Kebuddhaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib) Menghapus pengalihan ke Buddhabhāva Tag: Menghapus pengalihan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Pengetik-AM (bicara | kontrib) Definisi dan referensi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 8:
Tujuan dari jalan bodhisattva Mahayana adalah Kebuddhaan yang sempurna, sehingga seseorang dapat memberi manfaat bagi semua makhluk dengan mengajari mereka jalan lenyapnya ''dukkha''.<ref name="gethin1998p224">{{cite book |last=Gethin|first=Rupert |title = The foundations of Buddhism |year=1998|publisher=Oxford University Press|location=Oxford [England]|isbn=0-19-289223-1|pages=[https://archive.org/details/foundationsofbud00rupe/page/224 224–234] |edition=1st publ. paperback |url = https://archive.org/details/foundationsofbud00rupe/page/224 }}</ref> Teori Mahayana mengontraskan hal ini dengan tujuan jalan Theravada, di mana tujuan yang paling umum adalah kearahan individu<ref name="gethin1998p224" /> dengan mengikuti dhamma; ajaran Buddha tertinggi.
== Definisi ==
{{Buddhisme}}
Kebuddhaan adalah keadaan makhluk yang terbangun, yang, setelah menemukan jalan lenyapnya dukkha<ref>{{cite book|last1=Gethin|first1=Rupert|title=The foundations of Buddhism|date=1998|publisher=Oxford University Press|location=Oxford [England]|isbn=0-19-289223-1|page=[https://archive.org/details/foundationsofbud00rupe/page/32 32]|edition=1. publ. paperback|url=https://archive.org/details/foundationsofbud00rupe/page/32}}</ref> ("penderitaan", yang diciptakan oleh kemelekatan pada keinginan dan persepsi serta pemikiran yang menyimpang) berada dalam keadaan "Tidak Belajar lagi".<ref>{{cite book|author1=Damien Keown |author2=Charles S. Prebish |title=Encyclopedia of Buddhism |url=https://books.google.com/books?id=NFpcAgAAQBAJ |year=2013|publisher=Routledge |isbn=978-1-136-98588-1|page=90}}</ref><ref>{{cite book|author=Rinpoche Karma-raṅ-byuṅ-kun-khyab-phrin-las|title=The Dharma: That Illuminates All Beings Impartially Like the Light of the Sun and Moon|url=https://books.google.com/books?id=N4wVW91BLAYC |year=1986|publisher=State University of New York Press|isbn=978-0-88706-156-1|pages=32–33}}; Quote: "There are various ways of examining the Complete Path. For example, we can speak of Five Paths constituting its different levels: the Path of Accumulation, the Path of Application, the Path of Seeing, the Path of Meditation and the Path of No More Learning, or Buddhahood."</ref><ref>{{cite book|author1=Robert E. Buswell|author2=Robert M. Gimello|title=Paths to liberation: the Mārga and its transformations in Buddhist thought|url=https://books.google.com/books?id=hu0oIf0n87IC |year=1990|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-1253-9|page=204}}</ref>
Ada spektrum pendapat yang luas tentang universalitas dan metode pencapaian Kebuddhaan, tergantung pada ajaran Siddhartha Gautama yang ditekankan oleh sekolah Buddhis. Tingkat di mana manifestasi ini membutuhkan praktik pertapaan bervariasi dari tidak ada sama sekali hingga persyaratan mutlak, tergantung pada doktrin. Buddhisme Mahayana menekankan cita-cita bodhisattva untuk mencapai Kebuddhaan daripada pencerahan sebagai arhat.
Dalam Buddhisme Theravada, "Buddha" mengacu pada seseorang yang telah menjadi sadar melalui upaya dan wawasan mereka sendiri, tanpa seorang guru untuk menunjukkan dharma. Seorang samyaksambuddha menemukan kembali kebenaran dan jalan menuju pencerahan dan mengajarkannya kepada orang lain setelah kebangkitannya. Seorang pratyekabuddha juga mencapai Nirwana melalui usahanya sendiri, tetapi tidak mampu mengajarkan dharma kepada orang lain. Seorang arhat perlu mengikuti ajaran Buddha untuk mencapai Nirvana, tetapi juga dapat mengajarkan dharma setelah mencapai Nirwana.<ref name="Snelling, John 1987 Page 81">Snelling, John (1987), ''The Buddhist handbook. A Complete Guide to Buddhist Teaching and Practice''. London: Century Paperbacks. p. 81</ref> Dalam satu contoh istilah buddha juga digunakan dalam Theravada untuk merujuk pada semua yang mencapai Nirwana, menggunakan istilah Sāvakabuddha untuk menunjuk seorang arhat, seseorang yang bergantung pada ajaran Buddha untuk mencapai Nirwana.<ref name="autogenerated1">''Udana Commentary''. Translation Peter Masefield, volume I, 1994. Pali Text Society. p. 94.</ref> Dalam pengertian yang lebih luas ini setara dengan arhat.
Doktrin Tathagatagarba dan sifat-Buddha dari Buddhisme Mahayana menganggap Kebuddhaan sebagai sifat universal dan bawaan dari kebijaksanaan mutlak. Kebijaksanaan ini terungkap dalam kehidupan seseorang saat ini melalui praktik Buddhis, tanpa pelepasan kesenangan atau "keinginan duniawi".
Umat Buddhis tidak menganggap Siddhartha Gautama sebagai satu-satunya Buddha. Kanon Pāli merujuk pada banyak kitab sebelumnya (lihat daftar nama Buddha), sedangkan tradisi Mahayana juga memiliki banyak Buddha yang berasal dari surga (lihat Amitābha atau Vairocana sebagai contoh. Untuk daftar ribuan nama Buddha, lihat ''Taishō Tripiṭaka'' nomor 439–448).
== Referensi ==
{{reflist}}
|