Ānanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Catatan: Menyampaikan ajaran
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 79:
[[Berkas:唐 彩繪石雕阿難陀像(石灰岩)-Monk, probably Ananda (Anantuo) MET DP170269.jpg|thumb|Patung batu kapur Ānanda di Tiongkok abad ke-8|alt=Patung biksu batu kapur berwarna memegang benda tak dikenal|upright]]
 
Dalam peran sebagai mediator antara Buddha dan umat awam, Ānanda terkadang memberikan saran kepada Sang Buddha untuk perubahan dalam disiplin monastik.{{sfn |Findly |2003 |pp=379{{en dash}}80}} Yang paling penting, teks-teks awal menghubungkan penyertaan wanita dalam ''[[saṅgha]]'' awal (ordo monastik) dengan Ānanda.<ref>{{cite web |last1=Violatti |first1=Cristian |title=Siddhartha Gautama |url=https://www.worldhistory.org/Siddhartha_Gautama/ |archive-url=https://web.archive.org/web/20140825002210/http://www.ancient.eu/Siddhartha_Gautama |archive-date=25 August 2014 |url-status=live |website=World History Encyclopedia |access-date=29 August 2018 |date=9 December 2013 |df=dmy-all }}</ref> Lima belas tahun setelah pencerahan Sang Buddha, ibu angkatnya Mahāpajāpatī datang menemuinya untuk memintanya ditahbiskan sebagai ''bhikkhunī'' Buddhis pertama. Awalnya, Sang Buddha menolak ini. Lima tahun kemudian, Mahāpajāpatī datang untuk meminta Sang Buddha lagi, kali ini dengan pengikut wanita Sākiya lainnya, termasuk mantan istri Sang Buddha, [[Yasodharā]] ({{lang-sa|Yaśodarā|link=no}}). Mereka telah berjalan 500 km, tampak kotor, lelah dan tertekan, dan Ānanda merasa kasihan pada mereka. Oleh karena itu Ānanda mengkonfirmasi dengan Sang Buddha apakah wanita bisa menjadi tercerahkan juga. Meskipun Sang Buddha mengakui hal ini, Beliau belum mengizinkan para wanita Sākiya untuk ditahbiskan. Ānanda kemudian berdiskusi dengan Sang Buddha bagaimana Mahāpajāpatī merawatnya selama masa kecilnya, setelah kematian [[Maya (ibu Buddha)|ibu kandungnya]].{{sfn |Ambros |2016 |page=241}}{{sfn |Ohnuma |2006 |page=862}} Ānanda juga menyebutkan bahwa para Buddha sebelumnya juga telah menahbiskan ''bhikkhunī''.{{sfn |Ohnuma |2006 |pp=872{{en dash}}3}} Pada akhirnya, Sang Buddha mengizinkan wanita Sākiya untuk ditahbiskan, menjadi awal dari ordo ''bhikkhunī''.{{sfn |Ambros |2016 |page=241}} Ānanda menyuruh Mahāpajāpatī ditahbiskan dengan menerima seperangkat aturan, yang ditetapkan oleh Sang Buddha. Ini kemudian dikenal sebagai ''[[Delapan Garudhamma|garudhamma]]'', dan mereka menggambarkan hubungan subordinat dari komunitas ''bhikkhunī'' dengan ''[[bikkhu]]'' atau biksu.{{sfn |Hinüber |2007 |pages=230{{en dash}}1}}{{sfn |Ohnuma |2006 |page=862}} Cendekiawan kepercayaan-kepercayaan Asia Reiko Ohnuma berpendapat bahwa hutang Sang Buddha terhadap ibu angkatnya Mahāpajāpatī mungkin menjadi alasan utama untuk konsesinya sehubungan dengan pembentukan ordo ''bhikkhunī''.{{sfn |Ohnuma |2006 |p=871}}
 
Banyak cendekiawan menafsirkan kisah ini berarti bahwa Sang Buddha enggan mengizinkan wanita untuk ditahbiskan, dan bahwa Ānanda berhasil membujuk Sang Buddha untuk mengubah pikirannya. Misalnya, Indolog dan penerjemah [[I.B. Horner]] menulis bahwa "ini adalah satu-satunya contoh [Buddha]-nya terlalu dibujuk dalam argumen".{{sfn |Ohnuma |2006 |p=865}} Namun, beberapa sarjana menafsirkan penolakan awal Sang Buddha lebih sebagai ujian tekad, mengikuti pola yang tersebar luas dalam [[Kanon Pāli]] dan dalam prosedur monastik yang mengulangi permintaan tiga kali sebelum penerimaan akhir.<ref name="Krey" />{{sfn |Ohnuma |2006 |page=865 n.9}} Beberapa juga berpendapat bahwa Buddha diyakini oleh umat Buddha sebagai [[Kemahatahuan|mahatahu]], dan karena itu tidak mungkin digambarkan berubah pikiran. Cendekiawan lain berpendapat bahwa bagian-bagian lain dalam teks-teks menunjukkan bahwa Sang Buddha selama ini bermaksud untuk mendirikan suatu tatanan ''bhikkhunī''.{{sfn |Ohnuma |2006 |page=865}} Bagaimanapun, selama penerimaan wanita ke dalam ordo monastik, Sang Buddha memberi tahu Ānanda bahwa [[Ajaran Sang Buddha]] akan bertahan lebih pendek karena hal ini.<ref>{{cite encyclopedia |last1=Jerryson |first1=Michael |editor1-last=Juergensmeier |editor1-first=Mark |editor2-last=Kitts |editor2-first=Margo |editor3-last=Jerryson |editor3-first=Michael |encyclopedia=The Oxford Handbook of Religion and Violence |publisher=Oxford University Press |title=Buddhist Traditions and Violence |isbn=978-0-19-975999-6|year=2013 }}</ref>{{sfn |Hinüber |2007 |pages=230{{en dash}}1}} Pada saat itu, ordo monastik Buddhis terdiri dari laki-laki selibat yang berkeliaran, tanpa banyak institusi monastik. Membiarkan wanita untuk bergabung dengan kehidupan selibat Buddhis mungkin telah menyebabkan pertikaian, serta godaan di antara kedua jenis.{{sfn |Powers |2007 |page=53}} Namun, ''garudhamma'' dimaksudkan untuk memperbaiki masalah ini, dan mencegah dispensasi dibatasi.<ref>{{cite journal |journal=Journal of Buddhist Studies, Chulalongkorn University |volume=16 |issue=3 |year=2009 |script-title=th:ปัญหาการตีความพระพุทธตำรัสต่อพระอานนท์หลังการบวชของพระนางมหาปชาบดีโคตมี |language=th |trans-title=Problems in Interpreting the Buddha's Words to Ven. Ānanda after Ven. Mahāpajāpati Gotamī's Ordination |first=Krisana |last=Raksachom |url=http://www.cubs.chula.ac.th/images/journal_Thai/v16_3.pdf#page=88 |archive-url=https://www.webcitation.org/72quttCbc?url=http://www.cubs.chula.ac.th/images/journal_Thai/v16_3.pdf#page=88 |url-status=dead |archive-date=1 October 2018 |page=88 |access-date=22 September 2018 |df=dmy-all }}</ref>
 
[[Berkas:Chinese Bhiksuni Taiwan Vesak Festival.jpeg|upright|thumb |Teks-teks awal menghubungkan masuknya wanita dalam ordo monastik awal dengan Ānanda. |alt=Biarawati Taiwan|left ]]
Baris 87:
Ada beberapa perbedaan kronologis dalam catatan tradisional tentang pembentukan tatanan ''bhikkhunī''. Menurut tradisi tekstual Pāli dan Mahīśasaka, tarekat ''bhikkhunī'' didirikan lima tahun setelah pencerahan Sang Buddha, tetapi, menurut sebagian besar tradisi tekstual, Ānanda hanya menjadi pelayan dua puluh tahun setelah pencerahan Sang Buddha. Lebih jauh lagi, Mahāpajāpatī adalah ibu angkat Sang Buddha, dan karena itu pasti jauh lebih tua darinya. Namun, setelah ordo ''bhikkhunī'' didirikan, Mahāpajāpatī masih memiliki banyak audiensi dengan Sang Buddha, seperti yang dilaporkan dalam Pāli dan Teks Buddhis Awal Tionghoa. Karena alasan ini dan alasan lainnya, dapat disimpulkan bahwa pembentukan tatanan ''bhikkhunī'' sebenarnya terjadi ''awal'' dalam pelayanan Sang Buddha. Jika demikian halnya, peran Ānanda dalam membangun tatanan menjadi kurang mungkin. Oleh karena itu, beberapa sarjana menafsirkan nama-nama dalam catatan tersebut, seperti ''Ānanda'' dan ''Mahāpajāpatī'', sebagai simbol, mewakili kelompok daripada individu tertentu.<ref name="Krey">{{cite encyclopedia|last1=Krey |first1=Gisela |editor1-last=Mohr |editor1-first=Thea |editor2-last=Tsedroen |editor2-first=Jampa |encyclopedia=Dignity and Discipline: Reviving Full Ordination for Buddhist Nuns |date=2014 |publisher=Simon and Schuster |title=Some Remarks on the Status of Nuns and Laywomen in Early Buddhism |isbn=978-0-86171-830-6 |url=https://books.google.com/books?id=Qy8qAwAAQBAJ}}</ref>
 
Menurut teks, peran Ānanda dalam mendirikan ordo ''bhikkhunī'' membuatnya populer di komunitas ''bhikkhunī''. Ānanda sering mengajarkan ''bhikkhunī'',{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Ānanda}}{{sfn |Findly |2003 |p=384}} sering mendorong wanita untuk ditahbiskan, dan ketika dia dikritik oleh biksu [[Mahākassapa]], beberapa ''bhikkhunī'' mencoba membelanya.{{sfn |Ambros |2016 |page=209}}{{sfn |Hinüber |2007 |pages=233{{en dash}}4}} Menurut Indolog [[Oskar von Hinüber]], sikap nanda yang pro-''bhikkhunī'' mungkin menjadi alasan mengapa sering terjadi diskusi antara Ānanda dan Mahākassapa, akhirnya memimpin Mahākassapa untuk mendakwa Ānanda dengan beberapa pelanggaran selama Konsili Buddhis Pertama. Von Hinüber lebih lanjut berpendapat bahwa pembentukan tatanan ''bhikkhunī'' mungkin telah dimulai dengan baik oleh Ānanda {{em|setelah}} kematian Sang Buddha, dan pengenalan Mahāpajāpatī sebagai orang yang meminta untuk melakukannya hanyalah alat sastra untuk menghubungkan penahbisan wanita dengan pribadi Sang Buddha, melalui ibu angkatnya. Von Hinüber menyimpulkan ini berdasarkan beberapa pola dalam teks-teks awal, termasuk jarak yang tampak antara Sang Buddha dan ordo ''bhikkhunī'', dan seringnya diskusi dan perbedaan pendapat yang terjadi antara Ānanda dan Mahākassapa.{{sfn |Hinüber |2007 |pages=235{{en dash}}7}} Beberapa cendekiawan telah melihat manfaat dalam argumen von Hinüber sehubungan dengan pro dan anti faksi,<ref>{{cite journal |last=Ohnuma |first=Reiko |year= 2013 |title=Bad Nun: Thullanandā in Pāli Canonical and Commentarial Sources |journal=Journal of Buddhist Ethics |volume=20 |url=http://blogs.dickinson.edu/buddhistethics/files/2013/03/Ohnuma-Bad-Nun-Jan2013.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20181001213154/http://blogs.dickinson.edu/buddhistethics/files/2013/03/Ohnuma-Bad-Nun-Jan2013.pdf |archive-date=1 October 2018 |url-status=live |page=51}}</ref>{{sfn |Findly |1992 |pages=253{{en dash}}4}} tetapi pada tahun 2017, tidak ada bukti definitif yang ditemukan untuk teori pendirian tarekat ''bhikkhunī'' setelah kematian Sang Buddha.<ref>{{cite book |last1=Muldoon-Hules |first1=Karen |title=Brides of the Buddha: Nuns' Stories from the Avadanasataka |date=2017 |publisher=Lexington Books |isbn=978-1-4985-1146-9 |page=4 |url=https://books.google.com/books?id=SwglDwAAQBAJ}}</ref> Sarjana studi Buddhis [[Bhikkhu Anālayo]] telah menanggapi sebagian besar argumen von Hinuber, dengan menulis: "Selain membutuhkan terlalu banyak asumsi, hipotesis ini bertentangan dengan hampir 'semua bukti yang disimpan dalam teks bersama-sama'",{{refn |group=note |Anālayo cites von Hinüber with this phrase.}} berargumen bahwa disiplin monastiklah yang menciptakan jarak antara Sang Buddha dan para ''bhikkhunī'', dan meskipun demikian, ada banyak tempat dalam teks-teks awal di mana Sang Buddha berbicara langsung dengan ''bhikkhunī''.<ref>{{cite journal |last=Anālayo |first=Bhikkhu |year=2008 |title=Theories on the Foundation of the Nuns' Order: A Critical Evaluation |journal=Journal of the Centre for Buddhist Studies |volume=6 |url=https://www.buddhismuskunde.uni-hamburg.de/pdf/5-personen/analayo/theories-foundation.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20180911044941/https://www.buddhismuskunde.uni-hamburg.de/pdf/5-personen/analayo/theories-foundation.pdf |archive-date=11 September 2018 |url-status=live |page=125}}</ref>
 
=== Kematian Sang Buddha ===