Award 2010, ia diberi peran sebagai ibu yang mengurus anak autis. Pada tahun 2010, drama ''Airmata Nur Salina'' yang tayang bersamaan dengan Aidilfitri di TV3 mencapai 3,2 juta penonton saat Umie bekerja sama dengan aktor muda Remy Ishak untuk menghidupkan karakter Salina, seorang istri yang digantung setelah divonis bersalah. membunuh suaminya sendiri. Drama tersebut juga dibuat menjadi sekuel yang berjudul ''Karma Salina'' dimana Umie tampil sebagai bintang tamu.
Pada tahun 2011 Umie tampil memerankan Lang, ibunda pendiri kerajaan Melayu [[Langkasuka]] dalam film epik terbaik sutradara [[Yusry bin Abdul Halim|Yusry Abdul Halim]] berjudul ''[[The Malay Chronicles: Bloodlines|Hikayat Merong Mahawangsa]]''. Meski tampil dalam adegan remake, akting Umie dianggap sebagai salah satu faktor yang menarik bagi film yang mengumpulkan RM 6,8 juta ini saat diputar di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Film ini kemudian diputar dan didistribusikan di 13 negara di seluruh dunia. Ia kemudian kembali bekerja dengan Kabir Bhatia sebagai pemeran utama dalam film epik pendudukan Jepang berjudul ''[[Sembunyi: Amukan Azazil]]'' bersama [[Diana Danielle]] dan
Screen Awards 2011 melihat Umie menduduki puncak kategori Aktris Terbaik (Drama) melalui drama ''Airmata Nur Salina'' mengalahkan penampilan hebat Erra dalam drama Sanggul Beracun. Ini adalah kemenangan kategori yang sama untuk ketiga kalinya di ASK. Menyusul pada tahun 2012, Umie memperlambat radar seninya ketika ia hanya fokus pada serial drama ''Waris'' yang merupakan lanjutan dari drama ''Kekasihku Seru'' yang diputar pada tahun 2008. Artinya, Umie kembali menjelma menjadi karakter Mas Suri di layar kaca. Pada tahun 2011, Umie bersama dengan sesama seniman seperti Ziela Jalil dan Erra Fazira mendirikan perusahaan produksi teater Frensis Sdn Bhd dimana mereka memproduksi teater skala besar seperti ''Badai Semalam'' (2011) dan ''Bahayanya Wanita'' (2012). Selain itu, ia juga tak lupa tampil di beberapa sinetron seperti Red Shoes (2012), I'm Not an Angel (2013), ''Hajar and Sarah'' (2013) serta sinetron ''Mana Hilangnya Juwita'' (2012) dan Ummi. (2013). Lewat drama Sepatu Merah dan Aku Bukan Malaikat (keduanya disutradarai oleh
Sebagai catatan, sebutan untuk Umie Aida adalah Datin Umie Aida dan bukan Datin Paduka Umie Aida seperti yang sering diberitakan media. Gelar Datin Paduka adalah gelar yang dianugerahkan oleh DYMM Sultan Selangor untuk wanita (misalnya: Datin Paduka Shuhaimi Baba) sedangkan Datuk Paduka adalah untuk individu pria. Karena Umie meminjam gelar suaminya, Datuk Paduka, gelar untuk Umie tidak bisa disebut Datin Paduka, melainkan Datin saja kecuali Umie menerima gelar kehormatan dari Sultan Selangor yang menyandang gelar Datin Paduka.
|