Soeharto: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Keluarga: Menambah gambar ibu
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Masa kecil dan pendidikan: Penambahan gambar tempat kelahiran
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 117:
 
== Masa kecil dan pendidikan ==
[[Berkas:Tempat Presiden Soeharto Lahir di Dusun Kemusuk Yogyakarta By Dany Hilmi Amrullah.jpg|jmpl|Lokasi Soeharto dilahirkan, Dusun Kemusuk, [[Yogyakarta]] pada tahun 1921.]]
 
Soeharto tidak seperti anak desa lainnya yang harus bekerja di sawah. Dalam usia yang sangat muda, ia disekolahkan oleh Kertosudiro.<ref name="soeharto" /> Tidak ada berita-berita mengenai masa Soeharto di [[Sekolah Rakyat]] (setingkat SD). Kesan Soeharto pada masa SD itu hanya pada ingatannya tentang kerbau-kerbaunya. Dunia Soeharto hanya berkutat pada penggembalaan kerbau, jauh dari cerita-cerita anak yang didapat dari buku-buku yang kerap dibaca anak-anak SD. Hal ini berbeda misalnya dengan cerita Soekarno sewaktu dia masih di SD yang banyak berkisah tentang masa sekolahnya dan apa yang dibacanya, begitu juga dengan Hatta dan Sjahrir yang sejak kecil sudah akrab dengan [[Karl May]] atau cerita dari novel-novel [[Charles Dickens]].<ref name="soeharto" />
 
Masa kecil Soeharto begitu banyak menyimpan banyak kenangan pahit saat masa kecil. Bukan hanya pahit, tapi juga menyakitkan hatinya. Seperti yang dialaminya saat SD, Soeharto kerap menjadi korban perundungan dari kawan-kawannya. Kelak, walau sudah berpuluh-puluh tahun perundungan itu masih terekam dikepalanya. Seperti, ejekan ''"Den Bagus tahi mabul! Den Bagus tahi mabul"'' dan ''"Harto sirah gede!"''. Hal tersebut membuat Soeharto kecil dikenal sebagai siswa yang sangat pendiam dan tertutup, bahkan paling pendiam diantara kawan-kawan sekolahnya pada kala itu. Selain dengan kawan-kawannya, kenangan menyakitkan juga ia alami dengan buyutnya, Mbah Notosudiro yang memperlakukan Soeharto kecil berbeda dari saudara-saudaranya yang lain. Kenangan pahit dan menyakitkan yang dialami Soeharto kecil, membuatnya bertekad keras untuk menjadi orang yang kaya dan berkedudukan tinggi dikemudian hari. <ref name="Jejak Masa Kecil Soeharto Bocah Bertelanjang Dada Yang Sampai Ke Istana">https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/06/08/jejak-masa-kecil-soeharto-bocah-bertelanjang-dada-yang-sampai-ke-istana</ref>
 
Ketika semakin besar, Soeharto tinggal bersama kakeknya, Mbah Atmosudiro, ayah dari ibunya. Soeharto sekolah ketika berusia delapan tahun, tetapi sering berpindah. Semula disekolahkan di Sekolah Dasar (SD) di Desa Puluhan, Godean. Lalu, pindah ke SD Pedes (Yogyakarta) lantaran ibu dan ayah tirinya, Pramono, pindah rumah ke Kemusuk Kidul. Kertosudiro kemudian memindahkan Soeharto ke Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Soeharto dititipkan di rumah bibinya yang menikah dengan seorang mantri tani bernama Prawirowihardjo. Soeharto diterima sebagai putra paling tua dan diperlakukan sama dengan putra-putri Prawirowihardjo. Soeharto kemudian disekolahkan dan menekuni semua pelajaran, terutama berhitung. Dia juga mendapat pendidikan agama yang cukup kuat dari keluarga bibinya.