Perang Besar Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pertempuran Jawura dan Bantar Jati: Memasukan referensi dari Darmawan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Pertempuran Jawura dan Bantar Jati: Memasukan referensi dari Jacobus
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 356:
 
Pada tahun 1810 Perancis di bawah pimpinan [[Napoleon Bonaparte]] melakukan aneksasi terhadap Belanda dan setelah kabar ini diterima oleh [[Herman Willem Daendels|Gubernur Jendral Herman Willem Daendels]], Gubernur Jendral kemudian melakukan pengibaran bendera Perancis<ref name=darmawan1>Darmawan, Joko. 2017. Sejarah Nasional “Ketika Nusantara Berbicara”. [[Sleman]] : Deepublish</ref>, hal ini kemudian diketahui oleh [[Thomas Stamford Raffles]] dan mengunjungi [[Lord Minto]] Gubernur Jendral Britania di India untuk mengusir Belanda dari Jawa dan hal tersebut disetujui oleh [[Lord Minto|Gubernur Jendral Britania untuk India - Lord Minto]]. Pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 2 Maret 1810, Sultan Kacirebonan I Muhammad Chaeruddin II<ref name="irianto2" /> yang dahulunya adalah Pangeran Raja Kanoman dipecat dari jabatannya oleh Belanda karena dianggap selalu menentang pemerintah Belanda,<ref>Rosidi, Ajip. Dkk. Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia dan Budaya (Termasuk Budaya Cirebon dan Betawi). [[Jakarta]]: Pustaka Jaya</ref> rakyat Cirebon pada masa itu dikatakan marah dengan keputusan yang diambil oleh Pemerintah Belanda dikarenakan sosok Sultan Kacirebonan dikenal sebagai pemimpin yang selalu berpihak kepada rakyat.<ref name="bochari" />
 
Pemecatan Sultan Cirebon I Muhammad Chaeruddin oleh Belanda sebagai ''Overseer'' (pengawas) mengakibatkan wilayah-wilayah yang seharusnya berada dalam pengelolaannya kemudian dibagi dua kepada Sultan Anom Imamuddin dan Sultan Sepuh Djoharuddin<ref>Meinsma, Johannes Jacobus. 1873. Geschiedenis van de Nederlandsche Oost-Indische bezittingen: I-II deel. [[Gravenhage]] : Joh Ijkema</ref>
 
Pada tanggal 22 Juli 1810, pasukan Bagus Rangin dapat mengalahkan pasukan Belanda yang dipimpin Pangeran Kusumahdinata IX dari Sumedang dekat wilayah [[Bantarjati, Kertajati, Majalengka|Bantarjati,]] sementara pasukan Bagus Rangin lainnya dibawah komando ''Ki Buyut'' Merat dan ''Ki Buyut'' Deisa dapat mematahkan pertahanan dari pasukan Belanda yang dipimpin oleh Raden Surialaga II, dengan keterbatasan persenjataan dan personil, pasukan Bagus Rangin kemudian terpaksa mundur, hal ini dimanfaatkan oleh pasukan Belanda untuk melawan balik dengan memblokade wilayah [[Jatitujuh, Majalengka|Jatitujuh,]] hal tersebut dilakukan untuk memutus hubungan antar kelompok pasukan Bagus Rangin sekaligus mempersempit ruang geraknya, Pangeran Kusumahdinata IX kemudian dapat membangun kekuatan pasukannya kembali dan memukul mundur pasukan Bagus Rangin hingga ke wilayah [[Panongan, Jatitujuh, Majalengka|Panongan]].<ref name="bochari" />