Buddhabhāva: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 113:
 
Akan tetapi, sutra-sutra Mahayana tertentu (seperti [[Nirvana Sutra]] dan [[Lotus Sutra]]) dan khususnya tantra tertentu sebagaimana diungkapkan oleh [[Kunjed Gyalpo Tantra]] akan pandangan mengenai sang Buddha sebagai yang ada di mana-mana, mengetahui segalanya, inti yang membebaskan dan kebenaran yang tidak mati akan seluruh mahluk, dan oleh karenanya, sampai jangkauan tertentu, perwujudan sang Buddha ini mendekatkan ke konsep pantheistik akan ketuhanan, akan tetapi hal ini berbeda dengan yang ada dalam tradisi Mahayana, siapapun dapa tmenjadi seorang Buddha, sebagaimana dibandingkan kepada agama-agama theistik pada umumnya yang mana biasanya dianggap tidak mungkin untuk menjadi seorang tuhan atau Tuhan. Juga, [[Agama Buddha di Indonesia|umat Buddha di Indonesia]] menyatakan kepercayaannya akan Tuhan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
 
== Penggambaran Buddha dalam seni ==
{{main|Buddharupa}}
[[Berkas:ShwedagonIMG 7662.JPG|jmpl|Patung Buddha di [[Swedagon Paya]]]]
[[Berkas:Thanthimale Recline Buddha.JPG|jmpl|Patung Buddha Berbaring di [[Sri Lanka]]]]
 
Para Buddha sering kali digambarkan dalam bentuk patung-patung dan lukisan. Bentuk yang sering kali ditemui termasuk:
* Buddha yang Duduk
* Buddha yang Berbaring
* Buddha yang Berdiri
* ''Hotei'' atau ''[[Budai]]'', Buddha Tertawa yang gemuk, biasanya ditemukan di [[Tiongkok]] (tokoh ini dipercaya sebagai penjelmaan bhikkhu Tiongkok abad pertengahan yang berhubungan dengan [[Maitreya]], Buddha masa datang, dan secara teknis bukan merupakan penggambaran Buddha.)
* Buddha yang tampak kurus, penggambaran Siddharta Gautama semasa pelaksanaan tapa keras dengan menahan lapar.
 
=== Penandaan ===
Penggambaran Buddha yang paling umum memiliki beberapa ''tanda'' yang pasti, hal yang dianggap sebagai tanda pencerahannya. Tanda-tanda ini beragam berdasarkan wilayah, tetapi dua hal yang umum adalah:
* sebuan jendulan di atas kepala (menggambarkan ketajaman mental yang agung)
* cuping telinga yang panjang (menggambarkan wawasan yang agung)
 
Di dalam [[Kanon Pali]] sering kali dikatakan mengenai sebuah daftar [[Tigapuluh-dua tanda sang Buddha|32 tanda fisik sang Buddha]].
 
=== Isyarat tangan ===
Posisi dan isyarat tangan dari patung-patung ini, secara berurutan dikenal sebagan [[asana]] dan [[mudra]], memberikan arti keseluruhan yang berarti. Popularitas dari bentuk mudra atau asana cenderung berdasarkan wilayah tertentu, seperti untuk mudra ''[[Vajra]]'' (atau ''Chi Ken-in''), yang terkenal di [[Jepang]] dan [[Ukiran Buddhis Korea|Korea]] tetapi jarang sekali terlihat di [[India]]. Lainnya lebih umum; contoh, mudra ''Varada'' (Pengabulan Keinginan)yang sering kali terdapat pada patung Buddha yang berdiri, terlebih ketika dipasangkan dengan mudra ''Abhaya'' (Ketidaktakutan dan Perlindungan).