Prasasti Hujung Langit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Analisis Introduksi: link |
→Analisis Introduksi: Melengkapi nama tokoh |
||
Baris 13:
== Analisis Introduksi==
Terdapat tulisan 17 baris dbersama goresan membentuk pisau belati, Pisau belati tersebut digambarkan terhunus dengan mata belati menghadap ke arah Timur. Penetapan suatu daerah menjadi sima tentunya dengan alasan bahwa di tempat tersebut terdapat suatu bangunan suci, Hal ini mengindikasikan sesuatu peristiwa penting terjadi disana, ''Parameswara Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa'' ialah Raja di Hara Kuning [[Abad ke-9]] hingga mendekati [[Abad ke-13]] kemudian ditaklukkan oleh orang-orang saleh dengan '''[[Bahasa Melayu]]''' Kuno ''Sidang Saleh'', pengembangan Islam meningkat setelah ''Sultan
Didalam Prasasti Hujung Langit ini tertulis pula pejabat yang mengiringi dalam penetapan sima yaitu Hulun Haji yang melayani Raja, Juru Pajak, Pamngat Juru Ruhanan (Pengawas para pejabat), Pramukha Kabayan, Juru redap, Juru Pajabat (Petugas yang menyambut Raja), Juru Samya (orang yang berkuasa pada derajat yang lebih rendah (desa)), Juru natalan (Juru tulis), Juru Mabwan (Pejabat menangani tenaga kerja), dan Rama (pejabat tingkat banwa), Tersebut di Prasasti Telaga Batu Sumatra yang diperkirakan berasal dari tahun 686 Masehi tiga kategori Pangeran yaitu: Yuwaraja (Putra Mahkota), Pratiyuwaraja (Putra Mahkota ke dua), dan Raja kumara (Putra mahkota lainnya) ([[Johannes Gijsbertus de Casparis]], 1956: hal 17; 1976: hal 69; Kulke, 1991: hal 9).Raja muda ini sebelum menjadi Raja yang berkuasa penuh diberi kedudukan sebagai raja disuatu daerah atau wilayah (Soemadio (ed), 1993: hal 410<ref name="Profil"/><ref name ="kemdikbud"/>.
|