Prasasti Hujung Langit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Analisis Introduksi: Melengkapi nama tokoh
Baris 13:
 
== Analisis Introduksi==
Terdapat tulisan 17 baris dbersama goresan membentuk pisau belati, Pisau belati tersebut digambarkan terhunus dengan mata belati menghadap ke arah Timur. Penetapan suatu daerah menjadi sima tentunya dengan alasan bahwa di tempat tersebut terdapat suatu bangunan suci, Hal ini mengindikasikan sesuatu peristiwa penting terjadi disana, ''Parameswara Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa'' ialah Raja di Hara Kuning [[Abad ke-9]] hingga mendekati [[Abad ke-13]] kemudian ditaklukkan oleh orang-orang saleh dengan '''[[Bahasa Melayu]]''' Kuno ''Sidang Saleh'', pengembangan Islam meningkat setelah ''Sultan [[Parameswara]] Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa'' memeluk agama tersebut, pada jaman itu sidang saleh ahli kelompok orang-orang saleh, sidang saleh ini khusus nenunjukkan '''4 [[khalifah]] Sakala Brak''' di tahun [[1289]] Masehi, [[Malaka]] adalah pusat komersial penting jaman ini menarik perdagangan dari seluruh wilayah, tahun setelah [[Penjarahan Amorion]] yang dilancarkan oleh [[Kekhalifahan Abbasiyah]] pada pertengahan Agustus 838 yang merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah [[Peperangan Arab-Bizantium]], Kepaksian Sakala Brak kuno ditaklukkan kemudian berdirilah kerajaan [[Islam]], Se-zaman dengan Jaman keemasan [[peradaban islam]] dengan salah satu tokoh insinyur Sipil dengan sebutan sekarang [[teknik sipil]] Al-Farghani dengan nama lengkap Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir Al-Farghani dari abad ke-9 M Al-Farghani mampu menetapkan diameter bumi sejauh 6.500 mil serta menetapkan diameter planet-planet, di [[Abad ke-12]] Masehi mendirikan menara masjid tertinggi qutub minar dengan tingginya mencapai 72 meter dibuktikan dengan beliau mengeluarkan buku/kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum dan juga ada Al-jazari sebagai tokoh insinyur sipil terkemuka dari abad ke-13 Masehi dibuktikan dengan pembangunan bendungan jembatan pertama di Dezful, Iran yang mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat di kota itu, sedangkan lampu penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam khususnya di [[Cordoba]], Kepaksian didalam konotasi istilah sekarang adalah [[Kerajaan]]<ref name="Profil">https://drive.google.com/drive/my-drive</ref><ref>https://cahayaagung.id/2022/01/26/prasasti-hujung-langit-lampung-barat/</ref>.
 
Didalam Prasasti Hujung Langit ini tertulis pula pejabat yang mengiringi dalam penetapan sima yaitu Hulun Haji yang melayani Raja, Juru Pajak, Pamngat Juru Ruhanan (Pengawas para pejabat), Pramukha Kabayan, Juru redap, Juru Pajabat (Petugas yang menyambut Raja), Juru Samya (orang yang berkuasa pada derajat yang lebih rendah (desa)), Juru natalan (Juru tulis), Juru Mabwan (Pejabat menangani tenaga kerja), dan Rama (pejabat tingkat banwa), Tersebut di Prasasti Telaga Batu Sumatra yang diperkirakan berasal dari tahun 686 Masehi tiga kategori Pangeran yaitu: Yuwaraja (Putra Mahkota), Pratiyuwaraja (Putra Mahkota ke dua), dan Raja kumara (Putra mahkota lainnya) ([[Johannes Gijsbertus de Casparis]], 1956: hal 17; 1976: hal 69; Kulke, 1991: hal 9).Raja muda ini sebelum menjadi Raja yang berkuasa penuh diberi kedudukan sebagai raja disuatu daerah atau wilayah (Soemadio (ed), 1993: hal 410<ref name="Profil"/><ref name ="kemdikbud"/>.